5.3.4 Industri pengolahan kulit ikan
Industri pengolahan kulit ikan untuk konsumsi dan industri pengolahan kulit ikan untuk penyamakan memiliki metode pengolahan yang cukup berbeda.
1 Industri pengolahan kulit ikan untuk konsumsi Proses pengolahan kulit untuk dikonsumsi dan tulang cukup berbeda dimana
proses pengolahan untuk: 1 Kulit ikan hiu dan ikan pari
Proses produksi kulit ikan pari dan hiu lebih sederhana. Kulit ikan yang sudah diterima selanjutnya dibersihkan dari daging yang masih menempel dengan
menggunakan pisau, setelah itu kulit ikan langsung dijemur Gambar 16 tanpa dilakukan pencucian. Lama penjemuran kulit ikan pari dan hiu ini kurang lebih
selama 1-2 hari. Apabila cuaca sedang buruk atau hujan, maka kulit ikan pari yang sedang dijemur terpaksa diangkat kembali untuk yang setengah kering,
sedangkan yang masih basah disimpan di dalam sebuah bak dan ditaburi dengan garam kulit-kulit tersebut agar kulit tersebut tidak rusak. Kulit ikan yang sudah
kering kemudian disimpan di dalam gudang. Apabila ada pembeli yang datang maka kulit-kulit ikan pari tersebut dimasukkan ke dalam karung sebagai
kemasannya. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses penyiangan kulit ikan pari dan hiu hingga proses penjemuran kulit ikan tersebut sebanyak kurang lebih 3
orang.
Gambar 16 Penjemuran kulit ikan pari dan hiu di industri pengolahan kulit dan tulang ikan di PHPT PPI Muara Angke tahun 2012
2 Tulang ikan hiu dan pari Tulang ikan yang sudah diterima, selanjutnya disiangi terlebih dahulu yaitu
melakukan pemisahan antara daging dan tulang. Tulang ikan yang sudah disiangi tersebut kemudian langsung direbus selama 8 jam dalam tong perebusan tanpa
dilakukan pencucian. Setelah tulang ikan direbus, tulang ikan direndam kembali selama 1 hari dalam sebuah drum yang terbuat dari besi menggunakan obat
pemutih. Obat pemutih tersebut digunakan untuk memutihkan tulang, hal ini disebabkan karena jika cuaca buruk tulang yang dijemur bisa menjadi bercak-
bercak hitam sehingga tidak akan laku bila dijual. Tulang ikan yang sudah direndam langsung dijemur. Lama penjemuran tulang pari hingga kering yaitu
selama 3 hari dan lama penjemuran tulang hiu selama 1 minggu. Perbedaan lamanya waktu penjemuran disebabkan oleh ketebalan tulang yang berbeda
Gambar 17. Sama halnya seperti penjemuran ikan asin apabila cuaca sedang buruk atau hujan, tulang-tulang yang sedang dijemur akan ditutup menggunakan
plastik agar tidak basah akibat terkena air hujan. Tulang ikan yang sudah kering dipisah-pisahkan sesuai jenisnya misalnya tulang ekor, tulang punggung ataupun
tulang kepala, kemudian tulang yang sudah dijemur, diangin-anginkan dan siap untuk dikemas di dalam karung sebagai wadah kemasannya.
Gambar 17 Tulang ikan pari dan hiu yang sedang dijemur pada industri pengolahan kulit dan tulang ikan di PHPT PPI Muara Angke tahun
2012 Berdasarkan lama 1 kali proses pengolahan untuk kulit ikan yaitu sebanyak
1-2 hari dan proses pengolahan tulang ikan antara 5-9 hari maka normalnya industri pengolahan kulit dan tulang ikan ini hanya dapat memproduksi 15 kali
kulit ikan dan 3-6 kali memproduksi tulang ikan dalam waktu satu bulan. Akan tetapi selama waktu tunggu hingga kulit dan tulang ikan kering, pengolah tetap
melanjutkan proses produksi yaitu menyiapkan bahan baku baik kulit maupun, tulang ikan, merebus tulang ikan, dan merendam tulang ikan sehingga proses
produksi menjadi lebih efektif yaitu hampir setiap hari atau 28 kali selama satu bulan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengolahan tulang ikan pari dan hiu ini yaitu 2 orang untuk melakukan proses pembersihan tulang, 1 orang dalam
proses perebusan tulang, 1 orang untuk proses perendaman tulang dan 3 orang pekerja untuk proses penjemuran tulang ikan
2 Industri pengolahan kulit ikan untuk penyamakan
Usaha pengolahan kulit ikan pari yang khusus mengolah kulit ikan pari di Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional PPI Muara Angke sebanyak 5 orang.
Usaha pengolahan kulit ikan pari ini tidak hanya menjual produknya di dalam negeri saja tetapi sudah mengekspor hingga ke luar negeri. Produk yang
dihasilkan berupa kulit ikan pari untuk penyamakan. Umumnya, kulit pari yang dapat digunakan dalam pembuatan barang-barang kerajinan adalah kulit pari
dengan sisik bulat kecil.
Menurut Purnomo 2002 bahwa tujuan penyamakan kulit adalah mengubah sifat kulit yang semula rentan atau mudah mengalami kerusakan baik oleh
27 cm
serangan mikroorganisme, serangga, ataupun fisik dan kimia, menjadi tahan terhadap faktor-faktor penyebab kerusakan tersebut.
Adapun proses produksi pada industri pengolahan kulit ikan pari untuk penyamakan yaitu sebagai berikut:
1 Penanganan bahan baku kulit ikan
Bahan baku ikan yang sudah diterima, selanjutnya dilakukan penanganan yaitu dengan cara menggarami kulit ikan yang baru datang. Hal ini dilakukan
untuk mengawetkan kulit ikan sehingga tidak cepat rusak, kulit ikan yang sudah digarami dapat tahan lama berbulan-bulan. Kulit ikan disusun berlapis setelah
digarami di atas tempat penyimpanan yang berupa meja panjang. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penanganan bahan baku ini kurang lebih 2 orang.
2
Penyiangan Kulit ikan yang akan diproses selanjutnya dilakukan pembersihan atau
pembuangan daging dan selaput-selaput putih yang menempel pada kulit menggunakan pisau. Kulit ikan pari yang sudah dibersihkan kemudian dicuci
hingga bersih dengan cara disiram menggunakan air bersih. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penyiangan ini sebanyak 2-3 orang.
3
Penjemuran Kulit pari yang telah bersih selanjutnya dijemur Gambar 18 selama 1-2
hari. Apabila cuaca sedang buruk atau hujan, maka kulit ikan pari yang sedang dijemur terpaksa diangkat kembali untuk yang setengah kering, sedangkan yang
masih basah disimpan kembali di dalam tong dan ditaburi dengan garam agar kulit tersebut tidak rusak. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap penjemuran ini 2-
3 orang.
Gambar 18 Penjemuran kulit ikan pari pada industri pengolahan kulit ikan pari di PHPT PPI Muara Angke tahun 2012
4 Pengemasan
Kulit ikan yang sudah benar-benar kering kemudian diangin-anginkan dan siap untuk dikemas. Pengemasan kulit ikan pari untuk penyamakan biasanya
ditempatkan dalam wadah kardus dan tong plastik agar tidak rusak. Harga kulit
50-60 cm
40-50 cm
30-40 cm
ikan yang sudah kering juga ditentukan oleh jumlah sisik pada permukaan atas kulit pari, oleh sebab itu dalam proses pengolahan kulit ikan pari diperlukan
ketelitian agar kulitnya tidak rusak dan sisiknya tidak hilang.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa lama 1 kali proses pengolahan untuk kulit ikan yaitu sebanyak 1-2 hari maka normalnya industri pengolahan kulit dan
tulang ikan ini hanya dapat memproduksi 15 kali kulit ikan dalam waktu satu bulan. Akan tetapi selama waktu tunggu hingga kulit kering, pengolah tetap
melanjutkan proses produksi yaitu menyiapkan bahan baku baik kulit dan membersihkannya dan mencuci sehingga proses produksi maksimalnya hampir
setiap hari atau 28 kali selama satu bulan.
Industri pengolahan ikan di PHPT PPI Muara Angke merupakan industri- industri pengolahan tradisional yang tergolong skala mikro dan masih melakukan
proses pengolahan ikan secara sederhana tanpa menggunakan mesin, melainkan menggunakan tenaga manusia. Kebutuhan bahan baku ikan pada industri
pengolahan ikan di PHPT Kawasan PPI Muara Angke per bulan masing-masing jenis industri pengolahan sebesar 28.000-84.000 kg untuk industri pengolahan
ikan asin, 2.800-4.200 kg untuk industri pengolahan ikan asap, 630-740 kg untuk industri pengolahan ikan pindang, 42.000 kg kulit ikan pari dan 8.400-11.200 kg
tulang ikan untuk industri pengolahan kulit ikan pari untuk konsumsi dan tulang ikan untuk kosmetik, 14.000 lembar atau kurang lebih 7.000 kg untuk industri
pengolahan kulit ikan pari untuk penyamakan. Kebutuhan bahan baku ikan yang tersedia di TPI PPI Muara Angke secara keseluruhan belum mampu mencukupi
kebutuhan bahan baku semua industri pengolahan ikan di PHPT PPI Muara Angke, sehingga tidak jarang pengolah yang memilih alternatif tempat pembelian
bahan baku ikan di luar TPI Muara Angke.
6 PENGGUNAAN LAHAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN DI KAWASAN PPI MUARA ANGKE
6.1 Pengembangan kawasan PPI Muara Angke