Gaya Bahasa Perbandingan Gaya BahasaMajas

m. Perifrasis: penggunaan kata atau kelompok kata untuk menjelaskan sebuah kataistilah. Kapal pesiar itu bergerak perlahan-lahan. n. Simbolik: penggunaan kata yang menyatakan simbol atas sesuatu. Warna putih lambang kesucian. o. Antropomorfomisme: penggunaan istilah yang berhubungan dengan manusia. Pedagang kaki lima dilarang berjualan di halte. p. Aptronim: penggunaan julukan sesuai dengan profesinya. Kakak jadi jaksa, sehingga kakak dipanggil Jaksa Anton q. Sinestesia: pernyataan dengan menggunakan kata yang berhubungan dengan indera, padahal yang dimaksud adalah untuk indera lainnya. Enak gadis itu dipandang. r. Hipokorisme: penggunaan panggilan julukan seseorang yang menandakan keakraban. Adik lelakiku dipanggil Tole. s. Dipersonifikasi: pengungkapan seolah manusia merupakan benda mati atau mahluk selain manusia. Kamulah nahkodaku. t. Disfemisme: gaya bahasa perbandingan yang menyatakan hal tabu, dipasangkandibandingkan dengan pengungkapan yang halus. Maaf ya, ibumu germo. u. Fabel: menyeolahkan perbuatan binatang seolah diperbuat manusia. Harimau marah setelah ditipu kancil. v. Parabel: gaya bahasa yang didalamnya terdapat hikmah atau makna tersembunyi sebagai nilai-nilai. Cerita tentang orang suci, nabi, wali dalam Injil w. Eponim: nama tempat sebagai pranata. Orde Lama berlangsung pada rezim Soekarno.

2. Gaya Bahasa Penegasan

Gaya penyajian bahasa dengan sedemikian cara untuk mempertegas makna yang terdapat didalamnya. a. Pleonasme: penegasan dengan kata tambahan makna sama, kata yang berbeda secara berlebihan atau tidak diperlukan. Turunlah ke bawah dengan hati-hati b. Repetisi: penegasan dengan penggunaan pengulangan kata atau kelompok kata. Selamat jalan sayangku, selamat bekerja kekasihku c. Paralelisme: penegasan dengan menggunakan kata atau kelompok kata yang sejajar. i. Anafora: penegasan dengan pengulangan kata pada awal tiap potongan bagian kalimat. Engkau pujaanku, engkau pelitaku, engkau harapanku ii. Epipora: penegasan dengan pengulangan kata pada akhir tiap potongan bagian kalimat. Jika ayah mau, ibu mau, maka aku pun mau. d. Tautologi: penegasan dengan pengulangan kata, kelompok kata atau sinonimnya. Sekali kukatakan tidak, ya tidak. e. Klimaks: penegasan dengan penyebutan beberapa hal yang berurut dari rendah ke tinggi. Senyummu membuat diriku terdiam, membisu, terpaku. f. Anti-klimaks: penegasan dengan penyebutan beberapa halyang berurut dari tinggi ke rendah. Presiden,wakil presiden dan menteri sedang menjenguk pengungsi . g. Retoris: penegasan dengan kalimat berisi pertanyaan yang tak perlu dijawab karena dimaksudkan untuk pernyataan. Mana mungkin orang yang meninggal dunia lalu hidup lagi?. h. Koreksio: penegasan yang diungkapkan melalui koreksi kata yang terdapat dalam sebuah kalimat. Mari berlari..eh..maaf, berdiri. i. Sindenton: penegasan yang berusaha menjelaskan beberapa hal secara berturut-turut dengan menggunakan kata hubung konjungsi. i. Asindenton: menjelaskan beberapa hal tanpa kata penghubung. Kemeja, sepatu, kaos kaki ini dibeli di toko sebelah. ii. Polisindenton: penjelasan beberapa hal sederajat dengan menggunakan kata hubung berulangkali. Dengan kamu, dengan Anda, dengan kalian, kami bisa. j. Interupsi: penggunaan kata untuk penjelasan sebagai keteranganyang disispkan dalam suatu kalimat. Tiba-tiba ia – suami itu- direbut oleh perempuan lain. k. Praterio: gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan maksud yang sebenarnya agar ditebak oleh penerima memberi efek penasaran. Bahwa saya tahu kejadian kemarin, tidak perlu saya ceritakan. l. Enumerasio: gaya bahasa yang menyebut beberapa bagian saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan. Angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi. m. Inversi: penegasan dengan menggunakan kalimat yang tersusun terbalik kata sifat mendahului objek. Indah benar pemandangannya. n. Elipsis: penegasan dengan penggunaan kalimat yang tidak lengkap. Diam o. Eksklamasio: penegasan dengan penggunaan tanda baca seru . Awas,anjing galak. p. Apofasis: penegasan dengan cara seolah menyangkal hal tersebut. Saya tidak mau mengungkapkan dalam acara ini bahwa Asnda curang. q. Pararima: Pengulangan dengan mengulang kata, namun mengubah bunyi huruf vokalnya. Kamu jangan mondar- mandir.