Metode Pengumpulan Data Dampak Pembangunan Pantai Utara Jakarta Terhadap Kegiatan Perikanan

57

3.4.8 Existing

sarana dan prasarana perikanan Data sarana dan prasarana perikanan meliputi areal penangkapan ikan yang masih ada di Teluk Jakarta, darmaga pendaratan ikan, TPI dan kapal-kapal penangkap ikan. Namun demikian data tentang kapal–kapal pemandu wisata ini semula merupakan kapal penangkap ikan yang sekarang telah beralih fungsi. Di daerah ini juga banyak terdapat sarana pabrik pengolahan ikan yang hasil produksinya diekspor ke luar negeri.

3.4.9 Undang-undang dan peraturan tentang Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir, Pantai dan Laut

Data ini meliputi UU yang mengatur tentang pembangunan, yaitu UU 322004 tentang Otonomi Daerah, UU No. 341999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota, UU No. 61996 tentang Perairan . UU No. 91985 tentang Perikanan, PP No. 151990 jo No. 461993 jo No. 1412000 tentang Usaha Perikanan. Di samping itu juga Kepmen Pertanian No.8151990 jo No. 4281999 jo. Kepmen Eksplorasi Llaut dan Perikanan No. 452000 tentang Perizinan Usaha Perikanan.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Mengacu kepada tujuan dan kegunaan penelitian ini, untuk data dan informasi yang dibutuhkan adalah berkategori natural Enviroment Assessment dan sosial Social Assessment. Sedangkan metode pengumpulan data dan informasi dilakukan sesuai dengan data yang dikumpulkan. 1 Peta-peta. Peta land use, peta land system dan peta land cover diperoleh dari citra satelit LAPAN Pekayon pada suatu periode tertentu yang diambil beberapa kali kemudian dipilih yang terbaik. Peta kedalaman laut diambil dari Dishidrosal dan Bakosurtanal yang berupa peta hasil survey dari Dinas Hidro-oseanografi TNI AL bekerja sama dengan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional Bakosurtanal. Di samping itu data geomorfologi dan geologi juga dibutuhkan meliputi bentang alam landscap yang diperoleh melalui data sekunder dari dokumentasi Pusat Penelitian Geologi Lingkungan PPGL, data geologi meliputi: 58 stratigrafi, struktur geologi, geologi teknik, hidrogeologi, kegempahan dan potensi bencana alam dari Dinas Pertambangan DKI Jakarta, PPGL, Direktorat Geologi tata Lingkungan dan P3G. 2 Kualitas air dan data hidrooseanografi Data kualitas air sungai, air laut dan air tanah diperoleh melalui data sekunder dan pengukuran di lapangan untuk memperoleh gambaran kualitas lingkungan air sungai sesaat di daerah penelitian. Pengambilan contoh air sungai, air laut dan air tanah dilakukan secara acak dengan mempertimbangkan kondisi pasang-surut laut. Pengambilan contoh kualitas air sungai dilakukan pada Kali Ciliwung Gunung Sahari dan Kota, Kali Opok, Kali Sunter dan Kali Angkasa Pura. Sedangkan pengukuran kualitas air menggunakan parameter dan metode sebagaimana pada lampiran. Beberapa data sekunder diperoleh dari laboratorium IPB dan LIPI serta Dishidrosal. Data lain yang dibutuhkan seperti debit, pola aliran sungai, banjir, dan sedimentasi, pola aliran sungai yang mengacu pada pola drainase kota Jakarta diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan serta data yang diperoleh dari Dinas PU DKI Jakarta, serta Bapedalda DKI. Data hidrooseanografi laut meliputi kondisi arus, gelombang, pasang surut, bathimetri dan abrasi serta akrasi diperoleh dari data sekunder dan data primer melalui pengamatan langsung di lapangan secara acak. Data sekunder diperoleh dari Dinas pertambangan daerah, persiapan studi makro aspek-aspek reklamasi pantai dan hidrolik Proyek Pengembangan Pantura Jakarta, 1995, Atlas Oseanografi Teluk Jakarta dan Daftar Pasang Surut dari Dishidrosal. Sedangkan pengukuran air tanah dilakukan pada kawasan pemukiman pesisir dan air contoh dilakukan pantura dengan peralatan yang dapat mewakili satu kolom vertikal air tanah. Parameter dan baku mutu air tanah didasarkan pada parameter yang tercantum dalam Permenkes 416Men.Kes PenIX1990 tentang persyaratan air bersih. Untuk memprakiraan beban pencemaran buangan air kotor domestik yang dibuang ke badan perairan penerima dihitung sebesar 70 X Jumlah penduduk total X 250 literorang hari. AMDAL Regional Reklamasi Dan Revitalisasi Pantura Jakara, 1998 59 3 Kegiatan perikanan tangkap Data kegiatan perikanan tangkap meliputi jumlah nelayan, jenis alat tangkap yang digunakan termasuk kapal ikannya, hasil produksi ikan dan pendapatan para nelayan yang ada saat ini yang diperoleh dari data sekunder laporan kependudukan dan laporan perikanan dari Dinas Perikanan Daerah. Data lain diperoleh melalui observasi lapangan, kuisioner yang disiapkan bagi nelayan serta wawancara langsung dengan para pakar perikanan baik pejabat daerah maupun Departemen Kelautan dan Perikanan. Data lingkungan hayati yang terdiri dari flora dan fauna daratan diperoleh dari Bapedalda DKI Jakarta dan Dinas Kehutanan DKI Jakarta dan observasi lapangan. Data flora dan fauna akustik bakteri, plankton, bentos, nekton yang dimanfaatkan merupakan data sekunder hasil pemantauan yang dilakukan oleh Bapedalda DKI Jakarta dan kepustakaan yang relevan. 4 Existing pembangunan pantai Data yang diambil meliputi data mengenai pembangunan gedung-gedung yang sebelumnya tidak ada, serta hasil reklamasi pantai yang sebagian sudah berjalan. Data ini didapatkan dari observasi lapang dan dari Dinas Tata Kota Jakarta Utara. Data transportasi jalan raya diambil dari existing saat ini dan tematik melalui data Satelit, sedangkan sarana dan prasarana binaan yaitu prasarana air bersih, drainase, pembuangan air kotor dan persampahan diperoleh dari Kantor Walikota Jakarta Utara, dan dari data Neraca Kependudukan dan Lingkungan hidup DKI Jakarta yang dikeluarkan oleh Pemda DKI Jakarta. 5 Data kondisi sosial masyarakat Data kependudukan sosial ekonomi dan sosial budaya meliputi struktur perekonomian setempat, struktur penguasaan sumberdaya dan interaksi sosial pada kelompok masyarakat di sekitar daerah yang diteliti khususnya masyarakat permukiman nelayan di Kecamatan-kecamatan Cilincing, Pademangan dan Penjaringan. Data ini didapat dari Badan Statistik Jakarta, kantor kecamatan dan bahkan kantor kelurahan setempat serta survey lapang dengan kuisioner dan wawancara langsung dengan pejabat setempat. 60 6 Rencana pembangunan yang akan datang Data rencana pembangunan yang akan datang meliputi rencana kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tata ruang dan tata guna lahan. Data diperoleh dari Kantor Kodya Jakarta Utara, Neraca kependudukan, dan dari data Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan RTRW Kota Jakarta Utara yang dikeluarkan oleh Pemda Kota Jakarta Utara 7 Existing Sarana dan Prasarana Perikanan Data meliputi sarana pelabuhan, areal penangkapan ikan, TPI, kapal-kapal ikan yang didapatkan dari observasi lapang dan dari Dinas Perikanan Daerah maupun DKP serta Badan Statistik Daerah Kota Jakarta Utara. 8 Pencemaran Data pencemaran air sungai, air laut dan pantai serta zat kimia yang terkandung di dalamnya diperoleh melalui hasil pengujian dan analisis di laboratorium IPB, LIPI, dan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara. Di samping itu data Lingkungan Geo-Fisika-Kimia meliputi iklim, kualitas udara dan kebisingan diperoleh dari data sekunder dan pengukuran berbagai parameter di lapangan untuk memperoleh gambaran sesaat kondisi iklim, kualitas udara dan kebisingan ambien. Data iklim yang diamati meliputi suhu, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin, sedangkan kualitas udara ambient dengan parameter debu total, SO 2 , NO 2 , O x , HC, CO dan kebisingan. Data sekunder untuk iklim diperoleh dari catatan stasiun BMG Tanjung Priok, untuk kualitas udara dan kebisingan diperoleh dari hasil pemantauan dari Bapedalda DKI Jakarta. Sedangkan pengukuran untuk memperoleh data primer diambil contoh dan dianalisis di laboratorium sesuai dengan SK Meneg KLH No. Kep-02MenKLHI1988 sebagaimana tabel di lampiran. 9 Undang-undang dan peraturan yang terkait, meliputi: UU Lingkungan Hidup, UU Perikanan, UU Perairan dan peraturan yang mengatur tentang pengelolaan wilayah pesisirpantai dan laut serta pembangunan yang berwawasan lestari dan berkelanjutan diperoleh melalui instansi terkait yaitu DPU, DKP, Pemda serta dari perpustakaan. 61

3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data