134 Upaya ini akan lebih baik lagi jika dalam perumusan kebijakan tersebut,
masyarakat nelayan juga ikut dilibatkan. Has il analisis PCA secara langsung maupun tidak langsung juga menggambarkan bahwa pendekatan pengelolaan
sumberdaya perikanan dan pantai yang melibatkan masyarakat co management merupakan salah satu pilihan yang dapat diimplementasikan.
6.5 Kesimpulan
Dari hasil analisis seperti diuraikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1 Secara demografis, tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara nelayan tangkap maupun nelayan pemandu wisata. Walaupun demikian
jika dilihat berdasarkan rata-rata pendapatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nelayan tangkap lebih sejahtera dibadingkan dengan
nelayan pemandu wisata. 2 Sesuai dengan karakteristik pekerjaannya, nelayan tangkap sangat
concern dengan aspek yang terkait dengan ketersediaan sumberdaya
ikan, sementara nelayan pemandu wisata sangat menaruh perhatian pada aspek konservasi. Dari kedua kasus ini dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok nelayan ini memiliki kesadaran yang cukup baik bagi keberlanjutan sumberdaya perikanan dan pantai, khususnya di perairan
Jakarta. Partisipasi masyarakat nelayan dalam konservasi dan pembangunan yang berkelanjutan juga cukup baik. Ada keininginan
bahwa keterlibatan nelayan dalam proses pembangunan yang berkelanjutan dimulai sejak tahap perencanaan.
3 Cukup baiknya pemahaman dan partisipasi nelayan dalam pembangunan perikanan dan kawasan pantai yang berkelanjutan merupakan indikasi
yang cukup kuat bagi suksesnya program tersebut. Hal ini penting karena kesejakhteraan nelayan sangat tergantung pada kondisi
sumberdaya perikanan dan pantai.
7 STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PANTAI BAGI PEMANFAATAN PERIKANAN YANG
BERKELANJUTAN
7.1 Pendahuluan
Wilayah pantai utara Jakarta memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang kaya.
Pembangunan pantai utara Jakarta secara ekonomis memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah
PAD, baik berupa kontribusi dari Pelabuhan Tanjung Priok, taman rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, perikanan Pelabuhan Perikanan Muara Baru dan
Muara Angke, transportasi laut dan perumahan di sekitar pantai. Saat ini, pantai utara Jakarta dipenuhi oleh berbagai aktivitas ekonomi yang
secara langsung maupun tidak langsung memberikan tekanan yang signifikan terhadap menurunnya kualitas ekosistem dan biofisik. Aktivitas tersebut
bervariasi dari industri, pelabuhan, pariwisata, perikanan dan pemukiman. Selain dampak biologis, aktivitas tersebut juga telah berdampak secara ekonomi pada
sebagian masyarakat, khususnya nelayan yang hidupnya tergantung pada ketersediaan sumberdaya ikan di perairan pantai utara Jakarta.
Hasil evaluasi dampak pembangunan pantai utara Jakarta dengan cara membandingkan data tahun 2004 dengan data sebelumnya diketahui bahwa kualitas
perairan di wilayah Teluk Jakarta Wilayah Jakarta Utara telah menurun tajam dan kurang memadai untuk perikanan. Pembangunan di kawasan pantaipesisir yang hanya
berorientasi pada kepentingan di daratan dan mengabaikan kepentingan perikanan di perairan ternyata memberikan dampak negatif terhadap penurunan kualitas perairan ,
terutama menyangkut parameter senyawa-senyawa kimia yang berpengaruh pada kehidupan biota laut seperti oksigen terlarut, amonia, nitrat, nitrit dan fosfor. Di samping
itu, pembangunan pantaipesisir tidak mampu mencegah peningkatan pencemaran melalui aliran sungai dalam bentuk pencemaran PCB dan pestisida.
Selanjutnya aktivitas pembangunan dan penduduk di Jakarta Utara telah berdampak pula pada perubahan tata guna lahan yang makin menekan kondisi
ekosistem pantai dan perairan. Oleh karenanya diperlukan strategi pengelolaan sumberdaya perikanan di pantaipesisir utara Jakarta yang berkelanjutan untuk
136 mencapai tujuan-tujuan pembangunan ekonomi, perbaikan kualitas lingkungan
serta menghindari adanya konflik jangka panjang di wilayah tersebut. Seperti umumnya kawasan pesisir, kawasan pesisirpantai utara Jakarta
merupakan kawasan yang memiliki dinamika pertumbuhan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya pusat-pusat permukiman, industri dan
pariwisata. Perkembangan yang demikian memberikan tekanan terhadap eksploitasi sumberdaya pesisir, yang cenderung mengarah ke pemanfaatan yang
tidak berkelanjutan. Praktek-praktek eksploitasi yang tidak ramah lingkungan terus terjadi. Selain permasalahan teknis di atas, ketidakadanya perencanaan
pengelolaan pesisir secara menyeluruh diduga juga sebagai salah satu faktor penyebab berbagai kerusakan di wilayah pesisir utara Jakarta. Kondisi ini pada
gilirannya memunculkan konflik-konflik antar berbagai kegiatan, institusi, bahkan antar masyarakat secara ketat .
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang ingin dijawab yaitu: 1 Apakah pemanfaatan ruang yang ada di wilayah pantai utara Jakarta sudah
mengintegrasikan setiap kepentingan dalam keseimbangan proporsionality antara dimensi ekologis, dimensi sosial ekonomi budaya dan segenap pelaku
pembangunan stakeholders ? 2 Isu apa saja yang berkembang dalam pengelolaan sumberdaya pantai utara
Jakarta saat ini ? 3 Bagaimana strategi pengelolaan sumberdaya pantai utara Jakarta yang
berkelanjutan? Adapun tujuan yang ingin dicapai antara lain :
1 Mengidentifikasi proporsi pemanfaatan ruang bagi berbagai kepentingan segenap pelaku pembangunan stakeholders.
2 Mengidentifikasi isu yang berkembang dalam pengelolaan sumberdaya pantai saat ini ?
3 Menyusun strategi pengelolaan sumberdaya pantai utara Jakarta yang berkelanjutan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan rekomendasi bagi penyusunan kebijakan pengelolaan pantai Utara Jakarta
137
7.2 Metodologi Penelitian 7.2.1 Prosedur Penelitian