tersebut.  Oleh karena itu teknik penanganan yang tepat dan cepat sangat mutlak diperlukan.
2.1.1 Metode penanganan handling untuk memperlambat proses
kemunduran mutu
Pada  produk  pangan  yang  cepat  membusuk  seperti  ikan  basah,  mutu  ikan selalu identik dengan kesegaran.  Dalam istilah ”segar” tercakup dua pengertian
yaitu  i  baru  saja  ditangkap,  tidak  disimpan  atau  diawetkan,  dan  ii  mutunya
masih  original,  belum  mengalami  kemunduran  Ilyas,  1983.  Cara  penanganan
ikan  yang  benar  segera  setelah  ditangkap  akan  menentukan  mutunya. Pembuangan  sumber-sumber  bakteri  pembusuk  dalam  tubuh  ikan  seperti  insang,
bagian  dalam  perut  jeroan  dan  lendir  adalah  langkah  awal  guna mempertahankan  mutu  ikan  sesegar  mungkin.  Dua  metode  penanganan  dalam
mempertahankan  kesegaran  ikan  atau  memperlambat  proses  kemunduran  mutu,
yaitu pendinginan dan pembekuan. 1  Pendinginan
chilling
Tujuan penyimpanan atau pengawetan ikan dengan suhu chilling -1 - 5
o
C adalah untuk menghambat kegiatan mikroorganisme dan proses-proses kimia serta
fisis  lainnya  yang dapat  mempengaruhi atau  menurunkan kesegaran mutu ikan. Dalam  pendinginan  diperlukan  refrigrant  bahan  pendingin,  yang  merupakan
sejenis  medium  atau  alat  untuk  memindahkan  panas.  Bahan  pendingin  tersebut berfungsi  untuk  memindahkan  panas  dari  sebuah  ruangan  tertutup  yang  berisi
bahan makanan yang didinginkan.  Sifat-sifat bahan pendingin yang ideal adalah; mempunyai titik didih  dan titik cair yang  rendah, tidak menyebabkan karat pada
logam,  tidak  bisa  terbakar  atau  meledak,  tidak  menyebabkan  luka-luka,  tidak berbau busuk, murah dan dalam jumlah sedikit mudah diketahui.
Cara pendinginan dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: 1   Pengesan icing
Fungsi  dari  es  adalah:  a  mempertahankan  suhu  ikan  tetap  dingin;  b menyediakan  air  es  untuk  mencuci  lendir,  sisa-sisa  darah  dan  bekteri  dari
permukaan  badan  ikan;  c  mempertahankan  keadaan  berudara  aerob  pada ikan, selama disimpan dalam palka.
2  Pendinginan dengan air laut atau air garam dan es iced-sea water.
Ikan yang didinginkan dengan brine + es atau air laut + es pada suhu -1,7
o
C memakai  air  laut  yang  bersih  atau  brine  3,  lebih  tahan  lama  bila
dibandingkan dengan yang hanya di-es dengan suhu 2 – 3
o
C. Kekurangannya adalah  bila  tidak  ada  sirkulasi  brine  dingin,  suhu  dalam  wadah  tidak  merata
sehingga mutu ikan tidak seragam. 3  Penyimpanan  di  dalam  air  laut  yang  didinginkan  secara  mekanis  storage  of
fish in refrigerated sea water = RSW. Dalam pendinginan ini dibutuhkan air laut  yang  bersih  atau  larutan  garam  berkadar  garam  sampai  8  untuk
menghasilkan  suhu  air  -1
o
C  sampai  -2
o
C.  Keuntungannya  adalah:  a penanganan lebih mudah dan praktis; b dapat menghindari kehilangan berat
dan  kemungkinan  tergencetnya  ikan  oleh  tumpukan  es;  c  mengurangi kemungkinan kontaminasi bakteri karena adanya garam.
4  Pengesan dengan air garam brine Brine  merupakan  salah  satu  cara  untuk  mendinginkan  ikan  pada  suhu
mendekati  titik  beku  ikan.  Dengan  pemakaian  es  air  garam  terbuat  dari larutan  NaCl  3  akan  dihasilkan  suhu  sekitar  -1,1
o
C  pada  ikan. Kelemahannya,  es  air  garam  lebih  cepat  mencair,  sehingga  keperluan  es
sangat    banyak.  Hubungan  antara  suhu,  kegiatan  bakteri  dan  laju  penurunan mutu ikan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.  Hubungan antara suhu, kegiatan bakteri dan laju penurunan mutu ikan
Suhu
o
C Kegiatan bakteri
Mutu ikan
25 – 10
Luar biasa cepat Cepat turun, daya awet 3
– 10 jam 10
– 2 Pertumbuhan kurang cepat
Mutu  menurun  kurang  cepat,  daya awet 2
– 5 hari 2 - -1
Pertumbuhanlebih berkurang  Penurunan  mutu  agak  lambat,  daya awet 3
– 10 hari -1
Kegiatan dapat ditekan Sebagai  ikan  basah  penurunan  mutu
minimum, daya awet 5 – 20 hari
-2 - -10 Ditekan tidak aktif
Penurunan  mutu  minimum,  tekstur tidak  kenyal  dan  rasa  tidak  segar,
daya awet 7 – 30 hari
-18 Ditekan  minimum,  bakteri
tersisa  tidak aktif Mutu  ikan  belut  lebih  baik,  daya
awet setahun
Sumber: Yunizal dan Wibowo 1998
2  Pembekuan freezing
Pembekuan  dimaksudkan  untuk  mengawetkan  sifat-sifat  alami  ikan. Pembekuan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh di bawah titik beku.
Keadaan  beku  menyebabkan  bakteri  dan  enzim  terhambat  kegiatannya  sehingga daya  awetnya  lebih  besar  dibandingkan  dengan  yang  hanya  didinginkan.    Pada
suhu  -12
o
C,  kegiatan  bakteri  telah  dapat  dihentikan  akan  tetapi  proses-proses kimia-enzimatis  masih  terus  berjalan  Murniyati,  2000.  Pembekuan  berarti
mengubah  kandungan  cairan  pada  ikan  menjadi  es.    Pada  tubuh  ikan  sebagian besar  60
–  80  terdiri  atas  cairan  yang  terdapat  di  dalam  sel,  jaringan  dan ruangan antar sel.  Ikan mulai membeku pada suhu antara -0,6 sampai -2
o
C, atau rata-rata  -1
o
C.  Mula-mula  yang  membeku adalah air  bebas ± 67, kemudian disusul air terikat ± 5. Pembekuan dimulai dari bagian luar dan bagian tengah
membeku paling akhir. Pada  pembekuan  komersial  dikenal  dua  penggolongan,  yaitu  pembekuan
lambat  slow  freezing  dan  pembekuan  cepat  quick  freezing.    Kristal-kristal  es yang  terbentuk  selama  pembekuan  dapat  berbeda-beda  ukurannya,  tergantung
pada  kecepatan  pembekuan.    Pembekuan  cepat  menghasilkan  kristal  yang  kecil- kecil  di  dalam  jaringan  daging.    Jika  dicairkan  kembali,  kristal-kristal  es  yang
mencair diserap kembali oleh daging dan hanya sejumlah kecil yang lolos keluar sebagai  drip  Moeljanto,  1992.  Sedangkan  pada  pembekuan  lambat
menghasilkan  kristal  es  berukuran  besar.    Kristal  es  ini  mendesak  dan  merusak susunan  jaringan  daging.    Tekstur  daging  ketika  ikan  dicairkan  menjadi  kurang
baik,  daging  menjadi  berongga-rongga  keropos,  honey  combed.  Beberapa metode  pembekuan  yang  digunakan  untuk  membekukan  produk  perikanan
Moeljanto, 1992 adalah: 1  Sharp freezing merupakan pembekuan dengan meletakkan ikan pada rak- rak
yang  terdiri  dari  pipa-pipa  pendingin  cooling  pipe.  Secara  keseluruhan kecepatan  pemindahan  panas  dalam  proses  pendinginan  berjalan  lambat,
tetapi  bagian  yang  menempel  pada  pipa  pendingin  cukup  cepat.  Proses pendinginan  ini  tergantung  pada  udara  dingin  yang  disirkulasikan  melalui
kipas dan alatnya digolongkan kedalam sharp freezer.
2  Blast  freezing  merupakan  sebuah  ruangan  atau  kamar  atau  terowongan tunnel.  Udara  dingin  di  dalamnya  disirkulasikan  ke  sekitar  produk  yang
dibekukan dengan bantuan kipas. Alat yang digunakan digolongkan kedalam air blast freezer.
3 Contact  plate  freezing  merupakan  teknik  pembekuan  dengan  cara  menjepit
produk  diantara  dua  plat  atau  lempengan  logam  yang  didalamnya  dialiri bahan pendingin. Pembekuan dengan contact plate freezer berjalan cepat 1,5
– 3 jam dan efisien, khususnya untuk produk-produk yang dikemas. 4
Immersion  freezing  merupakan  jenis  freezer  yang  digunakan  untuk pembekuan
ikan-ikan  utuh  seperti  tuna.  Cara  pembekuannya  yaitu dengan mencelupkan ikan
kedalam  larutan  garam  NaCl  bersuhu  -17
o
C atau dengan menyemprot ikan memakai brine. 5
Cryogenic freezing merupakan jenis freezer yang menggunakan CO
2
dan N
2
cair.  Konsepnya  berbeda  dengan  jenis  freezer  lainnya  karena  tidak dihubungkan  dengan  mesin  refrigerasi.    Produk  dibekukan  dengan  cara
menyemprotkan CO
2
dan N
2
cair ke atas produk dan bergerak kedepan keluar dari freezer.
2.1.2 Titik-titik kritis crtitical control point = CCP pada penanganan,