Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

Kegiatan menabung ditentukan oleh pendapatan, pengeluaran pangan, dan jumlah pinjaman PUAP yang dalam penelitian ini berperan menambah tabungan rumahtangga petani serta dipengaruhi oleh nilai suku bunga dan karakteristik keluarga S = f Y D , C C , PUAP, i, Ai ............................................................ 35 Konsumsi energi sebagai indikator hasil ketahanan pangan dinyatakan dalam fungsi pada persamaan 21. Modifikasi model tersebut memungkinkan pengamatan peran bantuan modal PUAP dan alokasi raskin terhadap kinerja indikator ketahanan pangan pada rumahtangga penerima PUAP dan raskin. Perilaku rumahtangga pertanian menunjukkan indikator ketahanan pangan, dimana kegiatan produksi mendukung indikator ketersediaan pangan, perbandingan pengeluaran pangan dengan pendapatan menyatakan indikator akses pangan daya beli dan konsumsi energi merupakan indikator hasil dari ketahanan pangan yang dibentuk dari kegiatan produksi dan konsumsi.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Sesuai tinjauan pustaka, ketahanan pangan rumahtangga pada hakekatnya menunjukan situasi kecukupan pangan di tingkat rumahtangga. Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup. Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan : petani adalah produsen pangan dan petani adalah juga sekaligus kelompok konsumen terbesar yang sebagian masih miskin dan membutuhkan daya beli yang cukup untuk membeli pangan. Petani harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan sekaligus juga harus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri Krisnamukti, 2003. Berdasarkan hal di atas, analisis faktor pembentuk pendapatan dan produksi menjadi penting disamping pengeluaran konsumsi pangan dan kecukupan gizi dalam mempelajari ketahanan pangan rumahtangga. Keputusan rumahtangga dalam memenuhi kebutuhan pangan baik dari produksi sendiri atau membeli dengan pendapatan yang dimiliki serta porsi pengeluaran rumahtangga untuk pangan dalam membangun ketahanan pangan rumahtangga dijelaskan pada Gambar 1. Bagi rumahtangga pertanian, penguasaan garapan usahatani mempengaruhi persediaan pangan natura dan pendapatan tunai. Besarnya skala produksi dipengaruhi oleh tingkat pemanfaatan sumberdaya seperti : lahan garapan, tenaga kerja maupun modal dalam penelitian ini didukung program PUAP dan pengaruh eksternal pasar input dan output. Penerimaan usahatani dan usaha produktif lain secara bersama-sama menentukan tingkat pendapatan rumahtangga. Peningkatan produksi usahatani berpotensi meningkatkan ketersediaan pangan sehingga mengurangi porsi pengeluaran rumahtangga untuk pangan atau dijual untuk memperoleh pendapatan dan meningkatkan daya beli terhadap pangan. Pengeluaran pangan berkorelasi dengan tingkat kecukupan gizi yang diproksi dari kecukupan energi dan menjadi faktor penting dalam menentukan kualitas sumberdaya manusia dalam rumahtangga pertanian. Pengeluaran pangan yang didukung alokasi raskin memungkinkan adanya porsi dari pengeluaran rumahtangga yang dapat ditabung sebagai strategi coping rumahtangga pertanian dalam menyangga stabilitas konsumsi.

3.3 Hipotesis