Persepsi nelayan terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan

124 Pada Tabel 36 menyajikan informasi mengenai penyebaran responden berdasarkan pendapatan rata-rata perminggu. Data tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendapatan kurang dari Rp 200.000 minggu. Rendahnya pendapatan yang diperoleh terkait dengan jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan di perairan Teluk Jakarta. Pada umumnya ikan yang ditangkap adalah ikan yang kurang memiliki nilai ekonomis seperti pepetek, ikan teri dan lain-lain. Ikan-ikan tersebut pada umunya diproses menjadi tepung ikan yang merupakan salah-satu campuran makanan ternak. Tabel 36 Distribusi responden berdasarkan rata-rata pendapatan per minggu Pendapatan per minggu Nelayan tangkap Nelayan Pemandu Wisata Total Tidak menjawab 1 1 1.30 0.00 1.3 Kurang dari Rp 200.000 58 20 78 75.32 100.00 80.41 Rp 200.000 - Rp 400.000 11 11 14.29 0.00 14.29 Rp 401.000 - Rp 600.000 5 5 6.49 0.00 6.49 Lebih dari Rp 600.000 2 2 2.60 0.00 2.60 Total 77 20 97 100 100 100 Jika dibandingkan pendapatan nelayan tangkap dengan nelayan pemandu wisata, dapat disimpulkan bahwa pendapatan nelayan pemandu wisata secara umum lebih rendah daripada nelayan tangkap. Seluruh responden nelayan pemandu wisata menyatakan bahwa rata-rata pendapatan mereka per minggu kurang dari Rp 200.000.

6.3.2. Persepsi nelayan terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan

Persepsi nelayan terhadap sumberdaya pesisir Teluk Jakarta serta pengelolaannya diukur dengan menggunakan 20 pertanyaan. Responden memberikan jawaban dengan memberikan nilai 1 sangat tidak setuju hingga 7 sangat setuju. Hasil analisis terhadap jawaban responden dapat dilihat pada 125 Tabel 37. Tabel tersebut menunjukan persepsi nelayan tangkap dan pemandu wisata yang dibedakan berdasarkan tempat tinggal mereka. Tabel 37 Uji beda rata-rata persepsi nelayan antar lokasi terhadap pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Jakarta Item Rata-rata skor per lokasi F test P- Value Muara Angke n= 28 Ancol n = 20 Kalibaru n = 227 Muara Baru n = 12 Sunda Kelapa n = 10 1. Potensi sumberdaya ikan masih mencukupi V1 3.929 3.667 5.182 5.666 3.400 3.528 0.0102 2. Pengelolaan SDI perlu pengaturan alat tangkap V2 3.8579 4.858 6.500 6.166 4.000 9.429 0.0002 3. Penetapan syarat teknis kapal V3 5.536 3.858 5.955 5.250 4.200 4.064 0.0042 4. Pengetahuan jenis ikan yang boleh atau tidak boleh ditangkap V4 5.107 5.429 5.818 5.750 5.00 0.692 0.5982 5. Pengaturan daerah penangkapan, jalur dan waktu penangkapan V5 5.643 4.8579 4.409 5.916 4.800 2.056 0.0932 6. Keterlibatan masyarakat dalam pencegahan kerusakan sumda ikan dan lingkungannya V6 3.536 2.9529 4.409 4.416 3.500 1.449 0.2242 7. Perlunya izin alat tangkap V7 6.250 4.5719 4.409 6.583 4.000 7.611 0.000 8. Pungutan atas hasil tangkapan V8 4.643 2.8579 2.636 3.833 2.900 4.453 0.002 9. Dukungan prasarana dan kelembagaan perikanan V9 3.286 3.143 3.090 4.333 3.600 1.189 0.321 10. Keterlibatan mayarakat dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya ikan V10 3.750 2.238 4.455 4.333 3.900 4.096 0.004 11. Keterlibatan masyarakat dalam pelestarian kawasan mangrove V11 3.464 4.429 2.409 4.500 3.400 4.394 0.003 12. Keterlibatan dalam pelestarian coasral sanctuary V12 2.6791 2.238 2.727 3.583 2.700 1.471 0.218 126 13. Penggunaan mata jaring V13 6.286 5.429 4.364 5.750 4.300 4.630 0.002 14. Jumlah hasil tangkapan V14 2.679 2.333 2.182 3.500 2.700 1.484 0.214 15. Daerah penangkapan V15 3.036 4.429 5.500 3.750 4.200 5.144 0.000 16. Partisipasi dalam konservasi taman laut V16 2.429 2.286 3.500 4.083 3.200 3.074 0.020 17. Perikanan sebagai sumber pencaharian utama V17 6.000 3.762 6.182 4.250 5.400 6.479 0.000 18. Akomodasi aspirasi masyarakat dalam penetapan peralatan pengelolaan sumberdaya ikan V18 4.393 3.333 3.227 4.166 2.600 3.102 0.019 19. Penataan ruang pesisir V19 3.071 1.810 2.500 4.500 2.300 5.751 0.000 20. Pengembangan daerah wisata V20 4.071 6.190 3.045 4.500 3.600 7.334 0.000 Dari duapuluh items pertanyaan yang diajukan kepada responden, ternyata sebagian besar 14 item pertanyaan jawabannya berbeda signifikan antara nelayan tangkap pada berbagai lokasi penelitian, sedangkan sisanya 6 item pertanyaan tidak berbeda signifikan. Keenam pertanyaan yang jawabannya tidak berbeda secara statistik adalah: Pengetahuan jenis ikan yang boleh atau tidak boleh ditangkap V4, Pengaturan daerah penangkapan, jalur dan waktu penangkapan V5, Keterlibatan masyarakat dalam pencegahan kerusakan sumberdaya ikan dan lingkungannya V6, Dukungan prasarana dan kelembagaan perikanan V9, Keterlibatan dalam pelestarian coastal sanctuary V12, dan Jumlah hasil tangkapan V14. Mengingat jumlah item yang cukup besar, maka dilakukan reduksi terhadap kedua puluh items tersebut menggunakan tehnik factor analysis dengan menggunakan rotasi varimax. Melalui faktor analisis rotasi varimax ini maka keduapuluh pertanyaan tersebut direduksi menjadi 7 variabel faktor baru yang lebih mudah untuk dianalisis Tabel 38. 127 Tabel 38 Hasil analisis faktor pengelolaan sumberdaya perikanan Factor 1 Factor 2 Factor 3 Factor 4 Factor 5 Factor 6 Factor 7 V1 0.035 0.079 0.029 0.343 0.727 0.171 0.177 V2 0.374 -0.255 0.119 0.078 0.596 0.047 0.127 V3 0.605 -0.164 0.165 0.269 0.235 -0.181 0.314 V4 0.741 -0.051 0.128 0.017 0.111 -0.017 -0.093 V5 0.575 0.142 0.163 0.008 -0.229 0.175 0.184 V6 0.303 -0.566 0.076 0.311 0.082 0.200 0.083 V7 0.332 0.317 -0.012 0.366 -0.164 0.352 0.470 V8 0.208 0.140 -0.174 0.631 -0.181 0.191 0.262 V9 -0.024 -0.118 0.245 0.211 -0.027 0.753 0.045 V10 0.209 0.059 0.728 -0.154 0.027 0.213 0.227 V11 -0.155 0.785 0.147 0.110 0.037 0.031 -0.039 V12 0.164 0.189 0.701 0.306 -0.056 -0.088 -0.102 V13 0.174 0.709 0.068 0.097 -0.048 0.108 0.147 V14 0.048 0.181 0.020 0.021 0.122 0.773 -0.118 V15 -0.101 0.048 0.068 -0.277 0.717 -0.047 -0.032 V16 0.073 -0.058 0.747 0.177 0.232 0.171 -0.154 V17 0.109 -0.015 -0.071 -0.128 0.220 -0.087 0.806 V18 0.096 0.052 0.153 0.767 0.046 -0.058 -0.165 V19 -0.102 -0.101 0.222 0.696 0.089 0.196 -0.034 V20 0.344 0.544 -0.162 -0.103 0.089 0.258 -0.453 Expl.Var 1.925 2.080 1.895 2.218 1.728 1.673 1.494 Prp.Totl 0.096 0.104 0.095 0.111 0.086 0.084 0.075 Setiap faktor terbentuk atas komponen faktor. Dasar penetapan komponen faktor adalah nilai loading yang lebih besar dari 0.5. Berdasarkan kriteria ini, faktor 1 dibentuk oleh tiga variabel V3, V4, dan V5 yang kesemuanya menunjukkan Persepsi Terhadap Kondisi Sumberdaya Perikanan KSI. Faktor 2 dibentuk oleh V10, V12 dan V16 yang ketiganya menunjukkan Pentingnya Pengelolaan Sumberdaya Ikan PPI. Faktor 3 dibentuk oleh V10, V12 dan V16 yang menunjukkan Partisipasi Masyarakat dalam konservasi PKS. Faktor 4 dibentuk oleh variabel V8, V18 dan V19 yang menunjukkan Persepsi nelayan terhadap hasil tangkapan SHT. Faktor 5 dibentuk oleh V1, V2 dan V15 yang menujukkan Partisipasi masyarakat dalam konservasi sumberdaya pantai PKP. Faktor 6 dibentuk oleh variabel V9 dan V14 yang menunjukkan persepsi mayarakat terhadap sumber pencaharian SPN, serta faktor 7 yang hanya dibentuk oleh V17 yang menunjukkan Partisipasi dalam perumusan kebijakan PPK. 128 Ketujuh variabel baru hasil analisis faktor kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan tehnik Analisis Komponen Utama Principal Component AnalysisPCA . Analisis Komponen Utama merupakan teknik analisis multivariabel menggunakan banyak variabel yang dilakukan untuk tujuan ortogonalisasi dan penyederhanaan variabel. Analisis ini merupakan teknik statistik yang mentransformasikan secara linier satu set variabel ke dalam variabel baru dengan ukuran lebih kecil namun representatif dan tidak saling berkorelasi ortogonal. Dalam analisis komponen utama, satu individu dapat dijelaskan dengan baik oleh nilai-nilai yang diperoleh dari p variabel. Sementara satu variabel didefinisikan oleh n nilai yang berkaitan dengan distribusi individunya. Dengan demikian, satu individu dapat diidentifikasi oleh satu titik dari satu ruang berdimensi p, sedangkan satu variabel direpresentasikan oleh satu titik dari satu ruang berdimensi n. Semua individu atau variabel akhirnya membentuk suatu kumpulan titik yang dikenal sebagai awan titik-titik. Analisis PCA ditujukan untuk mendeterminasi aksis-aksis optimum tempat diproyeksikannya individu atau variabel. Aksis faktorial komponen-komponen utama yang diperoleh merepresentasikan kombinasi linier dari variabel asal. Aksis ini tidak berkorelasi satu dengan yang lain, dan dapat disusun kedalam hirarkhi sebagai berikut: a. Faktor utama faktor 1 menjelaskan lebih baik variabilitas data asal inisial b. Faktor kedua faktor 2 menjelsakan lebih baik variabilitas residu yang tidak terambiltergambarkan pada faktor 1 dan selanjutnya. Analisis Komponen Utama PCA sering digunakan sebagai analisis antara maupun analisis akhir. Sebagai analisis antara PCA bermanfaat untuk menghilangkan multicollinearity atau untuk mereduksi variabel yang berukuran besar ke dalam variabel baru yang berukuran sederhana. Untuk analisis akhir, PCA umumnya digunakan untuk mengelompokkan variabel-variabel penting dari suatu bundel variabel besar untuk menduga suatu fenomena, sekaligus memahami struktur dan melihat hubungan antar variabel. Di dalam PCA akan dihitung vektor pembobot yang secara matematis ditujukan untuk memaksimumkan keragaman dari kelompok variabel baru yang 129 sebenarnya merupakan fungsi linier peubah asal atau memaksimumkan jumlah kuadrat korelasi antar PCA dengan variabel asal. Melalui analisis komponen utama PCA diperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai persepsi nelayan tangkap maupun nelayan pemandu wisata terhadap pengelolaan sumberdaya ikan dan pantai. Hasil analisis PCA terhadap nelayan tangkap diperoleh gambaran bahwa dengan menggunakan 7 variabel yang telah direduksi, yaitu: Persepsi Terhadap Kondisi Sumberdaya Perikanan KSI, Pentingnya Pengelolaan Sumberdaya Ikan PPI, Partisipasi Masyarakat dalam konservasi PKS, Persepsi nelayan terhadap hasil tangkapan SHT, Partisipasi masyarakat dalam konservasi sumberdaya pantai PKP, Persepsi masyarakat terhadap sumber pencaharian SPN, serta Partisipasi dalam perumusan kebijakan PPK, diperoleh ragam sumbu utama pertama hingga keempat mencapai 76.79 . Hal ini berarti 76 dari data hasil analisis dapat diterangkan hingga sumbu utama keempat. Sementara ragam sumbu pertama dan kedua masing-masing sebesar 31.223 dan 19,909. Komponen utama pertama hingga keempat secara berurutan memiliki akar ciri eigenvalue 2.185575, 1.393678, 1.002124 dan 0.793932. Korelasi variabel dengan sumbu faktorial pertama dan kedua dapat dilihat pada Gambar 22. Variabel PKS, SHT, SHT dan PPK memiliki korelasi kuat dengan faktor 1. 130 Projection of the variables on the factor-plane 1 x 2 Active KSI PPI PKS SHT PKP SPN PPK -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Factor 1 : 31.22 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Factor 2 : 19.91 Gambar 22 Korelasi variabel dan sumbu faktorial utama kasus nelayan tangkap Variabel SPN memiliki korelasi kuat dengan faktor 2 dan variabel PPI berkorelasi kuat baik dengan faktor 1 maupun faktor 2. Dengan demikian dapat dapat disimpulkan bahwa nelayan tangkap sangat mementingkan PKS, SHT dan PPK, sementara kepentingan SPN berada dalam hirarkhi yang selanjutnya. Hasil Analisis Komponen Utama PCA terhadap nelayan pemandu wisata untuk 7 variabel memperlihatkan hasil yang lebih menyebar. Berdasarkan hasil analisis PCA diketahui bahwa ragam pada sumbu utama pertama hingga keempat mencapai 83.09 . Hal ini berarti 83.09 dari data hasil analisis dapat diterangkan hingga sumbu utama keempat. Ragam sumbu utama pertama dan kedua untuk nelayan pemandu wisata, masing-masing adalah: 34.789 dan 17.995 . Komponen utama pertama hingga keempat secara berurutan memiliki akar ciri eigenvalue 2.435283, 1.259687, 1.146587 dan 0.974523. 131 Projection of the variables on the factor-plane 1 x 2 Active KSI PPI PKS SHT PKP SPN PPK -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Factor 1 : 34.79 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Factor 2 : 18.00 Gambar 23 Korelasi variabel dan sumbu faktorial utama kasus nelayan pemandu wisata Berdasarkam gambar diatas dapat disimpulkan bahwa variabel KSI, PPI, PKP dan PPK memiliki korelasi yang kuat dengan sumbu utama faktor 1 sedangkan variabel SPN memiliki korelasi yang kuat dengan sumbu kedua faktor 2. Variabel PKS dan SHT tidak memiliki korelasi yang kuat baik itu dengan sumbu utama maupun sumbu kedua. Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa nelayan pemandu wisata sangat mementingkan variabel KSI, PPI, PKP dan PPK, sementara variabel SHT berada pada hirarkhi kepentingan yang berikutnya. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan persepsi nelayan antar lokasi studi terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan, maka dilakukan uji beda terhadap variabel hasil reduksi Tabel 39. 132 Tabel 39 Uji beda rata-rata persepsi nelayan antar lokasi terhadap pengelolaan sumberdaya ikan di Teluk Jakarta Rata-rata skor per lokasi F test P-Value Variabel Muara Angke Ancol Cilincing Muara Baru Sunda Kelapa KSI 3.711 4.317 5.556 5.194 3.867 7.8886 0.000016 PPI 5.422222 4.714286 5.513889 5.638889 4.666667 1.818 0.132111 PKS 4.433333 4.750000 3.531250 4.791667 3.700000 6.284 0.000162 SHT 2.933333 2.738095 2.625000 3.916667 3.150000 2.0694 0.091173 PKP 2.966667 2.253968 3.604167 4.000000 3.266667 4.2190 0.003511 SPN 6.066667 3.761905 6.250000 4.250000 5.400000 7.3315 0.000036 PPK 4.100000 2.666667 2.652778 4.166667 2.600000 7.9790 0.000014 Hasil analisis memperlihatkan bahwa dari tujuh variabel yang diuji, ternyata 5 lima variabel menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan sisanya tidak berbeda signifikan. Lima variabel yang berbeda tersebut adalah : Persepsi terhadap kondisi sumberdaya perikanan KSI, Partisipasi masyarakat dalam konservasi PKS, Partisipasi masyarakat dalam konservasi sumberdaya pantai PKP, Persepsi masyarakat terhadap sumber pencaharian SPN, serta Partisipasi dalam perumusan kebijakan PPK.

6.4 Pembahasan