a. Medan Wacana
Medan wacana yang terdapat dalam teks membahas mengenai sebuah pernyataan pelibat atas hasil pengalaman pribadinya mengenai
pergerakan masyarakat muslim yang berorientasi pada masadepan. Secara keseluruhan, bahasan mengenai usaha kebangkitan muslim ini terdapat
pada halaman 143-170. Di dunia ini kita semua manusia hidup dalam tiga dimensi waktu,
yaitu: masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Pengalaman pada masa yang lalu harus dijadikan pelajaran untuk menentukan sikap
dalammasa sekarang
dan sekaligus
untuk merencanakan
dan mempersiapkan diri menghadapi masa yang akan datang, agar dapat
meraih kehidupan di masa depan yang lebih baik. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman melalui surat Ar-Ra’du ayat 11:
Artinya: Baginya manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran para malaikat yang bertugas mengawasinya di muka di hadapannya dan di belakangnya dari belakangnya mereka menjaganya
atas perintah Allah berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin dan makhluk-makhluk yang lainnya. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan sesuatu kaum artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat- Nya sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri dari keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum yakni
menimpakan azab maka tak ada yang dapat menolaknya dari siksaan- siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya
dan sekali-kali tak ada bagi mereka bagi orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah selain Dia selain Allah sendiri
seorang penolong pun yang dapat mencegah datangnya azab Allah terhadap mereka. Q.S Ar-Ra’du:11
Dalam teks, pelibat mengutarakan pengalaman yang menyatakan secara jelas bahwa ras yang berbagai macam dan berbeda-beda merupakan
setara di hadapan Tuhan. Secara reliji, agama pelibat yang merupakan Islam tentunya memiliki peran dalam membentuk pemahaman dan ucapan
yang bermakna seperti dalam kalimat teks tersebut. Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri agar kehidupan kita
di dunia yang fana ini dapat menjadi sarana untuk mencapai kehidupan dengan kebahagiaan hidup di akhirat yang kekal dan abadi, selama
berpegang pada agama Allah. Masa depan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
siapapun, tidak terkecuali umat Islam. Tentunya membentuk suatu masa depan yang indah adalah cita-cita yang ingin dicapai. Namun sayangnya,
menurut Ziauddin Sardar, dengan memperhatikan kondisi saat ini, perkembangan masa depan umat Islam masih tetap akan dalam kondisi
buruk. Hal ini beliau ungkapkan dalam wawancara.
“Grim. The trends and trajectories suggest that the Muslim people will remain at the bottom of the pile. Given the violence and strife in Muslim
societies, the future will be fragmented. China, India, Brazil – have all developed and are making progress.Muslim societis aretoodeeply
sntrenced in dictatorship and violence to make any progress.”
6
Suram. Kecenderungan dan lintasan menunjukkan bahwa orang-orang Muslim akan tetap berada dibawah tumpukan. Mengingat kekerasan dan
perselisihan dalam masyarakat muslim, masa depan akan terpecah-pecah. China, India, Brazil – membuat perkembangan di segala sisi dan
membuat kemajuan. Masyarakat muslim terlalu mengakar kuat dalam kediktatortan dan kekerasan untuk membuat kemajuan apapun.
6
Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam for Beginners pada 15 Juli 2014.