Sea farming yang dapat didefinisikan sebagai sistem aktivitas berbasis
marikultur dengan tujuan akhir pada peningkatan stok sumberdaya perikanan dan menjadi pendukung bagi kegiatan pemanfaatan sumberdaya perairan lainnya
seperti penangkapan ikan dan pariwisata. Dengan demikian, sea farming pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang terdiri dari tiga sub-sistem yaitu sub-
sistem input, sub-sistem marikultur proses dan sub-sistem output. Marikultur berfungsi sebagai penyedia sumberdaya perikanan yang dalam salah satu mata
rantainya adalah kegiatan ekonomi masyarakat berbasis budidaya perikanan dan peningkatan cadangan sumberdaya ikan stock enhancement sebagai mata rantai
penting lainnya. Oleh sebab itu, sea farming merupakan kegiatan pemanfaatan perairan laut di pesisir pantai atau laut. Tentu saja, pemanfaatan perairan tersebut
harus sesuai dengan kondisi kegiatan budidaya perikanan laut maupun sumberdaya dan lingkungan pesisir dan laut. Dalam kegiatan sea farming di
sekitar perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan kerapu.
2.3 Gambaran Umum Komoditas Ikan Kerapu
Ikan kerapu dapat diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut Ghufran 2001:
Filum : Chordata Klas : Pisces
Ordo : Perciformes Famili : Serranidae
Genus : Cromileptes
Spesies : Cromileptes altivelis Genus : Plectropama
Spesies : Plectropama maculates, P. Leopardus, dan P.oligacanthus
Genus : Epinephelus Spesies : Epinepheleus suillus, E. malabaricus,
E. fuscoguttatus, E. merra, dan E. maculates Ikan kerapu biasa disebut goropa atau kasai, diperkirakan terdiri atas
sekitar 46 spesies yang hidup di berbagai tipe habitat tempat hidup. Semua spesies tersebut ternyata berasal dari tujuh genus, yaitu Aethaloperca,
Anyperodon, Chepalopholis, Cromileptes, Plectropoma, Epinephelus, dan
Varicla. Dari tujuh genus tersebut, genus Cromileptes, Plectropoma, dan
Epinephelus merupakan golongan kerapu komersial bernilai ekonomi tinggi yang
diusahakan melalui penangkapan di alam maupun pembudidayaan Ghufran, 2001.
Ikan kerapu merupakan jenis ikan demersal yang menyukai hidup di perairan karang, diantaranya pada celah-celah karang atau di dalam gua di dasar
perairan DKP, 2004. Secara umum, ikan kerapu memiliki kepala yang besar, mulut lebar dan tubuhnya ditutupi sisik-sisik kecil. Bagian tepi operculum,
bergerigi dan terdapat duri-duri pada operculum. Letak dua sirip punggungnya terpisah. Semua jenis kerapu mempunyai tiga duri pada sirip dubur dan tiga duri
pada bagian tepi operculum Ghufran, 2001. Ikan kerapu dikenal sebagai ikan pemangsa predator yang memangsa
jenis-jenis ikan kecil, zooplankton, udang-udangan, dan udang-udang kecil
lainnya. Ikan kerapu bersifat hermaphrodit protogynous hermaprodit protogini, yang berarti setelah mencapai ukuran tertentu akan berganti kelamin change sex
dari betina menjadi jantan. Selain itu ikan kerapu tergolong jenis ikan yang bersifat hermaphrodit synchroni, yaitu di dalam satu gonad satu individu ikan,
terdapat sel seks betina dan sel seks jantan yang dapat masak dalam waktu yang sama, sehingga ikan dapat mengadakan pembuahan sendiri dan dapat pula tidak.
Ikan kerapu merupakan ikan berukuran besar yang bobotnya mencapai 4,5 kg atau lebih. Jenis ikan kerapu ini terdapat di berbagai perairan di dunia antara lain di
Afrika, Taiwan, Filipina, Malaysia, Australia, Indonesia, dan Papua Nugini. Sementara di Indonesia, ikan kerapu ditemukan diseluruh perairan nusantara
Ghufran, 2001
2.4 Jenis-Jenis Ikan Kerapu