rendah. Dan Al-Qur’an mengatur cara bersikap mereka, pun hingga urusan berumah tangga, contohnya pada ayat berikut:
“Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir idahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang maruf, atau
ceraikanlah mereka dengan cara yang maruf pula. Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian
kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah
kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu yaitu Al-Kitab dan Al-Hikmah. Allah memberi
pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertaqwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasannya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” QS.Al-Baqarah :231
Al-Qur’an pula dengan sangat menakjubkan mengungkap rahasia- rahasia alam yang tidak disangka-sangka. Hal ini membuat para orang
bodoh terperangah dan orang pintar berdecak kagum. Tidak lagi terdapat keraguan didalam Al-Qur’an. Maka, masyarakat Arab secara signifikan
dengan menggunakan konsep-konsep Islam dan berpedoman Al-Qur’an, merubah dirinya dari kelompok masyarakat bodoh rendahan menjadi
masyarakat ideologis yang berpendidikan.
b. Pelibat Wacana
Pelibat yang berperan adalah Muhammad Asad, karena beliaulah yang oleh penulis buku dikutip kata-katanya, yang kalimatnya terdapat
dalam medan wacana. Muhammad Asad atau yang sebelumnya bernama Leopold Weiss adalah seorang cendekiawan muslim, mantan Duta Besar
Pakistan untuk Perserikatan Bangsa Bangsa, dan penulis beberapa buku tentang Islam termasuk salah satu tafsir Al Quran modern yakni The
Message of the Quran. Secara singkat, sebagai pelibat, beliau adalah seorang pakar dalam penerjemahan dan ahli tafsir yang dihormati pada
abad 20, dan memberikan banyak kontribusi untuk umat Islam. Kata-kata beliau yang menggambarkan efektifitas kemunculan Al-
Qur’an di tanah Arab, digunakan oleh Ziauddin Sardar dikarenakan penulis buku memanglahbertujuan untuk memperkenalkan citra positif
mengenai Islam sebagai sebuah agama, kebudayaan dan kemasyarakatan, seperti yang terdapat dalam hasil wawancara dengan Ziauddin Sardar,
ketika peneliti bertanya mengenai tujuan utama beliau dalam teks-teksnya:
“To introduce a positive picture of Islam as a religion, culture and civilization”
2
Untuk memperkenalkan gambaran positif tentang Islam sebagai agama, budaya dan peradaban
Dalam hasil wawancara tersebut, Ziauddin Sardar secara jelas memberitahukan mengenai tujuan utama beliau dalampenulisan buku
Mengenal Islam for Beginners, yakni memberikan pengenalan pada masyarakat mengenai citra positif Islamsebagai sebuah agama, budaya dan
peradaban.
2
Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam for Beginners pada 15 Juli 2014
c. Sarana Wacana
Kata ‘mengguncang’ yang terdapat dalam kalimat Al-Qur’an telah mengguncang jazirah Arab menggunakan majas hiperbola. Majas
hiperbola merupakan sebuah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu. Kata yang menjadi majas hiperbola dalam kalimat tersebut ialah kat
‘mengguncang’. Seperti majas-majas lainnya, penggunaan kata dalam majas hiperbola ini mengandung makna konotatif. ‘Mengguncang’ disini
bukan berarti tanah Arab terguncang seperti gempa bumi, akan tetapi kata ini bermakna bahwa kondisi sosial di tanah Arab mengalami suatu social
shock yang disebabkan oleh datangnya agama Islam dan keindahan Al- Qur’an.
Sedangkan kata ‘Jazirah Arab’ menggunakan majas sinekdok totem pro parte, yang berarti penyebutan keseluruhan padahal yang
dimaksud ialah sebagian saja. Pada akhirnya memanglah seluruh dunia termasuk Jazirah Arab terguncang dengan yang terkandung dalam Al-
Qur’an, namun pada awalnya lebih spesifik lagi yang terguncang ialah spesifiknya Kota Makkah lalu Madinah, tidak serta merta seluruh Jazirah
Arab. Kalimat ini berorientasi pada usaha pengeyakinan, dan majas
hiperbola yang digunakan pun bertujuan agar lebih meyakinkan lagi bahwa Al-Quran memanglah membuat kehebohan dikarenakan isinya
yang menakjubkan. Sarana wacana ini juga mengacu pada peran yang telah dilakukan pada lampau.