19 atau penjualan tersebut merupakan titik impas. Selain itu, laporan laba rugi dapat
dipakai untuk menaksir pajak yang akan dimasukkan ke dalam cashflow studi kelayakan bisnis Nurmalina et al. 2009.
3.1.7. Analisis Sensitivitas
Menurut Kadariah et al 1999, analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap hasil analisis proyek jika terjadi suatu
perubahan dalam dasar-dasar perhitungan benefit, sedangkan Nurmalina et al. 2009 menyatakan bahwa analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak
dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan.. Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti
switching value. Perhitungan switching value mengacu pada berapa besar perubahan yang terjadi yang menyebabkan nilai NPV = 0 atau merupakan titik
impas selama umur usaha. NPV = 0 akan membuat nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga dan nilai Net BC = 1. Dengan melakukan analisis switching value,
dapat dicari besar perubahan yang mengakibatkan usaha tetap layak dijalankan, yaitu yang mengakibatkan nilai NPV 0, IRR tingkat suku bunga, dan Net BC
1.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Analisis kelayakan pada Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang ini diawali dengan jumlah permintaan benih ikan lele dan lele
konsumsi khususnya di daerah Bogor. keterbatasan modal menjadi sebab utama dalam melakukan usaha ini, karena dalam menjalankan usaha pembenihan dan
pembesaran ikan lele sangkuriang ini membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selain itu, adanya kecenderungan kenaikan biaya variabel biaya input yang
menyebabkan terganggunya kegiatan produksi yang berakibat pada keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pentingnya melakukan analisis kelayakan Usaha ikan lele. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah Usaha ikan
lele ini layak atau tidak untuk dilaksanakan. Dalam analisis kelayakan ini perlu memperhatikan beberapa aspek penting seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek
20 manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, serta aspek
finansial. Setelah data terkumpul, maka melakukan identifikasi dan analisis data
yang diperoleh, baik berupa data primer maupun data sekunder. Melakukan Identifikasi mengenai aspek non finansial dianalisis secara kualitatif dan disajikan
dalam bentuk deskriptif. Kemudian mengidentifikasi aspek finansial secara kuantitatif serta mengintrepetasikan hasilnya.
Hasil dari seluruh analisis tersebut yang meliputi analisis non finansial dan finansial, akan digunakan untuk menentukan apakah usaha tersebut layak untuk
dijalankan atau tidak. Jika layak, maka usaha tersebut dapat terus dijalankan dan dapat dilakukan upaya pengembangan. Namun jika tidak layak, maka dapat
dilakukan evaluasi terhadap usaha tersebut. Kemudian dapats ditarik kesimpulan dan saran bagi usaha pengembangan tersebut. Skema kerangka pemikiran
operasional secara terstruktur dapat dilihat pada Gambar 1.
21
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
REKOMENDASI Tidak Layak
Layak
Analisis Sensitivitas
dan Switching value
Analisis Aspek Non Finansial
1. Aspek Pasar
2. Aspek Teknis
3. Aspek Manajemen
4. Aspek Hukum
5. Aspek Sosial Ekonomi
dan Lingkungan
Skenario I Pembenihan
dan Pembesaran
Modal sendiri
Skenario IV Pembenihan
dan Pembesaran
Modal pinjaman
Skenario III Pembesara
n ikan lele – modal
pinjam Skenario II
Pembeniha n ikan lele –
modal pinjam
Analisis Finansial Permasalahan:
• Permintaan yang tinggi, tetapi hasil produksi belum dapat mencukupi
• Kurangnya modal untuk investasi • Kenaikan total biaya pakan
Ikan lele sangkuriang memiliki nilai ekonomis tinggi dan potensial untuk dikembangkan, serta memiliki keunggulan dibanding dengan ikan lele jenis lain.
Bogor merupakan sentra penghasil ikan Lele
Perusahaan Parakbada merupakan perusahaan tergolong baru bergerak di bidang pembenihan dan pembesaran ikan lele
Sangkuriang.
Kriteria kelayakan investasi
1. NPV
2. IRR
3. Net BC
4. Discounted Payback
Period DPP
22
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor,
Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive
dengan pertimbangan bahwa usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele pada perusahaan Parakbada ini merupakan usaha yang baru berdiri. Pelaksanaan
penelitian ini dilakukan pada awal bulan November sampai pertengahan Desember 2011.
4.2. Metode Penentuan Responden
Metode penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara purposive. Purposive merupakan metode penentuan responden yakni
subyek dipilih berdasarkan tujuan peneliti yang disesuaikan dengan keahliannya dalam bidang yang diteliti. Responden yang dipilih dari pihak internal perusahaan
yaitu pemilik sekaligus pengelola Parakbada dan pekerja perusahaan. Sedangkan untuk pihak eksternal yaitu aparat desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum
yang ada di sekitar perusahaan.
4.3. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kasus, yakni prosedur dan
teknik penelitian tentang subjek yang diteliti berupa individu, suatu kelompok, lembaga, maupun masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara
terperinci mengenai karakter-karakter khas dari kasus yang kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum Sekaran 2006. Analisis deskriptif
menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif dengan wawancara dan kuisioner. Pada penelitian ini, analisis deskriptif kualitatif untuk mendekripsikan
hal-hal yang berkaitan dengan aspek non finansial. Sementara itu analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendiskripsikan hal-hal yang berkaitan
dengan aspek finansial.