Pada gambar 11, sumber bahaya utama pada tiga titik kritis tersebut yaitu berbagai  bakteri  yang  dapat  berkembang  dan  akan  mencemari  bahan  baku  ikan
yang  diolah.  Tindakan  pengawasan  yang  dapat  dilakukan  yaitu  melakukan pemeriksaan secara visual mengenai kebersihan selama proses pengolahan. Secara
lebih  rinci  mengenai  sumber  bahaya,  batas  kritis  serta  tindakan  yang  dapat dilakukan pada ketiga titik kritis tersebut dapat dilihat pada Tabel 24.
6.2.2  CCP pengolahan pindang ikan
Produk andalan pengolahan ikan laut kedua di kabupaten Sukabumi adalah ikan  pindang  dengan  produksi  mencapai  2.600  tontahun.  Kebanyakan  ikan
pindang bahan bakunya berasal dari ikan tongkol, baby tuna atau cakalang segar. Ikan  pindang  bisa  bertahan  selama  3
–  5  hari  pada  kondisi  suhu  kamar,  proses pengolahan  pindang  masih  bersifat  tradisional  dan  tanpa  menggunakan  bahan
–
bahan tambahan yang menyebabkan bahaya bagi konsumen.
Proses  pemindangan  ikan  kecil  dilakukan  terhadap  komoditas  perikanan seperti layang, tongkol tembang, peperek dan lain-lain. Peralatan yang digunakan
dalam  proses  pengolahan  pindang  ikan  kecil  adalah:  nayabesek  dari  bambu, kanca drum di las 1 x 2 meter, kertas koran, tungku kayu bakar, rak penirisan
dan tali plastik Untuk mencegah terjadinya kemunduran mutu produk, maka perlu dilihat
analisa  bahaya  selama  proses  pengolahan  pindang  ikan.  Secara  garis  besar pengolahan  pindang  ikan  baik  besar  maupun  kecil  memiliki  proses  pengolahan
yang relatif sama, bedanya terdapat pada ukuran ikan yang diolah. Analisa bahaya pada pengolahan pindang ikan dapat dilihat pada Tabel 25
Berdasarkan  Tabel  25,  pada  proses  pengolahan  pindang  ikan  terdapat  3 tiga  titik  kritis  sumber  bahaya  yaitu  pada  tahapan  penanganan  bahan  baku,
proses  perebusan  dan  proses  pengemasan.  Titik-titik  kritis  dalam  setiap  tahapan proses  pengolahan  pindang  ikan  besar  dan  pindang  ikan  kecil  secara  lebih  jelas
dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13. Berdasarkan gambar tersebut, sumber bahaya utama pada ketiga titik kritis
tersebut  yaitu  berbagai  bakteri  yang  dapat  berkembang  dan  akan  mencemari bahan  baku  ikan  yang  diolah  serta  rusaknya  fisik  ikan.  Tindakan  pengawasan
yang  perlu  dilakukannya  yaitu  melakukan  pemeriksaan  fisik  secara  visual
mengenai  kebersihan  selama  proses  pengolahan.  Secara  lebih  rinci,  mengenai sumber bahaya, batas kritis serta tindakan yang dapat dilakukan pada ketiga titik
kritis tersebut dapat dilihat pada Tabel 25.
6.2.3  CCP pengolahan bakso ikan