III. KERANGKA PEMIKIRAN
Kelompok sea farming yang berada di Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu merupakan kelompok usaha yang melakukan
budidaya ikan kerapu pada kegiatan pembesaran. Pembentukan kelompok sea farming
bertujuan untuk mempermudah pengelolaan dan pembinaan kegiatan budidaya ikan kerapu. Kelompok tersebut dibina oleh Pusat Kajian Sumberdaya
Pesisir dan Lautan-Institut Pertanian Bogor PKSPL-IPB yang bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI
Jakarta. Pengembangan program sea farming di kawasan Kepulauan Seribu telah
berjalan sejak tahun 2005 dan telah ada reorientasi perilaku ekonomi penduduk setempat yang umumnya nelayan, yang pada awalnya mengandalkan sistem
perikanan tangkap mulai mengembangkan usaha budidaya, meski penangkapan ikan masih menjadi salah satu aktivitas penting. Secara mikro, program ini telah
menumbuhkan dan menggerakkan perekonomian, karena selain sistem produksi, program sea farming diharapkan dapat menjadi alternatif dalam kegiatan
ekonomi. Sea farming akan berjalan dengan baik apabila konsepsi dan implementasi dalam teknik dan pengembangan dalam masyarakat dapat berjalan
dengan baik serta menggunakan pendekatan yang tepat dan saling mendukung antar sektor primer, sekunder dan tersier.
Pembudidayaan ikan kerapu dalam kerangka program sea farming ini mempraktekkan kegiatan budidaya ikan kerapu macan dengan sistem keramba
jaring apung. Tiap pembudidaya ikan kerapu di Pulau Panggang menggunakan
tingkat faktor produksi yang berbeda-beda dalam usaha budidayanya. Hal ini tentu menghasilkan output yang berbeda-beda juga sehingga perlu dicari berapa
tingkat faktor produksi optimal yang digunakan agar dihasilkan output yang optimal. Dengan penggunaan faktor produksi yang optimal akan menghasilkan
produksi ikan kerapu yang optimal yang dapat meningkatkan keuntungan pembudidaya ikan. Ditambah lagi dengan masa panen ikan kerapu yang dapat
mencapai 7-10 bulan, tentunya hasil output ikan kerapu harus optimal untuk menutupi tenggang waktu tersebut dimana nelayan tidak mendapatkan pendapatan
dari budidaya belum panen. Analisis kelayakan pada usaha budidaya ikan kerapu juga harus dilakukan
dalam mengukur keefektifan penggunaan jumlah faktor produksi tersebut, sehingga dalam penelitian ini dilakukan suatu kajian untuk melihat seberapa besar
manfaat yang didapat dengan berbudidaya ikan kerapu. Identifikasi pada kondisi dengan proyek usaha budidaya ikan kerapu
dilakukan penilaian manfaat yang diterima oleh anggota kelompok sea farming. Dengan demikian dapat diketahui apakah usaha budidaya ikan kerapu yang
dilakukan oleh anggota kelompok sea farming di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu layak atau tidak layak. Kerangka pemikiran tersebut secara rinci disajikan
pada Gambar 3, sebagai berikut.
--------- :
Ruang Lingkup Studi
Gambar 3. KerangkaPemikiran
Optimalisasi Budidaya
Ikan Kerapu Produksi Optimal
Layak Tidak
Layak Pengembangan
Usaha Budidaya Ikan Kerapu
Analisis Sensitivitas
Faktor-Faktor Budidaya
Analisis Kelayakan
Kondisi -Penurunan stok ikan
-Tingkat kesejahteraan -Lingkungan
Sea Farming Alternatif :
-Perikanan Budidaya
Overfishing Potensi Sumberdaya Kelautan
Kepulauan Seribu
Usaha Budidaya Ikan Kerapu dengan
Keramba Jaring Apung
IV. METODOLOGI PENELITIAN