36
5.2.2. Sarana dan Prasarana Perusaahaan
Sarana dan prasarana terdiri dari peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang keberlangsungan usaha. Adapaun sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh Perusahaan parakada adalah sebagai berikut. a.
Lahan Perusahaan Parakbada berdiri di atas lahan seluas 1.800 m
2
. Lahan tersebut merupakan lahan sewa dengan biaya sewa sebesar Rp 5.000.000 per tahun.
b. Bangunan
Bangunan yang dimiliki Perusahaan Parakbada ialah kantor, mess karyawan, gudang, dan saung. Kantor digunakan untuk menerima orang yang datang
seperti pembeli dan pengunjung sekaligus digunakan pengelola untuk beristirahat. Mess karyawan digunakan untuk tempat tinggal tenaga kerja dan
Saung dari bambu yang digunakan untuk tempat istirahat pekerja ataupun pengelola.
c. Kolam Produksi
Perusahaan Parakbada memiliki 65 buah kolam yang terdiri atas 5 kolam pemijahan masing-masing berukuran 2 x 4 meter, 38 kolam penetasan
masing-masing berukuran 2 x 4 meter, 3 kolam indukan masing-masing berukuran 2 x 5 meter, 1 kolam pemeliharaan calon indukan masing-masing
berukuran 2 x 4 meter, 8 kolam sortir masing-masing berukuran 2 x 4 meter dan 10 kolam pembesaran masing-masing berukuran 4 x 5 meter. Perhitungan
mengenai kolam lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6.
Kolam Produksi di Perusahaan Parakbada No Kolam
Ukuran meter
Jumlah Unit
Harga Satuan Rp
Total Rp
1 Pemijahan
2 x 4 5
270.000 1.350.000
2 Penetasan
2 x 4 38
150.000 5.700.000
3 Indukan
2 x 5 3
390.000 1.170.000
4 Pemeliharaan
calon indukan 2 x 4
1 150.000
150.000 5
Sortir 2 x 4
8 150.000
1.200.000 6
Pembesaran 4 x 5
10 326.500
3.265.000
Total 65 12.835.000
Sumber: Data Primer diolah 2012
37 d.
Indukan Lele Sangkuriang Perusahaan Parakbada memiliki indukan lele Sangkuriang sebanyak 60 ekor.
Indukan terebut terdiri atas 20 ekor indukan betina dan 40 ekor indukan jantan. Harga per ekor indukan adalah Rp 50.000,00.
e. Serokan
Serokan berfungsi untuk menyerok atau mengangkat benih ikan lele atau ikan lele konsumsi dari kolam. Serokan yang dimiliki oleh Perusahaan Parakbada
terdiri dari serokan berukuran kecil dan besar. Serokan kecil yang dimiliki sebanyak 6 buah dan serokan besar sebanyak 10 buah.
f. Pompa Air dan Selang
Pompa air berfungsi memompa air dari sumur. Pompa air yang dimiliki perusahaan sebanyak dua buah. Selang berfungsi untuk mengalirkan air dari
sumur ke kolam. Selang yang dimiliki perusahaan 50 meter. g.
Kakaban Kakaban adalah alat yang digunakan untuk menunjang proses pemijahan,
yakni tempat menempelnya telur ikan lele saat proses pemijahan Kakaban dibuat dari bambu sepanjang kurang lebih 1,5 meter dan ijuk. Perusahaan
Parakbada memiliki kakaban sebanyak delapan set 1 set = 7 buah kakaban seharga Rp 300.000,00.
h. Peralatan lainnya
Peralatan lainnya yang digunakan untuk menunjang produksi adalah mesin sedot sebanyak dua buah dengan harga Rp 500.000,00 per buah, ember
sebanyak 9 buah, bak sortir sebanyak 5 buah, jurigen sebanyak 9 buah, gayung sebanyak 6 buah, jaring ukuran 26 meter dan seser ukuran 5 meter.
Gambar 2. Kakaban di Perusahaan Parakbada
38
VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL
6.1. Aspek Pasar
Pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran dari suatu produk. Menurut Umar 2007, pasar merupakan suatu sekelompok orang yang
diorganisasikan untuk melakukan tawar-menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga. Analisis terhadap aspek pasar pada Usaha pembenihan dan
pembesaran ikan lele yang dilakukan oleh Perusahaan Parakbada dapat dilihat melalui dari potensi pasar yang meliputi permintaan dan penawaran dari benih
ikan lele dan ikan lele konsumsi, serta pemasaran benih ikan lele dan ikan lele konsumsi yang meliputi strategi pemasaran bauran pemasaran, saluran
pemasaran dan market share dari Perusahaan Parakbada.
6.1.1. Potensi Pasar
Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele memiliki potensi pasar yang tinggi. Permintaan benih ikan lele berasal dari pembudidaya ikan lele yang
bergerak di pembesaran ikan lele. Permintaan benih ikan lele dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Namun penawaran terhadap ikan lele konsumsi yang ada
tidak mencukupi permintaan yang ada khususnya pada Provinsi Jawa Barat. Permintaan ikan lele konsumsi berasal dari para pedagang kaki lima yang
menyediakan menu utama ikan lele. Pedagang kaki lima yang menyediakan menu lele sangat banyak dijumpai di pinggir-pinggir jalan. Selain itu, banyak rumah
makan lele yang diwaralabakan dimana pasar yang dituju ialah kalangan menengah keatas. Permintaan ikan lele juga berasal dari tempat pemancingan dan
supermarket. Jadi jumlah kebutuhan ikan lele saat ini sangat besar. Menurut data Dinas Peternakan dan Kelautan Kabupaten Bogor , produksi
benih lele pada tahun 2009 sebesar 62.020.270 ekor benih lele, tahun 2010 mencapai 81.063.793 ekor benih lele. Produksi benih ikan lele tersebut mengalami
peningkatan sebesar 30,71 persen dari tahun 2009 ke tahun 2010. Produksi ikan lele konsumsi pada tahun 2010 sebesar 24.884,52 ton. Produksi tersebut
mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2009 dan 2008 yakni 18.315,02 ton dan 9.738,17 ton. Dari data produksi tersebut dapat diketahui bahwa