Tabel 28 Analisis usaha pada industri pengolahan ikan asap di PHPT PPI Muara Angke tahun 2012
Biaya Jumlah
rupiah
1. Biaya investasi 113.300.000
2. Biaya usaha
2.1 Biaya Tetap 45.786.667
2.2 Biaya Tidak Tetap 616.120.000
2.3 JUMLAH BIAYA 2.1+2.2 661.906.667
3. Penerimaan 705.600.000
4. Keuntungan
4.1 Keuntungan bersih sebelum pajak 3-2.3 43.693.333
4.2 Pajak 218.467
4.3 Keuntungan bersih sesudah pajak 4.2-2.4 43.474.866
7.3 Industri Pengolahan Ikan Pindang
Industri pengolahan ikan pindang di PHPT PPI Muara Angke berdasarkan analisis usahanya yaitu RC ratio, ROI, dan PP dapat digolongkan
menguntungkan, sebagaimana akan dijelaskan pada subsubbab 7.3.4. Industri pengolahan ikan pindang yang mengolah bahan baku ikan sebanyak 740 kg dalam
1 kali proses produksinya. Industri pengolahan ikan pindang ini seperti telah dijelaskan pada subbab 5.1.3 tidak memberikan upah kepada para pekerjanya
namun perusahaan hanya mengambil keuntungan Rp 2.000,00 untuk setiap produk yang dijual oleh para pekerjanya. Namun dalam perhitungan analisis usaha
pada industri ini pengolahan ikan pindang tetap dihitung biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja dan satu tahun produksi yang digunakan adalah 11 bulan.
7.3.1 Biaya investasi
Biaya investasi untukusaha pengolahan ikan pindangdi PHPT PPI Muara Angkeadalah sebesar Rp 212.950.000,00. Biaya tersebut digunakan untuk
membeli bangunan awal, merenovasi dan menambah bangunan, membeli tong perebusan, kompor gas, dan keranjang fiber, terpal plastik, dan mobil pick up,
membuat meja kayu, dan membuat SIUP dan SIP. Rincian biaya lengkapnya dijelaskan pada Lampiran 5.
7.3.2 Biaya usahapengeluaran
Biaya usaha pada usaha pengolahan ikan pindang ini terdiri dari biaya tetap, biaya tidak tetap dan biaya penyusutan. Biaya tetap yang dikeluarkan industri
pengolahan ikan pindang ini selama satu tahun adalah sebesar Rp 183.263.333,00. Biaya tetap tersebut dikeluarkan untuk biaya-biaya sewa lahan 150 m
2
ke PHPT,
perawatan bangunan, perawatan tong perebusan, perawatan kompor gas, perawatan keranjang fiber, perawatan meja kayu, perawatan terpal plastik,
perawatan mobil pick up, upah tenaga kerja, dan biaya penyusutan. Biaya penyusutan tersebut terdiri dari biaya-biaya penyusutan bangunan, tong
perebusan, kompor gas, keranjang fiber, meja kayu, terpal, dan mobil pick up. Biaya tetap selengkapnya dijelaskan pada Lampiran 5. Biaya tersebut dikeluarkan
setiap tahunnya meskipun industri pengolahan ikan pindang tidak sedang melakukan kegiatan produksi.
Biaya tidak tetap yang dikeluarkan industri pengolahan ikan pindang setiap tahunnya adalah sebesar Rp 2.473.924.100,00. Biaya tersebut digunakan untuk
pembelian-pembelian bahan baku ikan, garam, pisau, besek, kayu bakar, gas, bensin, bumbu untuk bandeng presto, biaya listrik dan air Lampian 5.
7.3.3 Penerimaan usaha