yang ditetapkan oleh BANK Jabar-Banten. Pengolahan data menggunakan analisis cashflow yang dilakukan dapat dilihat pada Lampiran 11 dan hasilnya
disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. NPV,Net BC dan IRR Usaha Budidaya Ikan Kerapu Pada Tingkat Optimal
Keterangan Hasil
Net Present Value NPV
Rp 35.591.906,85 Net BC
2,89 IRR
71,02
Nilai NPV yang positif menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan kerapu macan memberikan tambahan manfaat dari nilai sekarang Present Value. Net
BC yang didapatkan sebesar 2,89, yang berarti setiap pengeluaran usaha sebesar Rp 1.000 akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 2.890. Nilai ini didapatkan dari
nilai total inflow dibagi nilai total outflow yang telah dikalikan dengan tingkat diskonto. Nilai IRR sebesar 71,02 juga menunjukkan bahwa usaha ini layak
untuk dijalankan karena nilainya lebih besar dari diskonto sebesar 22. Nilai IRR ini menunjukkan bahwa usaha ini akan memberikan tingkat pengembalian modal
yang ditanamkan sebesar 71,02. Dari nilai NPV, Net BC, dan IRR yang didapat, usaha budidaya ikan kerapu macan di Pulau Panggang layak
dikembangkan.
6.7 Analisis Sensitivitas
Analisis nilai pengganti switching value merupakan perhitungan untuk mengukur sensitivitas perubahan maksimum yang dapat menyebabkan usaha
budidaya ikan kerapu macan masih tetap layak untuk dijalankan. Analisis ini
mengacu pada beberapa besar perubahan terjadi sampai mengakibatkan nilai NPV = 0. Nilai NPV = 0 akan membuat nilai net BC menjadi sama dengan 1.
Variabel yang akan dianalisis sensitivitasnya adalah penurunan harga jual ikan kerapu macan dan penurunan produksi ikan kerapu macan.
Pengolahan data untuk menganalisis sensitivitas usaha budidaya ikan kerapu macan di Pulau Panggang terhadap penurunan harga output dan penurunan
produksi dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13. Dilihat dari perubahan terhadap penurunan harga jual ikan kerapu macan, batas maksimal perubahan
penurunan harga jual sampai usaha berada pada kondisi break even point adalah harga turun sebesar 29,56 persen, sedangkan dari aspek penurunan produksi ikan
kerapu macan batas maksimal perubahan penurunan produksi ikan kerapu macan adalah 29,49 persen.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Variabel faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usaha
budidaya ikan kerapu macan di Pulau Panggang adalah variabel X
2
bibit, X
3
pakan rucah dan X
4
TK-1 atau tenaga kerja persiapan. Penggunaan faktor produksi pada kondisi aktual untuk benih sebesar 6,718 kg atau
setara dengan 269 ekor per musim tanam, pakan rucah sebesar 1.283,938 kg per musim tanam dan tenaga kerja persiapan 0,06125 HOK per musim
tanam serta produksi ikan kerapu macan yang dihasilkan sebesar 80,04 kg per musim tanam.
2. Faktor produksi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan kerapu macan
oleh Kelompok Sea Farming di Pulau Panggang belum optimal, sehingga keuntungan yang diperoleh belum maksimal. Kombinasi penggunaan
faktor produksi yang optimal adalah benih sebesar 7,490 kg atau setara dengan 300 ekor, pakan rucah sebesar 1.581,190 kg, tenaga kerja
persiapan sebesar 36,880 HOK per musim tanam. Produksi optimal ikan kerapu yang dihasilkan adalah sebesar 460,032 kg.
3. Keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ikan kerapu macan pada
kondisi aktual adalah sebesar Rp 3.993.072,25 per musim tanam, sedangkan keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal adalah sebesar
Rp 32.667.853,40 per musim tanam. Keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal tersebut adalah keuntungan dengan survival rate SR
sebesar 70.