81 5,268 bulan. Rincian analisis cashflow Skenario III dapat dilihat pada Lampiran
16.
7.5.4. Analisis Kelayakan Finansial pada Skenario IV
Perhitungan kelayakan finansial pada Skenario IV menggunakan manfaat bersih yang diperoleh dari selisih antara biaya dan manfaat setiap tahunnya
dengan dikurangi pajak berdasarkan jumlah manfaat bersih yang dihasilkan benefit. Analisis kelayakan finansial dilihat dari kriteria nilai NPV, Net BC,
IRR, dan Discounted Payback Period DPP. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial pada Skenario IV pada Perusahaan Parakbada dapat dilihat pada Tabel
31. Tabel 31.
Kelayakan Finansial pada Skenario IV
No. Kriteria Investasi
Hasil
1 NPV Rp 177.592.646,00
2 Net BC
3,810 3 IRR
80,86
4 Discounted Payback Period DPP
1,779 Periode
1 periode = 3 bulan Sumber : Data Proyeksi diolah 2012
Berdasarkan Tabel 31, hasil perhitungan analisis kelayakan finansial pada Skenario IV diperoleh nilai NPV lebih besar dari nol yaitu sebesar Rp
177.592.646,00, sehingga usaha ini dapat dikatakan layak untuk diusahakan. Nilai NPV tersebut juga menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari usaha
Skenario IV selama umur proyek terhadap tingkat suku bunga yang berlaku, sedangkan nilai Net BC yang diperoleh dari usaha ini adalah sebesar 3,810
dimana nilai Net BC lebih besar dari satu sehingga usaha ini layak untuk dilaksanakan. Net BC sama dengan 3,810 berarti setiap satu rupiah biaya yang
telah dikeluarkan selama umur proyek menghasilkan 3,810 rupiah manfaat bersih. Nilai IRR yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan
finansial pada usaha ini sebesar 80,86 persen lebih besar dari discount rate yang berlaku. Hal ini berarti usaha ini layak untuk dilaksanakan dengan tingkat
pengembalian internal sebesar 80,86 persen, sedangkan periode yang diperlukan untuk mengembalikan semua biaya investasi adalah 1,779 Periode atau 5,337
bulan. Rincian analisis cashflow Skenario IV dapat dilihat pada Lampiran 17.
82
7.5.5. Perbandingan Hasil Kelayakan Finansial pada Skenario I, Skenario
II, Skenario III, dan Skenario IV
Pada usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang pada Skenario I, Skenario II, Skenario III, dan Skenario IV layak untuk dilaksanakan.
Tetapi untuk melihat usaha mana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan, dapat dilihat dari perbandingan hasil kelayakan finansial
pembenihan dan pembesaran ikan lele Skenario I, Skenario II, Skenario III dan Skenario IV pada Tabel 32.
Tabel 32 . Perbandingan Hasil Kelayakan Finansial pada Skenario I, Skenario II,
Skenario III, dan Skenario IV
No. Kriteria
Investasi Hasil
Skenario I Skenario II
Skenario III Skenario IV
1 NPV Rp 187.121.447
191.085.190 96.337.157 177.592.646
2 Net BC
3,961 4,495
2,788 3,810
3 IRR 46,51
89,32 68,82
80,86 4
DPP 3,211 Periode
1,773 Periode 1,756 Periode
1,779 Periode 1 periode = 3 bulan
Sumber : Data Proyeksi diolah 2012
Berdasarkan Tabel 32, menunjukkan perbandingan dari empat skenario yakni Skenario I pembenihan dan pembesaran ikan lele, Skenario II
pembenihan ikan lele, Skenario III pembesaran ikan lele, dan Skenario IV pembenihan dan pembesaran ikan lele dimana Skenario II, III dan IV
menggunakan modal pinjaman. Pada tabel tersebut dapat dilihat nilai NPV, Net BC, IRR dan DPP usaha yang paling layak terdapat pada Skenario II yakni usaha
pembenihan ikan lele.
7.6. Analisis Switching Value
Analisis switching value dilakukan dengan menghitung perubahan maksimum yang terjadi akibat adanya perubahan beberapa parameter. Parameter
yang digunakan penurunan harga jual output, penurunan produksi outputi serta kenaikan total biaya pakan. Perubahan parameter ini menyebabkan keuntungan
mendekati normal dimana NPV mendekati atau sama dengan nol. Hasil perhitungan anasilis Switching Value pada usaha pembenihan ikan
lele dengan parameter penurunan harga jual benih ikan lele adalah sebesar 51,46