7
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk : a Mengidentifikasi dampak dari berbagai aktivitas ekonomi dan pembangunan
fisik di Jakarta Utara terhadap tata guna lahan secara ekologi dan kualitas sumberdaya perairan dihadapkan dengan lingkungan perikanan tangkap.
b Menghitung pemanfaatan perikanan tangkap saat ini serta optimalisasi sumberdaya perikanan tangkap di Teluk Jakarta.
c Menentukan persepsi nelayan terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan di Jakarta Utara.
d Menentukan strategi pengelolaan sumberdaya perikanan yang lestari dan berkelanjutan di Jakarta Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembangunan perikanan di Indonesia, khususnya bagi penataan pantai di Jakarta Utara. Secara
lebih spesifik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a Nelayan di pantai utara Jakarta, berkaitan dengan bagaimana upaya yang
dapat dilakukan agar usaha penangkapan yang dilakukan berjalan optimal. b Pemda berkaitan dengan strategi pengelolaan sumberdaya perikanan yang
lestari dan berkelanjutan. c Penelitian selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan informasi dasar untuk
penelitian tentang konservasi sumberdaya perikanan, penataan ruang dan pariwisata bahari di Jakarta Utara.
d Penelitian selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan informasi dasar untuk
penelitian tentang konservasi sumberdaya perikanan, penataan ruang dan pariwisata bahari di Jakarta Utara.
8
1.5 Hipotesis
Hipotesis penelitian yang akan diuji adalah : a Aktivitas ekonomi dan pembangunan di pantai utara Jakarta akan
memberikan tekanan yang negatif terhadap kualitas sumberdaya perikanan dan ekosistem di wilayah pantai.
b Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan di pantai utara Jakarta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa merusak sumberdaya perikanan itu
sendiri.
1.6 Kerangka Pemikiran
Tekanan terhadap ekosistem pantai semakin kuat seiring dengan berkembangnya penduduk. Lebih dari separuh penduduk dunia tinggal di wilayah
pantai dalam radius 60 km dari laut, dan jumlah ini akan terus meningkat Yunis, 2001. Banyak stakeholder yang tergantung dan menikmati wilayah
pantai, antara lain nelayan, pemukim, pariwisata, petambak, industri dan organisasi pemerintah. Aktifitas stakeholder ini dengan tujuan yang berbeda
seringkali memicu terjadinya konflik dalam pemanfaatan sumberdaya pantai. Oleh karenanya wilayah pantai juga dicirikan pula oleh potensi konflik yang
tinggi dan over exploitation. Kondisi di atas juga terjadi di pantai utara Jakarta. Saat ini tekanan terhadap
ekosistem di wilayah ini merupakan konsekuensi dari dinamika pembangunan yang berlangsung di kawasan darat atau hinterland. Dinamika pembangunan
tersebut tidak lepas dari pengelolaan yang diterapkan oleh otoritas wilayah. Pengelolaan tersebut sangat ditentukan oleh kebijakan yang dijadikan referensi
para pelaksana pembangunan, termasuk masyarakat yang berinisiatif memenuhi kebutuhannya tanpa terlalu mengandalkan peran interferensi otoritas terlalu
banyak. Pembangunan tersebut menghasilkan beberapa konsekuensi, baik bersifat positif maupun negatif yang penilaiannya tergantung pada perspektif yang
dipakai. Konsekuensi positif umumnya adalah dampak yang sesuai dengan harapan, sementara konsekuensi negatif adalah dampak yang tidak diharapkan.
9 Konsekuensi negatif pembangunan terhadap aktivitas perikanan dapat dilihat
dari terjadinya degradasi, konversi lahan dan over eksploitasi sumberdaya perikanan. Terjadinya tekanan negatif tersebut secara langsung maupun tidak
langsung terkait dengan konsumsi dan dorongan sosial social drivers yang dibentuk oleh: property right, karakteristik sumberdaya, teknologi dan tata laku
practices, pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap ekosistem pantai, aspirasi masyarakat, kelembagaan politik dan sosial, mekanisme pasar, serta akses
terhadap kapital Noronha, et al., 2002. Terjadinya social drivers tersebut disebabkan karena adanya primary drivers terhadap demografik dalam wujud:
jumlah dan pertumbuhan penduduk, migrasi ekonomi, aktivitas utama, kebijakan makro dan sektoral, serta globalisasi.
Untuk mengatasi dampak negatif pembangunan di wilayah pantai maka dibutuhkan strategi pembangunan yang tepat sekaligus berkelanjutan sehingga
kerusakan sumberdaya perikanan dan ekosistem di wilayah pantai dapat diperbaiki. Kebijakan pembangunan modern mutakhir dianjurkan menerapkan
prinsip-prinsip kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam Noronha, et al., 2002. Hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan pembangunan harus berdampak
negatif seminimal mungkin, karena potensi dapat pulih renewability dari sumberdaya hayati adalah kekayaan alam tersebut.
Penelitian ini menggunakan kerangka analisis sosial dan ekologis terpadu sebagaimana dikemukakan oleh Noronha, et al. 2002. Noronha menggunakan
pendekatan Driver-Pressure-State-Impact-Response DPSIR untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya tekanan terhadap ekosistem di wilayah pantai.
Model pendekatan ini telah sukses diterapkan di beberapa negara. Noronha et al 2002 menggunakan model yang sama di wilayah pantai Goa-India. Secara
skematis pendekatan DPSIR sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.
10
Gambar 1 Pendekatan driver-pressure-state-impact-response DPSIR untuk
menganalisis sejumlah faktor penyebab terjadinya tekanan terhadap ekosistem di wilayah pantai Goa, India Noronha et al., 2002
Diilhami oleh pendekatan DPSIR seperti dikemukakan oleh Noronha et al 2002, maka dirancang kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut:
Secara konseptual penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kondisi sumberdaya pantai pada saat ini. Belfiore et al 2003 mengemukakan bahwa
terdapat berbagai komponen yang perlu diperhatikan dalam rangka menilai kualitas sumberdaya pantai dan perikanan di suatu daerah. Komponen tersebut
meliputi tata guna lahan di daerah pantai, kondisi perairan sekitar pantai, tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Untuk komponen tataguna lahan, penelitian ini difokuskan pada perubahan penggunaan lahan di wilayah pantai baik itu untuk kepentingan pariwisata,
Social Organization Drivers
1. Property right 2. Kerakteristik
sumberdaya, teknologi dan tata laku
practices 3. Pengetahuan dan
persepsi masyarakat terhadap ekosistem
pantai 4. Aspirasi masyarakat
5. Kelembagaan politik dan sosial
6. Pasar 7. Akses terhadap kapital
Primary Drivers 1. Jumlah penduduk
2. Pertumbuhan penduduk
3. Migrasi ekonomi 4. Aktifitas utama
5. Kebijakan makro dan sektoral
6. Globalisasi Tekanan terhadap
ekosistem pantai dan sumberdaya
perikanan Dampak:
1. Konversi 2. Over
eksploitasi 3. Degradasi
Turunnya kontribusi ekosistem pantai dan
sumberdaya perikanan terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat
Rancangan Strategi Pembagunan Berbasis
Ekosistem Pantai dan Sumberdaya Perikanan
Responses Drivers
Presures Impact
State
Kesehatan Ekosistem pantai
11 pelabuhan, industri maupun pemukiman melalui analisis antar waktu sehingga
akan diketahui perubahan arah tataguna lahan di daerah tersebut. Beragam aktivitas yang terjadi di daratan sekitar pantai, baik untuk
aktivitas industri, pelabuhan, pertanian maupun rumah tangga, selain memberikan keluaran output yang positif, juga keluaran negatif berupa limbah cair maupun
limbah padat. Limbah yang dihasilkan oleh beragam aktivitas tersebut mealir ke perairan Teluk Jakarta melalui 13 sungai yang sebagian membelah ibukota.
Adanya aliran limbah ini diduga akan berdampak perubahan kualitas perairan di Teluk Jakarta. Penelitian ini ditujukan untuk menilai kualitas perairan dan
kesesuaiannya bagi kepentingan perikanan maupun aktifitas wisata bahari. Bagi sebagian masyarakat pantai, wilayah perairan di sekitarnya
merupakan sumber mata pencaharian, baik dari aktivitas penangkapan ikan maupun wisata bahari. Bukti-bukti empirik memperlihatkan bahwa jumlah rumah
tangga yang menggantungkan hidupnya dari perikanan cenderung meningkat. Kecenderungan peningkatan ini mengindikasikan ada dua hal yaitu kondisi
sumberdaya ikan di perairan Teluk Jakarta masih dapat mencukupi kebutuhan nelayan secara ekonomi atau tekanan ekonomi yang terlalu berat memaksa
sebagian masyarakat untuk menggantungkan hidupnya dari sektor perikanan. Jika indikasi kedua yang sebenarnya muncul, maka tekanan terhadap sumberdaya
pantai dan perikanan akan semakin berat, karena selain harus mencukupi nelayan yang sudah ada, sumberdaya pantai dan perikanan juga harus menanggung new
entrants ini.
Noronha et al 2003 mengemukakan bahwa tekanan terhadap sumberdaya pantai dan perikanan salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan
atau persepsi masyarakat terhadap sumberdaya perikanan itu sendiri. Dengan tingkat pemahaman yang memadai, maka tekanan terhadap sumberdaya pantai
dan perikanan dapat dikurangi. Interaksi dar i komponen tersebut diatas akan berakumulasi dalam bentuk
perubahan kondisi dan kualitas sumberdaya pantai dan perikanan di teluk Jakarta. Untuk itu maka diperlukan suatu optimalisasi yang bertujuan untuk melindungi
kondisi sumberdaya pantai dan perikanan serta sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari sektor perikanan .
12 Melalui optimalisasi ini maka dapat diketahui tingkat pemanfaatan sumberdaya
perikanan yang ada. Agar kondisi optimal dapat tercapai, maka diperlukan strategi dan
kebijakan yang tepat, diantaranya dapat berupa perencanaan tata ruang wilayah, pengembangan aktivitas ekonomi berwawasan lingkungan, resolusi konflik
pemanfaatan sumberdaya dan pengawasan stewardship terhadap pemanfaatan sumberdaya itu sendiri.
Melalui kebijakan tersebut diatas, Sain dan Knecht 1998, mengemukakan paling tidak ada lima keluaran yang diharapkan dapat dicapai
yaitu pembangunan yang berkelanjutan di wilayah pantai, berkurangnya kerentanan sumberdaya pantai, keberlanjutan ekosistem pantai dan perairan,
meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta diperbaikinya proses tata kelola governance. Secara skematis, kerangka konseptual penelitian ini digambarkan
sebagai berikut. Gambar 2 Kerangka Pemikiran
Kondisi perairan Tata guna lahan
Pemanfaatan sumberdaya ikan
Kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kualitas
sumberdaya pantai dan
perikanan Optimalisasi
pemanfaatan Strategi Pengelolaan
Sumberdaya Pantai dan Perikanan
1. Perencanaan wilayah 2. Pengembangan aktivitas
ekonomi berwawasan lingkungan.
3. Resolusi konflik 4. Stewardship sumberdaya
Outcome 1. Pembangunan yang berkelanjutan di
wilayah pantai. 2. Berkurangnya kerentanan sumberdaya
pantai. 3. Keberlanjutan ekosistem.
4. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat 5. Perbaikan proses tata kelola
governance. Sain Knech, 19998
Umpan Balik
13
1.7 Pendekatan Penelitian