VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Kegiatan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Macan
Kegiatan usaha budidaya ikan kerapu macan meliputi pemilihan lokasi budidaya, pemasangan wadah pemeliharaan, penebaran bibit, pemberian pakan,
penjemuran jaring, pencucian ikan, pemanenan, dan pemasaran. Kegiatan ini berlangsung secara terus menerus sampai ikan kerapu macan siap dipanen
mencapai ukuran konsumsi.
6.1.1 Pemilihan Lokasi Budidaya
Lokasi budidaya yang dipilih untuk budidaya kerapu adalah perairan di sekitar karang dengan kedalaman air berkisar antara 3-7 m, memiliki kecepatan
angin relatif kecil, gangguan alam seperti ombak dan angin relatif kecil. Pemilihan lokasi budidaya dilakukan agar kelangsungan ikan yang dibudidayakan dapat
tumbuh dengan baik, mengingat ikan kerapu sensitif terhadap perubahan lingkungan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 01-6488.4-2000,
lokasi yang cocok untuk budidaya kerapu macan adalah suhu berkisar antara 25 C sampai dengan 32
C, PH berkisar antara 7-8, 5, DO 5 ppm, kecepatan arus berkisar antara 20-25 cm per detik dan kecerahan lebih besar dari tiga meter.
6.1.2 Pembersihan Wadah Pemeliharaan
Wadah pemeliharaan ikan kerapu macan dalam satu unit keramba jaring apung terdiri dari dua jaring per kotak sebagai wadah pemeliharaan atau
pembesaran. Media yang digunakan adalah jaring yang terbuat dari bahan
polyethylene dengan ukuran jaring mesh size dua inci. Ukuran jaring yang
digunakan adalah 3,5 x 3,5 x 3,5 meter per kotak.
6.1.3 Penebaran Bibit
Penebaran bibit dilakukan pada pagi atau sore hari agar suhu perairan tidak terlalu panas. Ukuran bibit kerapu macan yang ditebar di keramba jaring apung
KJA berkisar antara 10 cm sampai dengan 11 cm. Harga bibit pada ukuran tersebut yaitu Rp. 11.000 per ekor. Benih yang digunakan tiap pembudidaya
beragam, antara 5 kg setara dengan 200 ekor sampai 10 kg setara dengan 400 ekor per unit usaha. Rata-rata padat penebaran di karamba jaring apung KJA
sebanyak 9 ekor per m
3
atau setara dengan 0,225 kg per m
3
. Responden memperoleh bibit ikan kerapu macan dari balai bibit yang
terletak di perairan Semak Daun. Bibit yang diberikan tersebut bersifat pinjaman. Pengambilan bibit dapat dilakukan bila sudah mendapatkan surat izin dan tanda
tangan dari ketua kelompok sea farming. Pembayaran bibit dapat dilakukan setelah responden memanen hasil budidayanya. Bibit yang diperoleh responden
sebanyak 200 ekor per orang pada tahap pertama. Apabila responden berhasil menjalankan usaha pada tahap pertama tersebut dan dapat membayar pinjaman
bibit pada awal usaha, responden memiliki kesempatan lagi untuk memperoleh bibit untuk usaha selanjutnya berlaku penambahan 200 ekor benih setiap tahap
pengambilan bagi yang berhasil menjalankan usahanya. Ketentuan ini sesuai dengan kesepakatan antara kelompok sea farming, pihak balai bibit ikan dan
PKSPL-IPB sebagai pembina kelompok sea farming.