perawatan bangunan, perawatan tong perebusan, perawatan kompor gas, perawatan keranjang fiber, perawatan meja kayu, perawatan terpal plastik,
perawatan mobil pick up, upah tenaga kerja, dan biaya penyusutan. Biaya penyusutan tersebut terdiri dari biaya-biaya penyusutan bangunan, tong
perebusan, kompor gas, keranjang fiber, meja kayu, terpal, dan mobil pick up. Biaya tetap selengkapnya dijelaskan pada Lampiran 5. Biaya tersebut dikeluarkan
setiap tahunnya meskipun industri pengolahan ikan pindang tidak sedang melakukan kegiatan produksi.
Biaya tidak tetap yang dikeluarkan industri pengolahan ikan pindang setiap tahunnya adalah sebesar Rp 2.473.924.100,00. Biaya tersebut digunakan untuk
pembelian-pembelian bahan baku ikan, garam, pisau, besek, kayu bakar, gas, bensin, bumbu untuk bandeng presto, biaya listrik dan air Lampian 5.
7.3.3 Penerimaan usaha
Penerimaan usaha pada industri pengolahan ikan pindang adalah sebesar Rp 3.004.680.000,00 per tahun Lampiran 5. Penerimaan tersebut diperoleh dari
penjualan ikan pindang layang sebesar Rp 1.911.000.000,00, ikan bandeng presto Rp 882.000.000,00, dan ikan pindang tongkol sebesar Rp 211.680.000,00.
7.3.4 Analisis usaha
Berdasarkan analisis usaha Tabel 29 pada usaha industri pengolahan ikan pindang di PHPT PPI Muara Angke diketahui bahwa keuntungan bersih sesudah
pajak yang dapat diperoleh industri ini adalah sebesar Rp 340.542.716,00. Berdasarkan analisis usaha juga diperoleh nilai RC, ROI dan PP.
Tabel 29 Analisis usaha pada industri pengolahan ikan pindang di PHPT PPI Muara Angke tahun 2012
Biaya Jumlah rupiah
1. Biaya investasi 212.950.000
2. Biaya usaha
2.1 Biaya tetap 183.263.333
2.2 Biaya tidak tetap 2.473.924.100
2.3Jumlah biaya 2.1+2.2 2.657.187.433
3. Penerimaan 3.004.680.000
4. 4. Keuntungan
4.1 Keuntungan bersih sebelum pajak 3-2.3 347.492.567
4.2 Pajak 6.949.851
4.3 Keuntungan bersih sesudah pajak 4.2-2.4 340.542.716
Jumlah penerimaan untuk industri pengolahan ikan pindang ini seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah sebesar Rp 3.004.680.000,00 dan biaya operasional
yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 2.657.187.433,00 per tahun sehingga diperoleh nilai RC sebesar 1,13 artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan
mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,13 dengan kata lain setiap satu rupiah yang dikeluarkan dapat menghasilkan keuntungan Rp 0,13. Karena nilai
RC 1 maka dapat diartikan bahwa industri pengolahan ikan pindang ini mendapat keuntungan.
Nilai ROI yang diperoleh sebesar 160 yang diperoleh dari pembagian keuntungan bersih sesudah pajak yaitu Rp 340.542.716,00 dengan jumlah
investasi yang dikeluarkan Rp 212.950.000,00 setiap tahunnya. Besar keuntungan yang dapat diambil dari industri pengolahan ikan pindang ini yaitu sebesar 160
dalam satu tahun usaha. Nilai ini menunjukkan bahwa pada tahun pertama 160 sebelum dikurangi pajak dari investasi bersih yang ditanamkan telah mampu
dikembalikan pengusaha dalam waktu satu tahun. Besarnya nilai ROI ini dikarenakan peralatan yang merupakan investasi pada industri pengolahan ikan
pindang ini masih sederhana sehingga dapat menekan biaya investasi yang dikeluarkan dan memaksimalkan keuntungan yang bisa diperoleh.
Nilai PP untuk usaha pengolahan ikan pindang ini adalah sebesar 0,63 artinya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal yaitu selama
0,63 tahun atau 8 bulan.
7.4 Industri Pengolahan Kulit Ikan Pari