89
4.3.3.4 Pencemaran logam berat
Parameter lain yang dapat menjelaskan tentang kualitas perairan adalah parameter logam berat terlarut. Hasil analisis parameter logam berat terlarut dibandingkan
dengan baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 51 tahun 2004 selengkapnya disajikan dalam Tabel 22 berikut.
Tabel 22 Hasil analisis parameter logam berat terlarut dibandingkan dengan baku mutu
Parameter Baku mutu
untuk biota laut
Satuan Status
Keterangan 1998
2004
Pb 0,008
Mgl 0,00300
0,0060 Tidak sesuai Cd
0,001 Mgl
0,00085 0,0012 Tidak sesuai Cu
0,008 Mgl
0,00230 0,0028 Sesuai Zn
0,050 Mgl
0,00350 0,0038 Sesuai Ni
0,050 Mgl
- 0,0150 Sesuai Data pada Tabel 4.19 diatas menunjukkan bahwa kadar Pb yang sebesar
0,003 mgl tahun 1998, dan meningkat menjadi 0,006 pada tahun 2004 jika dibandingkan dengan baku mutu untuk biota laut masih sesuai, namun jika
dibandingkan dengan baku mutu untuk wisata bahari ternyata sudah tidak sesuai lagi karena sudah melampaui baku mutunya. Demikian pula halnya dengan
parameter Cd, dimana kadarnya pada tahun 2004 sudah melampaui baku mutu untuk biota laut. Secara agregat dari lima parameter yang diteliti ternyata tiga
parameter lainnya yaitu Cu, Zn dan Ni masih sesuai atau masih berada dibawah baku mutu yang dipersyaratkan.
Hal ini mengindikasikan terjadinya pencemaran logam berat walaupun dalam kadar yang belum terlalu mengkhawatirkan. Meskipun demikian, tingkat
pencemaran tersebut juga harus dicermati karena tingkat pencemaran di sedimen sudah lebih tinggi dari ambang batas yang dapat diteroleransi pada perairan.
Meningkatnya aktivitas industri di daerah aliran sungai yang mengalirkan airnya ke perairan tersebut, juga tingginya aktivitas pelabuhan, dapat berperan dalam
peningkatan pencemaran tersebut. Tingkat pencemaran yang lebih tinggi dari ambang batas adalah tingkat
pencemaran organik PCB dan tingkat pencemaran pestisida. Kenaikan intensitas kedua jenis pencemaran tersebut tidak terhindarkan akibat aliran-aliran
90 sungai secara langsung mengalirkan airnya ke wilayah Teluk Jakarta, sedangkan
pengenceran yang diharapkan terjadi dengan adanya arus laut tidak berlangsung karena perairan tersebut terletak pada teluk.
Pencemaran yang meningkat di aliran sungai baik akibat limbah rumah tangga, maupun dari saluran irigasi pertanian, secara langsung akan
meningkatkan pencemaran organik dan pestisida di perairan Teluk Jakarta. Sementara itu, pembangunan yang dilakukan di kawasan pantai yang lebih
banyak berupa pembebasan tanah serta pengurukan tidak berkontribusi terhadap peningkatan pencemaran PCB dan pestisida. Namun pembangunan tersebut juga
tidak mampu menahan laju peningkatan pencemaran yang terbawa oleh aliran air sungai.
4.4 Pembahasan