Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

kita terhadap Islam 5 . Walau banyak pengetahuan dari para ilmuwan Islam yang dicuri dan dibakar, namun para muslimin tetap berusaha menyebarkan ilmu dengan sistem komunikasi massa Islam. Peradaban umat Islam dalam kaitannya dengan perkembangan komunikasi telah mencatatkan sejarah yang cukup menakjubkan. Komunikasi merupakan proses yang terus-menerus dan timbal balik dengan berbagai pihak yang terlibat, sehingga menciptakan arti. Maka dari itu komunikasi didedifiniskan sebagai proses menciptakan persamaan arti 6 . Sementara itu, komunikasi massa merupakan proses menciptakan kesamaan arti antara media massa dengan khalayak mereka 7 . Melalui komunikasi massa, masyarakat dapat menyebarluaskan pendapatnya dalam merepresentasikan suatu hal. Tak pelak bahwa seorang penganut agama yang kepercayaannya telah dicitrakan sedemikian buruk, akan mencoba dan berusaha untuk memberi citra positif dalam merepresentasikan agamanya melalui media massa. Hal ini dapat pula sekaligus dilakukannya penyebaran agama, yang dalam kebudayaan Islam disebut sebagai ‘dakwah’. Adanya aktifitas komunikasi memungkinkan terlaksananya kegiatan dakwah, begitupula dengan melakukan kegiatan dakwah maka terlaksana pula tugas-tugas komunikasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan 5 Husein Al-Habsyi, Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Islam Jakarta: As-Sajjad, 1991, h.2. 6 Stanley J. Baran, Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture Jakarta: Salemba Humanika, 2011, h.5. 7 Baran, Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture, h.7. bahwa hubungan komunikasi dan dakwah merupakan hubungan kausal, yang artinya makin sering dilakukan komunikasi maka makin mantap pula dakwahnya. 8 Melajunya perkembangan zaman tentunya juga memacu tingkat kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi, termasuk didalamnya kegiatan komunikasi dakwah sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan 9 , yang bersaing dengan munculnya isu- isu negatif dari kaum orientalis yang tidak menyukai perkembangan agama Islam. Menghadapi era global sekarang ini, metode dakwah bit at-Tadwin dakwah melalui tulisan sangat efektif. Metode ini dapat diterapkan dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, memposting artikel bernuansa dakwah di internet, koran, dan sejenisnya. Tidak hanya mubaligh, namun masyarakat juga dapat turut memberikan sumbangsih dengan berdakwah melalui blog, postingan di media sosial dan buku. Dakwah bit tadwin dakwah melalui media cetak pun memiliki kelebihan, yakni tidak akan musnah walaupun penulisnya sudah wafat. Dakwah yang disajikan melalui bahasa dan tulisan ini juga dapat dijadikan arsip data bagi para pendakwah lainnya sebagai kajian keilmuan. Buku merupakan media massa yang efektif dalam menyebarluaskan ajaran Islam pada khalayak luas. Manfaat buku bagi 8 Bahri Ghazali. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997, h.13. 9 Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, h.33. masyarakat bukan hanya terbatas sebagai media pendidikan dan pengajaran, melainkan buku dapat dimaknai sebagai media dakwah 10 . Semenjak kemunculannya, buku berperan sebagai penyimpan kebudayaan yang tercatat dan dapat disebarluaskan kepada generasi – generasi selanjutnya, dikarenakan daya tahan medianya lebih kuat daripada media tradisional lainnya 11 . Tidak hanya kalangan elit, namun juga para tentara, pemuda bahkan ibu – ibu dan anak kecil pun memiliki minat dalam membaca buku. 12 Saat memahami teks media, seringkali kita dihadapkan pada tanda- tanda yang perlu diinterpretasikan dan dikaji ada apa dibalik tanda-tanda itu 13 . Semiotika komunikasi merupakan ilmu yang mengkaji tanda-tanda tersebut. Komunikasi terjadi dengan perantaraan tanda-tanda; dengan begitu tidaklah mengherankan bila kita lihat bahwa sebagian dari teori komunikasi berasal dari semiotika 14 . Pada dasarnya, analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau narasiwacana tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatic dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik 10 Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, h.42. 11 John Vivian, Teori Komunikasi Massa Jakarta: Kencana, 2008, h.51. 12 Vivian, Teori Komunikasi Massa, h.52. 13 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi penelitian skripsi komunikasi Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011, h.7. 14 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, h.xxii. sebuah teks. Maka, orang sering mengatakan bahwa semiotika adalah upaya menemukan makna ’berita di balik berita’ 15 , melalui bahasa. M.A.K Halliday memberi tekanan pada konteks sosial dan memiliki tiga unsur yakni medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana yang memperjelas suatu ideologi umum dari pandangan sosial dan kebudayaan, juga agama. Bahkan, kekuatan sebuah agama dalam menyangga nilai-nilai sosial, terletak pada kemampuan simbol-simbolnya untuk merumuskan sebuah dunia tempat nilai-nilai itu, dan juga kekuatan-kekuatan yang melawan perwujudan nilai-nilai itu, menjadi bahan-bahan dasarnya. Agama melukiskan kekuatan imajinasi manusia untuk membangun sebuah gambaran kenyataan 16 , melalui simbol-simbol. Semua makna budaya diciptakan dengan menggunakan simbol- simbol, maka dari itulah sangat tepat jika semiotika menjadi metode analisis bagi pengkajian kebudayaan dan sejarah bahkan agama, dikarenakan pengetahuan ini lebih dari suatu kumpulan simbol, baik istilah-istilah rakyat maupun jenis-jenis simbol lain 17 . Maka dari itulah seringkali ditemukan banyak simbol yang dapat dikaji melalui analisis semiotika dalam wacana-wacana kebudayaan melalui media massa, salah satunya melalui buku. 15 Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi, h.7. 16 Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi, h.7. 17 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 177. Salah satu penulis senior atas buku-buku dan wacana mengenai kebudayaan, sejarah agama Islam dan fakta pengetahuan ialah Ziauddin Sardar. Ia merupakan seorang penulis, kritikus, dan penyiar radio yang tinggal di London. Ia telah menulis 20 judul buku tentang pemikiran Islam kontemporer, teknologi dan ilmu pengetahuan dalam dunia muslim, ilmu informasi dan masa depannya. Ziauddin Sardar yang merupakan seorang tokoh ilmuwan masyarakat Islam masa kini, dengan senang hati menuangkan segenap pengetahuannya untuk menyusun sebuah buku berdasarkan fakta-fakta sejarah Islam dan perkembangan dunia muslim selama lima belas abad yang dirangkum dalam seratus tujuh puluh lima halaman dengan sumber- sumber yang terpercaya. Buku “Mengenal Islam for Beginners” merupakan buku yang menarik, dikarenakan buku ini berusaha membukakan pandangan masyarakat atas stigma yang tercipta dari media dunia barat bahwa Islam adalah agama yang kaku, hedonis, tidak berpengetahuan, barbar dan sembarangan. Penulis berusaha membuat bukunya semenarik mungkin, dan mengajak Zafar Abbas Malik untuk menjadi illustrator atas gambar- gambar ringan penuh makna yang mudah dicerna dalam lembaran- lembaran buku “Mengenal Islam for Beginners”. Yang dijabarkan dalam buku ini bukan hanya mengenai sejarah keIslaman, namun pula banyak mengenai tokoh-tokoh, fakta ilmu pengetahuan dan disertai pemikiran yang objektif informatif dalam setiap halaman kajiannya, dalam melawan stigma-stigma negatif yang berkeliaran di masyarakat. Penulis buku berani mengkritik perilaku masyarakat muslim yang walau disisi lain juga mengagungkan ajaran murni Islam yang baik dan indah. Buku “Mengenal Islam for Beginners” dianggap menarik oleh peneliti, dikarenakan buku yang diterbitkan pada tahun 1994 ini dapat menyajikan dakwah dan ilmu sejarah kebudayaan Islam dengan teknik yang persuasif serta tidak membosankan. Buku ini pun merupakan buku best seller yang menjadi pionir bagi para penulis dan umat muslim terutama di Indonesia yang ingin berdakwah melalui tulisan, dengan cara yang persuasif serta membangun, serta secara faktuil menyajikan sanggahan atas persepsi-persepsi negatif tentang Islam. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini diberi judul “Representasi Dakwah melalui Sejarah Islam Analisis Semiotika Sosial Buku Mengenal Islam for Beginners Karya Ziauddin Sardar”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah Peneliti melakukan penelitian terhadap buku “Mengenal Islam for Beginners” karya Ziauddin Sardar, dibatasi dari segi sejarah Islam. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini yakni sebagai berikut: 1. Bagaimanakah sejarah Islam diwacanakan dalam buku “Mengenal Islam for Beginners” pada medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana? 2. Bagaimanakah penulis merpresentasikan dakwah melalui teks sejarah Islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui cara penyajian wacana sejarah Islam dalam buku “Mengenal Islam for Beginners” pada medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana. 2. Mengetahui cara penulis merepresentasikan dakwah melalui teks sejarah Islam.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Dalam perkembangan ilmu komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat membantu sebagai tambahan referensi dan peningkatan pengetahuan akademis, terutama dengan menggunakan analisis semiotika sosial M.A.K Halliday dan teori representasi Stuart Hall, khususnya dalam meneliti sejarah Islam yang dilakukan melalui buku. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi penyempurna atas penelitian- penelitian serupa sebelumnya dan sebagai masukan bagi para mahasiswa KPI Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam melakukan penelitian dengan menggunakan analisis semiotik sosial.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini merupakan paradigma penelitian konstruktivisme. Paradigma ini merupakan paradigma yang longgar, serta tidak terlalu mementingkan tahap penelitian 18 . Paradigma konstruktivis melahirkan metode penelitian kualitiatif 19 , sehingga penelitian terhadap dakwah melalui sejarah Islam ini memiliki sifat realitas yang relatif dan merupakan sebuah konstruksi mental yang bermacam-macam dan tak dapat diindra. Pada penelitian ini, realitas yang dikonstruk dalam buku “Mengenal Islam for Beginners” telah dibentuk oleh pengalaman Ziauddin Sardar sebagai penulis buku, 18 Deddy Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 h.341. 19 Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, h.341.