elastisitas asset produktif yang inelastis terhadap tabungan mengindikasikan bahwa asset produktif rumahtangga sampel juga digunakan untuk memenuhi
pengeluaran rumahtangga khususnya pengeluaran investasi sumberdaya manusia.
VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PUAP DAN RASKIN TERHADAP KETAHANAN PANGAN
RUMAHTANGGA PETANI
7.1. Hasil Validasi Model Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani
Sebelum melakukan simulasi untuk menangkap dampak perubahan kebijakan PUAP dan raskin, terlebih dulu dilakukan validasi model yakni
menganalisis kedekatan nilai prtediksi terhadap nilai aktual variabel endogen Pindyck dan Rubenfield, 1998. Selisih antara nilai prediksi dengan nilai aktual
menunjukan ukuran kesalahan. Dalam penelitian ini digunakan ukuran error kesalahan yakni Root Mean Square Persen Error RMSPE dan statistik U-
Theil. Nilai RMSPE yang semakin kecil mengindikasikan bahwa selisih nilai prediksi dengan nilai aktual kecil sehingga model layak untuk dilakukan simulasi.
Sedangkan nilai U-Theil yang baik adalah mendekati 0. Berdasarkan hasil validasi diketahui bahwa terdapat 30 variabel
endogen mempunyai nilai RMSPE 100 dimana hal ini mengindikasikan besarnya simpangan antara nilai prediksi dengan nilai aktual karena tingginya
variasi data aktual yang dianalisis seperti yang sering terjadi pada data primer Handono, 2002. Namun dari analisis nilai U-Theil dan dekomposisinya,
diketahui bahwa 19 dari 21 persamaan di dalam model memiliki nilai U-Theil 0,5 . Hal ini mengindikasikan semakin kecil selisih antara nilai aktual dan nilai
prediksi sehingga model layak untuk dilakukan simulasi. Adapun 2 persamaan dengan nilai U-Theil 0,5 tersebut adalah persamaan TKDK dan PKS yang
merupakan 2 persamaan dengan nilai koefisien determinasi 10. Hasil dekomposisi nilai U-Theil menunjukan seluruh persamaan memiliki
nilai Um mendekati nol artinya tidak terjadi bias spesifikasi dalam model. Adapun jika dianalisis nilai Us, hanya 4 persamaan yakni TKDK, TKLK, TKER dan PKS
yang memiliki nilai Us tinggi 0,5. Oleh karena 90 model memilki niali Us mendekati 0, maka kemampuan model menggantikan keragaman variabel aktual
cukup besar. Sedangkan nilai Uc menunjukan proporsi kesalahan tidak sistematis , dimana tingginya nilai Uc akan mengindikasi bahwa model mampu menangkap
kesalahan-kesalahan tidak sistematis sebagaimana nilai Uc pada sebagian besar persamaan 17 persamaan dari 21 persamaan yang diestimasi yakni mendekati 1.
Hasil analisis persentase kesalahan pada model menunjukan model layak untuk dilakukan simulasi.
Tabel 33. Hasil Validasi Model Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani
Variabel RMSPE
UM US
UC U-THEIL
GRPN 35.1421
0.43 0.57
0.1242 PRDI
73.0207 0.31
0.69 0.2678
JPU 134.3
0.5 0.5
0.2715 JPT
63989.7 0.48
0.52 0.3378
TKDK 444.1
0.58 0.42
0.5551 TKLK
715.8 0.67
0.33 0.4827
TKER 309.2
0.68 0.32
0.436 TKNP
465 1
0.3858 BUT
168.1 0.35
0.65 0.2868
PUTP 70.4332
0.03 0.97
0.226 PTP
99.4529 0.03
0.97 0.2225
PBNP 264.8
0.03 0.97
0.2919 PTRT
58.007 0.01
0.99 0.081
PI 87.1997
0.4 0.6
0.2804 NPPG
17.2237 0.04
0.96 0.0739
PNP 84.7855
0.3 0.7
0.2846 PPK
87.2983 0.41
0.59 0.2808
PKS 966.2
0.76 0.24
0.6618 TAB
997 0.19
0.81 0.369
AKE 13.8295
0.15 0.85
0.0723 TPRT
39.346 0.3
0.7 0.1998
7.2. Evaluasi Dampak Kebijakan PUAP dan Raskin Simulasi pertama yaitu peningkatan jumlah PUAP 30 dengan
mempertimbangkan jumlah biaya usahatani rata-rata petani sampel. Peningkatan PUAP 30 akan menjadi insentif bagi petani untuk meningkatkan luas garapan
6,15 sehingga produksi meningkat 5,52 . Hal ini diikuti juga dengan peningkatan input-input produksi pupuk dan tenaga kerja luar keluarga sebesar
10,49-16,68 . Peningkatan alokasi tenaga luar keluarga untuk padi akan meningkatkan alokasi waktu tenaga kerja keluarga untuk kegiatan beburuh non
pertanian sebesar 1,3 sehingga pendapatan berburuh non pertanian meningkat 0,096 . Namun terjadi penurunan pendapatan rumahtangga sebesar 1,14 . Hal
ini terjadi karena terjadi peningkatan biaya usahatani 10,6 akibat penggunaan