5.1.4 Industri pengolahan kulit ikan pari
Industri pengolahan kulit ikan pari di Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional PPI Muara Angke menghasilkan bahan baku setengah jadi dan
disalurkan kepada pembeli untuk diolah kembali. Produk yang dihasilkan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu kulit ikan pari untuk penyamakan, kulit ikan pari
dan hiu untuk konsumsi, dan tulang ikan pari dan hiu untuk kosmetik. Kulit ikan pari untuk penyamakan yaitu kulit pari yang dipersiapkan sebagai bahan baku
untuk untuk pembuatan tas, dompet, sepatu, ikat pinggang dan sebagainya. Kulit ikan tersebut dibersihkan dan dicuci kemudian dijemur hingga kering dan dapat
langsung dijual. Tulang ikan pari dan hiu biasanya dijadikan setengah jadi masih dalam bentuk potongan tulang-tulang dan selanjutnya dijual ke pengusaha lain
untuk diolah kembali sebagai bahan dalam pembuatan kosmetik. Kulit ikan untuk konsumsi yaitu adalah kulit ikan yang setelah dikeringkan menjadi bahan baku
setengah jadi dan dapat dijual ke pengusaha lain untuk dapat diolah sebagai bahan makanan.
Industri pengolahan kulit ikan untuk konsumsi dan tulang ikan pari dan hiu tergabung dalam satu industri. Industri pengolahan kulit ikan untuk penyamakan
dan kulit ikan untuk konsumsi serta pengolahan tulang ikandi PHPT Muara Angke sudah semakin maju dilihat dari kebutuhan akan lahan yang cukup banyak
untuk proses produksi misalnya saja lahan 150 m
2
dari pihak PHPT PPI Muara Angke sudah dimanfaatkan seoptimal mungkin, hanya saja pemilik industri ini
tetap harus menyewa 2 lahan lagi masing-masing 150 m
2
dan 1 lahan penjemuran berukuran 5 x 25 m
2
, dan sebagian produknya dipasarkan hingga ke luar negeri, meskipun dalam proses pengolahannya masih dilakukan secara manual dengan
tenaga kerja manusia. Tenaga kerja yang diperkerjakan sebanyak 5 orang untuk setiap usaha. Modal usaha disediakan sendiri oleh pemilik usaha. Pemilik
industri bertindak sebagai pemimpin dan pengelola dalam industri pengolahan kulit dan tulang ikan ini. Omset yang diperoleh mencapai Rp 658.296.500,00 per
tahun untuk usaha pengolahan kulit dan tulang ikan, sedangkan usaha pengolahan kulit ikan untuk penyamakan memiliki omset setiap tahunnya sebesar Rp
154.118.600,00 untuk masing-masing setiap perusahaan. Seluruh usaha pengolahan kulit ikan dan tulang ikan di PHPT Muara Angke juga sudah memiliki
izin berupa Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP.
Apabila mengacu kepada pengklasifikasian usaha Firdaus 2008 maka usaha pengolahan kulit dan tulang ikan pari di Pengolahan Hasil Perikanan
TradisionalPPI Muara Angkesebagaimana ketiga jenis pengolahan lainnya, juga adalah tergolong usaha industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan
jadisetengah jadi, usaha perseorangan dan suatu usaha dimana pemiliknya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh harta benda yang diikutsertakan dalam
usaha maupun pribadinya serta termasuk usaha yang dalam proses produksinya lebih mementingkan tenaga kerja manusia daripada mesin.
Berdasarkan pembagian skala usaha menurut PER. 18MEN2006, industri pengolahan kulit dan tulang ikan memenuhi kriteria usaha pengolahan hasil
perikanan skala mikro. Usaha pengolahan hasil perikanan skala mikro memiliki salah satu kriteria sebagai berikut yaitu nilai omset industri pengolahan ikan
antara 1 miliar hingga 3 miliar rupiah per tahun, asset atau kekayaan produktif di luar bangunan dan tanah yang dikonversi dalam rupiah sebesar 100 juta-1 miliar,
jumlah tenaga kerja 10 orang, status hukum dan perijinan dalam kategori berbadan hukum, menerapkan teknologi, teknis dan manajerial industri tersebut
belum memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan SKP yaitu industri yang belum atau sudah menerapkan dan memenuhi persyaratan kelayakan dasar tetapi belum
dilakukan penilikan oleh petugas pengawas mutu yang ditunjuk oleh Competent Authority.
Bentuk industri pengolahan kulit ikan dan tulang ikan ini tergolong perusahaan swasta, sedangkan bentuk usaha industri pengolahan kulit pari ada
yang tergolong perusahaan swasta dan ada yang komanditer CV. Industri pengolahan kulit ikan untuk konsumsi yaitu kulit ikan pari dan kulit
ikan hiu menghasilkan produk setengah jadi yang selanjutnya dijual kepada para pembeli yang sebagian besar merupakan pengusaha catering atau restoran. Pihak
catering atau restoran akan mengolahnya menjadi masakan tertentu yang menggunakan bahan kulit ikan.Industri pengolahan kulit ikan pari yang
menghasilkan bahan baku setengah jadi untuk penyamakan, pada proses selanjutnya di perusahaan industri aksesoris dibuat menjadi tas, dompet, sepatu
dan lain-lain, biasanya diekspor ke luar negeri seperti Jepang atau dijual ke daerah lokal seperti ke Surabaya. Pemasaran tulang ikan hiu dan pari untuk kosmetik
dijual kepada para pembeli pedagang pengumpul yang datang dari berbagai daerah antara lain dari Surabaya dan Indramayu dan selanjutnya diekspor ke luar
negeri.
5.2 Bahan Baku Pengolahan dan Penggunaannya