Optimasi Unit Pengolahan Ikan 1 Perumusan model optimasi
Proses penjemuran dan produk hasil pengolahan kerupuk kulit ikan dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Kerupuk kulit ikan dan proses penjemurannya.
5.4. Optimasi Unit Pengolahan Ikan 5.4.1 Perumusan model optimasi
Fungsi tujuan
Berdasarkan hasil analisis usaha terhadap masing-masing UPI yang berada di kabupaten Sukabumi, maka dapat diperoleh tingkat keuntungan masing-masing
UPI yang disajikan pada Tabel 29. Tabel 29. Tingkat keuntungan masing-masing UPI sebagai variabel keputusan
model optimasi
No Jenis UPI
Variabel Keputusan Xj
Tingkat Keuntungan UPI
Rptahun
1. Pengolahan ikan asin
X1 9.516.000
2. Pengolahan pindang ikan besar
X2 128.331.429
3. Pengolahan pindang ikan kecil
X3 60.040.000
4. Pengolahan bakso ikan
X4 403.919.000
5. Pengolahan abon ikan
X5 338.570.000
6. Pengolahan kerupuk kulit ikan
X6 25.545.000
Berdasarkan pada tabel tersebut, maka fungsi tujuan linier programming model optimasi unit pengolahan ikan di Kabupaten Sukabumi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Maks Z = 9.516.000 X
1
+ 128.331.429 X
2
+ 60.040.000 X
3
+ 403.919.000 X
4
+ 338.570.000 X
5
+ 25.545.000 X
6
Fungsi kendala
Fungsi kendala merupakan faktor pembatas dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada keterbatasan sumberdaya yang dimiliki dan kendala
pembatas produksi lainnya. Faktor-faktor kendala yang digunakan dalam model optimasi ini meliputi ketersediaan sumber bahan baku ikan; jumlah tenaga kerja;
dan nilai investasi untuk UPI di kabupaten Sukabumi.
Kendala bahan baku ikan
Bahan baku ikan memiliki peranan yang sangat penting bagi UPI. Kegiatan pengolahan produk perikanan merupakan proses penanganan lebih lanjut
bagi produk-produk perikanan sehingga memiliki nilai tambah. Oleh karena itu, penentuan jumlah UPI akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan jumlah bahan
baku ikan. Potensi sumberdaya ikan yang terdapat di kabupaten Sukabumi cukup
potensial baik kuantitas maupun keragamanannya. Jenis ikan hasil tangkapan dominan di kabupaten Sukabumi sekaligus menjadi bahan baku bagi UPI skala
menengah meliputi ikan cakalang, layang, tongkol, tuna, cucut, tembang, peperek dan udang rebon. Volume ikan hasil tangkapan yang paling besar yaitu ikan tuna
dengan rata-rata sebesar 2.032.000 kg per tahun, selanjutnya secara berurutan diikuti ikan tongkol sebanyak 998.000 kg per tahun, tembang sekitar 866.000 kg
per tahun, cakalang sekitar 742.000 kg per tahun, peperek sekitar 307.000 kg per tahun, udang rebon sekitar 88.000 kg per tahun, layang sekitar 66.000 kg per
tahun, dan cucut sekitar 56.000 kg per tahun. Alokasi kebutuhan bahan baku untuk UPI dibedakan berdasarkan skala usaha. Kebutuhan bahan baku UPI
diasumsikan untuk skala kecil dan menengah masing-masing 35 persen, dan sisanya sebesar 30 persen digunakan untuk UPI skala besar.
Setiap unit UPI memiliki kebutuhan bahan baku ikan yang berbeda baik dari segi volume maupun jenis ikan. Kebutuhan volume bahan baku ikan dari
setiap UPI akan sangat tergantung pada tingkat kapasitas produksinya. Besarnya kapasitas produksi setiap UPI berbeda satu sama lainnya tergantung pada skala
usaha dan jenis UPI. Berdasarkan kapasitas produksi rata-rata UPI yang terdapat di kabupaten Sukabumi, maka dapat diperoleh rata-rata kebutuhan bahan baku
ikan segar yang diolah untuk ikan asin sebesar 52.200 kg per tahun; untuk
pemindangan ikan ukuran besar sekitar 235.200 kg per tahun; pemindangan ikan ukuran kecil sekitar 81.600 kg per tahun; bakso ikan sekitar 100.800 kg per tahun;
abon ikan sekitar 7.200 kg per tahun; dan kerupuk kulit ikan sekitar 24.000 kg per tahun.
Kebutuhan bahan baku menurut jenis ikan dari setiap UPI dipengaruhi oleh permintaan pasar. Jenis ikan yang umumnya diolah menjadi ikan asin
meliputi ikan tembang, peperek dan udang rebon. Produk ikan pindang terdiri dari jenis ikan cakalang, tuna, tongkol dan layang. Jenis ikan yang umumnya
digunakan untuk pengolahan bakso ikan dan abon ikan yaitu ikan tuna. Sedangkan untuk pengolahan kerupuk kulit ikan umumnya menggunakan ikan cucut. Secara
lebih jelas kebutuhan bahan baku masing-masing UPI berdasarkan volume dan jenis ikan dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Rata-rata kebutuhan bahan baku ikan UPI skala menengah menurut volume dan jenis ikan di kabupaten Sukabumi selama satu tahun
No Jenis
bahan baku ikan
Jenis produk olahan kg
Jumlah hasil
tangkapan rata-rata
Kgtahun Jumlah
bahan baku ikan
UPI skala menengah
35 Kgtahun
Ikan asin
Pindang besar
Pidang kecil
Bakso ikan
Abon ikan
Kerupu k kulit
X1 X2
X3 X4
X5 X6
1 Cakalang
168.000 742.047
259.716 2
Layang 9.600
66.104 23.136
3 Tongkol
72.000 998.211
349.374 4
Tuna 57.600
100.800 7.200
2.032.395 711.338
5 Cucut
24.000 56.249
19.687 6
Tembang 24.000
866.316 303.211
7 Peperek
24.000 307.164
107.507 8
Udang Rebon 4.200
87.758 30.715
Kapasitas produksi Kg
52.200 235.200
81.600 100.800
7.200 24.000
Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat dibentuk pertidaksamaan untuk fungsi kendala dari bahan baku ikan sebagai berikut:
7 Ikan cakalang : 168.000 X2 ≤ 259.716
8 Ikan layang : 9.600 X3
≤ 23.136 9 Ikan tongkol
: 72.000 X3 ≤ 349.374 10
Ikan tuna : 57.600 X2 + 100.800 X4 + 7.200 X5 ≤ 711.338
11 Ikan cucut
: 24.000 X6 ≤ 19.687
12 Ikan tembang, peperek dan udang rebon
: 24.000 + 24.000 + 4.200 X1 ≤ 303.211 + 107.507 + 30715 : 52.200 X1 ≤ 441.433
Kendala jumlah tenaga kerja
Kegiatan pengembangan UPI dapat bermanfaat bagi peningkatan nilai tambah baik bagi produk seperti mutu dan harga produk maupun berdampak
sosial seperti penyerapan jumlah tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat. Banyaknya kebutuhan jumlah tenaga kerja pada
masing-masing UPI akan berdampak pada besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja pada setiap UPI ikan asin rata-rata sekitar 22 orang.
Tenaga kerja pada UPI pindang ikan besar rata-rata sekitar 18 orang, UPI pindang kecil rata-rata sekitar 15 orang, UPI bakso ikan rata-rata sekitar 24 orang, UPI
abon ikan rata-rata sekitar 14 orang dan UPI kerupuk ikan rata-rata sekitar 8 orang. Untuk lebih jelasnya, kebutuhan tenaga kerja untuk masing-masing UPI
dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31
. Jumlah tenaga kerja berdasarkan jenis UPI skala menengah di
kabupaten Sukabumi. No
Jenis UPI Jumlah tenaga kerja
orang 1. Ikan asin
22 2. Pindang ikan besar
18 3. Pindang ikan kecil
15 4. Bakso ikan
24 5. Abon ikan
14 6. Kerupuk kulit ikan
8 Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat penyerapan
jumlah tenaga kerja yang paling tinggi yaitu UPI bakso ikan sebanyak 24 orang. Tingginya kebutuhan tenaga kerja pada UPI bakso ikan berbanding lurus dengan
besarnya tingkat kapasitas produksi pada UPI bakso ikan. Besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja pada UPI juga dapat disebabkan karena umumnya UPI di
kabupaten Sukabumi didasarkan pada kegiatan kelompok usaha bersama. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten Sukabumi dapat mentargetkan bahwa total
tenaga kerja yang mampu diserap oleh UPI skala kecil menengah yaitu sebesar
6.158 orang. Fungsi kendala tenaga kerja dari model optimasi linier programming dapat dirumuskan sebagai berikut:
22 X1 + 18 X2 + 15 X3 + 24 X4 + 14 X5 + 8 X6 ≥ 6.158
Kendala investasi
Kendala investasi dapat menjadi salah satu faktor pembatas bagi pengembangan UPI skala kecil menengah. Jumlah nilai investasi memiliki
pengaruh terhadap investor dalam memilih jenis UPI yang akan diusahakannya. Pemilihan jenis UPI oleh investor tentunya akan disesuaikan dengan nilai
investasi usaha dengan mempertimbangan jumlah modal yang tersedia. Semakin besar nilai investasi maka modal usaha yang diperlukan juga akan semakin besar,
demikian pula sebaliknya. Besarnya nilai investasi dari masing-masing UPI skala kecil menengah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Nilai investasi yang dibutuhkan pada masing-masing UPI skala Menengah di kabupaten Sukabumi.
No Jenis UPI
Nilai investasi Rp
1. Ikan asin 25.000.000
2. Pindang ikan besar 10.000.000
3. Pindang ikan kecil 4.000.000
4. Bakso ikan 43.050.000
5. Abon ikan 72.400.000
6. Kerupuk kulit ikan 11.750.000
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa UPI abon ikan memiliki tingkat investasi terbesar dibandingkan dengan kegiatan UPI lainnya
yaitu mencapai nilai investasi sebesar Rp. 72.400.000, selanjutnya diikuti oleh UPI bakso ikan dengan nilai investasi sebesar Rp. 43.050.000. Besar kecilnya
nilai investasi usaha akan sangat dipengaruhi dari tingkat teknologi yang digunakan serta skala usahanya. Namun demikian, besarnya investasi usaha
umumnya akan sebanding dengan nilai profit yang diperoleh walaupun tingkat resikonya semakin besar juga. Jumlah nilai investasi pada sektor riil dapat juga
dijadikan sebagai acuan bagi pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Semakin besar nilai investasi pada suatu wilayah maka dorongan tingkat pertumbuhan
ekonomi wilayah tersebut juga akan semakin besar. Oleh karena itu, mengingat pentingnya peranan investasi riil tersebut, maka dapat direncanakan besarnya
tingkat investasi riil yang dicapai pada tahun 2009 dicapai diperkirakan sekitar dua milyar rupiah.
Fungsi kendala investasi dari model optimasi linier programming dapat dirumuskan sebagai berikut:
25.000.000 X1 + 10.000.000 X2 + 4.000.000 X3 + 43.050.000 X4 + 72.400.000 X5 + 11.750.000 X6
≤ 2.000.000.000 5.4.2 Optimalisasi jumlah UPI
Berdasarkan hasil pengolahan dari input model optimasi yang telah dirumuskan maka dapat ditentukan jumlah kombinasi unit UPI yang optimal
dikembangkan di kabupaten Sukabumi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software Lindo versi 6.1. Jumlah unit UPI optimal yang
dapat dikembangkan di kabupaten Sukabumi secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Jumlah UPI optimal di kabupaten Sukabumi
No Jenis UPI
Jumlah UPI unit
1. Ikan asin 8
2. Pindang ikan besar 4
3. Pindang ikan kecil 2
4. Bakso ikan 3
5. Abon ikan 22
6. Kerupuk kulit ikan 2
Total 41
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah UPI yang optimal dikembangkan di kabupaten Sukabumi yaitu sebanyak 41 unit. Jenis UPI yang
paling banyak yaitu UPI abon ikan sebanyak 22 unit, selanjutnya diikuti oleh UPI ikan asin dan pindang ikan besar masing-masing sebanyak 8 unit dan 4 unit.
Jumlah UPI bakso ikan sebanyak 3 unit, pindang ikan kecil dan kerupuk kulit masing-masing sebanyak 2 unit. Dalam menghitung jumlah UPI abon ikan
digunakan data produksi tuna secara keseluruhan. Meskipun para pengolah abon ikan di Palabuhanratu selalu menggunakan ikan marlin sebagai bahan baku.
Namun karena data produksi ikan marlin jangilus tidak tersedia, maka digunakan data produksi tuna termasuk marlin. Secara lebih lengkap, output
hasil analisis optimasi dapat dilihat pada Lampiran 8.