Penetuan Lokasi dan Contoh Sampel

program PUAP dan raskin yang mengalami perbaikan kondisi ketahanan pangan Kecamatan Sadang merupakan daerah prioritas 4 pada Tahun 2011 dan pada Tahun 2012 menjadi daerah prioritas 5 dalam peta kerawanan pangan Kabupaten Kebumen. Selanjutnya, secara purposive dipilih desa Sadang Kulon sebagai lokasi penelitian karena dari 7 desa di Kecamatan Sadang, Desa Sadang Kulon merupakan desa dengan program PUAP yang masih berlanjut. Tingkatan pengambilan sampel terakhir adalah menentukan anggota kelompok tani penerima PUAP yang akan menjadi rumahtangga sampel secara purposive dengan kriteria 1 menggarap memiliki usahatani padi, 2 terdata sebagai rumahtangga miskin atau teridentifikasi sebagai petani miskin luas garapan 0,25 ha, 3. menerima raskin.

4.4. Metode Analisis

Untuk menganalisis tujuan pertama yakni karateristik perilaku ekonomi dan tingkat ketahanan pangan rumahtangga petani penerima bantuan modal PUAP dan raskin dilakukan analisis deskriptif kualitatif dengan menginterprestasikan nilai pada setiap perilaku ekonomi rumahtangga petani produksi, konsumsi dan menabung serta pada masing-masing indikator ketahanan pangan rumahtangga. Untuk menganalisis tujuan kedua yakni peran bantuan modal PUAP dalam meningkatkan produksi usahatani dan pendapatan petani dan peran raskin dalam pengeluaran rumahtangga petani sehingga berpengaruh pada ketahanan pangan rumahtangga petani digunakan analisis ekonomi rumahtangga dengan model persamaan simultan. Model ekonometrika disesuaikan dengan kerangka teoritis dan tinjauan pustaka yang diperoleh sehingga dirumuskan model ekonometrika Perilaku Rumahtangga Pertanian. Untuk tujuan ketiga, yakni mengevaluasi dampak perubahan kebijakan PUAP dan raskin terhadap perilaku ekonomi dan ketahanan pangan rumahtangga petani dilakukan simulasi model ekonometrika

4.4.1. Perumusan Model

Model perilaku rumahtangga pertanian tersebut dalam prespektif ketahanan pangan menggambarkan keterkaitan alur keputusan alokasi sumberdaya untuk menghasilkan output produksi dan alokasi pendapatan pada berbagai jenis pengeluaran yang berpengaruh pada ketahanan pangan rumahtangga dengan kendala waktu dan anggaran. Model perilaku rumahtangga pertanian dalam ketahanan pangan digambarkan dalam persamaan sistem yang terdiri dari persamaan struktural dan persamaan identitas sesuai dengan indikator ketahanan pangan yang digunakan. Perumusan model perilaku rumahtangga pertanian dikelompokan dalam subsistem produksi, mencakup keputusan usahatani dan usaha produktif lainnya yang akan membentuk struktur pendapatan rumahtangga dan subsistem konsumsi pengeluaran yang meliputi keputusan penggunaan output produksi dan beberapa pengeluaran rumahtangga pengeluaran pangan, tabungan, dan investasi serta konsumsi energi yang digunakan untuk mengukur keukupan gizi sebagai indikator hasil ketahanan pangan di tingkat rumahtangga. Secara operasional, dari kedua subsistem dalam model, keputusan rumahtangga yang menggambarkan ketahanan pangan meliputi : 1 produksi dan biaya usahatani padi, 2 pendapatan rumahtangga, 3 pengeluaran pangan, dan 4 tabungan rumahtangga, dimana persamaan perilaku dalam blok-blok ini menjelaskan kondisi rumahtangga berdasarkan indikator ketahanan pangan, yakni ketersediaan pangan dijelaskan pada blok produksi, akses ekonomi dijelaskan pada blok pendapatan, pengeluaran pangan dan tabungan rumahtangga dan konsumsi energi dijelaskan pada blok pengeluaran pangan.