5.2.4 Pengolah kulit ikan pari
Industri pengolahan kulit ikan di PHPT terdiri dari 2 jenis yaitu industri pengolahan kulit untuk konsumsi dan industri pengolahan kulit untuk
penyamakan. Industri pengolahan kulit ikan untuk konsumsi, juga mengolah tulang ikan untuk bahan pmbuatan kosmetik.
1 Industri pengolahan kulit ikan untuk konsumsi
Jenis kulit ikan yang diolah yaitu kulit ikan pari Dasyatis sp. dan ikan cucut Sphyma sp.. Pemenuhan kebutuhan bahan baku kulit dan tulang ikan
diperoleh dari PPSMuara Baru dan cold storage Muara Angke. Persentase pembelian bahan baku kulit dan tulang ikan dari masing-masing lokasi yaitu PPS
Muara Baru dan cold storage Muara Angke sebesar 70 dan 30.
Proses pembelian bahan baku kulit dan tulang ikan di PPS Muara Baru dilakukan seperti pembelian pada umumnya, pengolah kulit dan tulang ini datang
langsung ke PPS Muara Baru dan melakukan transaksi pembelian kulit dan tulang ikan dengan pembayaran secara tunai. Bahan baku yang dibeli dari PPS Muara
Baru biasanya sudah berbentuk lembaran-lembaran kulit ikan dan tulang-tulang yang sudah terpisah dari daging ikan sebagai sisa produksi industri pengolahan
ikan yang mengolah daging ikan pari dan ikan hiu. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut bahan baku dari PPS Muara Baru ke tempat
produksi menggunakan mobil pick up. Kedua jenis bahan baku tersebut dimasukkan ke dalam keranjang dan ditempatkan di bak terbuka mobil tersebut.
Hanya saja bak tersebut ditutupi dengan terpal plastik selama proses pengangkutan.
Pembelian bahan baku ikan di cold storage PPI Muara Angke berupa bahan baku ikan yang masih utuh. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses
pembelian bahan baku ikan dari cold storage PPI Muara Angke mengikuti ketentuan transaksi pembelian yang sudah ada dimana pembayaran dilakukan
secara tunai. Kondisi ikan masih dalam keadaan beku pada saat dibeli karena dimasukkan ke dalam cold storage. Bahan baku ikan dari cold storage PPI Muara
Angke diangkut menggunakan gerobak terbuka dimana ikan yang masih beku diwadahi dalam tris atau keranjang dan juga dibiarkan terbuka.
Pembelian bahan baku kulit ikan ini lebih banyak di cold storage Muara Baru dikarenakan proses produksi yang menghasilkan kulit ikan sebagai limbah
sisa produksi industri pengolahan ikan, lebih banyak ditemukan di PPS Muara Baru, sedangkan untuk pembelian bahan baku kulit dan tulang di cold storage
Muara Angke yaitu berupa ikan utuh dimana daging ikan yang tidak digunakan dalam proses produksi akan dikonsumsi sendiri oleh keluarga pemilik.
Bahan baku yang sudah diterima baik yang sudah berupa kulit dan tulang atau masih berbentuk ikan setelah diterima langsung diolah tanpa ada
penyimpanan terlebih dahulu. Proses penyiapan bahan baku hanya untuk bahan baku yang masih berbentuk ikan, sedangkan bahan baku yang sudah berbentuk
kulit dan tulang langsung dapat diolah. Bahan baku ikan utuh yang masih beku tersebut dicairkan terlebih dahulu agar dapat diolah.
Bahan baku kulit ikan yang dibeli oleh industri pengolahan ikan dalam bentuk kulit didasarkan pada ukuran berat kilogram. Jumlah bahan baku yang
digunakan dalam satu kali proses pengolahan untuk jenis usaha pengolahan kulit
dan tulang ikan ini sebanyak 1.500 kg kulit ikan pari dan hiu dan 300-400 kg tulang ikan pari dan hiu.
Lama 1 kali proses pengolahan untuk kulit ikan selama 1-2 hari dan proses pengolahan untuk tulang ikan pari selama 5 hari, sedangkan untuk tulang hiu
selama 9 hari. Sehingga dalam 1 bulan, normalnya industri pengolahan kulit dan tulang ikan ini mampu melakukan proses produksi untuk pengolahan kulit ikan
sebanyak 15 kali dan pengolahan tulang ikan sebanyak 3-6 kali dalam satu bulan. Akan tetapi proses pengolahan kulit dan tulang ikan inimaksimalnya dapat
dilakukan hampir setiap hari atau sekitar 28 kali dalam satu bulan.
Dalam waktu 1 bulan dapat menghabiskan 22.500 kg kulit ikan dan 1800- 2400 kg tulang ikan dalam keadaan proses produksi normal, sedangkan untuk
proses produksi maksimal yang dilakukan hampir setiap hari yaitu sebanyak 42.000 kg kulit ikan pari dan hiu dan 8.400-11.200 kg tulang ikan pari dan hiu.
2 Industri pengolahan kulit ikan untuk penyamakan Industri pengolahan kulit ikan untuk penyamakan biasanya menggunakan
kulit ikan pari sebagai bahan bakunya. Pasokan kebutuhan bahan baku kulit biasanya diperoleh dari pasokan langganan daerah Lampung, Cirebon, Indramayu,
dan TPI Muara Angke tapi persentasenya kecil serta ada juga nelayan yang membawa langsung kulit ikan pari ke tempat produksi dengan jumlah yang sedikit
atau beberapa lembar saja.
Kondisi bahan baku yang dibeli oleh usaha pengolahan kulit pari ini berupa lembaran-lembaran kulit ikan pari. Bahan baku tersebut dibawa langsung oleh
pemasok langganan ke tempat pengolahan kulit ikan pari ini. Proses pengangkutan bahan baku menggunakan mobil pick up dimana kulit-kulit ikan pari tersebut telah
dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang terlebih dahulu agar tidak rusak.
Bahan baku kulit yang dibeli oleh industri kulit untuk penyamakan dalam bentuk lembaran sehingga kulit dihitung berdasarkan panjang dan lebarnya.
Penggolongan kulit ikan pari berdasarkan hasil pengukuran panjang dan lebar kulit dibedakan menjadi 4 yaitu kecil, sedang, besar dan super besar Tabel 16.
Tabel 16 Penggolongan kulit ikan pari berdasarkan hasil pengukuran panjang dan lebar kulit
Golongan Ukuran panjang cm
Ukuran lebar cm 1. Kecil C
30-40 15-20
2. Sedang B 40-50
20-25 3. Besar A
50-60 25-30
4. Super Besar Bs 60
30
Sumber: Purnomo 2002
Alasan pembelian bahan baku dari tempat-tempat tersebut adalah karena pasokan bahan baku kulit tidak dapat terpenuhi apabila hanya mengandalkan dari
PPI Muara Angke, selain itu pasokan bahan baku kulit lebih banyak diperoleh dari daerah-daerah dekat pantai.
Bahan baku kulit ikan yang sudah diterima langsung mengalami proses penyiapan bahan baku yaitu kulit-kulit ikan dilapisi dengan garam kemudian
disusun di atas sebuah meja kayudan dapat disimpan hingga berbulan-bulan dan menunggu proses selanjutnya.
Jumlah bahan baku kulit ikan yang diolah dalam satu kali proses sebanyak 500 lembar atau sekitar 125-250 kg kulit ikan. Lama satu kali proses pengolahan
untuk kulit ikan yaitu 1-2 hari, sehingga dalam keadaan normal proses produksi yang dapat dilakukan industri pengolahan kulit pari ini sebanyak 15 kali dalam 1
bulan. Proses pengolahan kulit ikan pari maksimal yang dapat dilakukan oleh industri pengolahan kulit pari adalah hampir setiap hari atau 28 kali dalam 1
bulan, sehingga dalam 1 bulan diperlukan bahan baku kulit ikan dalam keadaan normal 7.500 lembar atau 3.250
4.500 kg dan pada proses pengolahan maksimal kurang lebih sebanyak 14.000 lembar atau sekitar 7.000kg dalam waktu 1 bulan.
Kebutuhan lainnya yang diperlukan dalam pengolahan kulit ikan pari ini adalah garam. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa garam digunakan untuk
pengawetan bahan baku ikan pari yang belum akan diolah. Jumlah garam yang diperlukan untuk masing-masing usaha pengolahan kulit ikan pari sebanyak 1 ton
per bulan.
5.3 Proses Produksi Industri Pengolahan Ikan