Kecukupan Energi dan Protein

5.2.6. Tabungan Rumahtangga

Peran tabungan bagi rumahtangga adalah sebagai bentuk strategi bertahan hidup apabila kondisi ekonomi rumahtangga memburuk sementara rumahtangga memiliki kebutuhan mendesak Faridi, 2005. Jumlah tabungan rumahtangga tidak hanya ditentukan oleh tingkat pendapatan rumahtangga melainkan juga kepemilikan asset produktif. Rumahtangga petani sampel umumnya memiliki pendapatan terbatas sehingga hal ini menjadi kendala untuk menjadikan uang tunai sebagai sumber utama tabungan rumahtangga yang disimpan di bank. Nilai rata-rata dari berbagai sumber tabungan rumahtangga sampel pertahun dijelaskan di Tabel 11. Tabel 11. Tabungan Rumahtangga No. Sumber Tabungan Nilai RpTh Persentase dari total tabungan 1. 2. 3. Tabungan Tunai Asset Produktif Inventaris Rumahtangga 1 398 125 2 029 625 481 875 35.76 51.91 12.33 Total Tabungan 3 909 625 100.00 Keberadaan tabungan berupa uang tunai bagi petani gurem memang jarang ditemukan, namun rumahtangga petani memiliki asset produktif dan inventaris rumahtangga yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan anggota keluarga, baik kebutuhan pangan, non pangan maupun investasi sumberdaya manusia. Asset produktif yang dimiliki petani yakni hewan ternak seperi sapi, kambing, ayam dan itik yang dapat dijual sewaktu-waktu jika memiliki kebutuhan rumahtangga yang mendesak. 5.3. Perkembangan PUAP dan Raskin di Wilayah Penelitian 5.3.1. Perkembangan PUAP di Wilayah Penelitian Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP di lokasi penelitian telah berkembang dari Tahun 2009. Namun karena menemui kendala dalam hal pengembalian pinjaman oleh petani dan dilaksanakannya program ekonomi kerakyatan di bidang peternakan, peminjam dana PUAP di Desa Sadang Kulon mengalami penurunan. Sebagian besar peminjam PUAP adalah petani tanaman pangan yang merupakan basis pertanian di wilayah penelitian. Sebagian besar petani tanaman pangan khususnya petani padi sebagai pangan utama berorientasi pada kebutuhan subsisten karena keterbatasan lahan yang diusahakan. Rendahnya pendapatan petani baik dari kegiatan usahatani maupun non usahtani menjadi kendala petani untuk melunasi cicilan pinjaman PUAP sehingga pada Tahun 2012, jumlah petani pangan khususnya petani dengan luas lahan kurang dari 0,25 ha yang meminjam PUAP mengalami penurunan. Tabel 12. Perkembangan PUAP di Desa Sadang Kulon per Oktober 2011 No Usaha Produktif Penerima Org Nilai Rp000 1. 2. 3. 4. Budidaya Tanaman Pangan Budidaya Tanaman Hortikultura Industri Rumahtangga Pertanian Pemasaran Hasil Pertanian Skala Mikro 258 5 24 7 318 450 3 600 27 600 5 350 Total 294 335 000 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen, 2011 Tabel 13. Rekapitulasi Perkembangan Pinjaman PUAP oleh Petani Padi dengan Luas Lahan ≤ 0,25 ha per Maret 2012 No Nama Kelompok Tani Petani Peminjam orang 1. 2. 3. 4. Karya Rukun Arto Tani Sri Rejeki Karya Tani 5 20 8 17 Total 50 Sumber : Laporan PUAP Gapoktan Satuhu, 2012 Keseluruhan rumahtangga petani padi dengan luas lahan kurang dari 0,25 ha peminjam PUAP tersebut juga merupakan penerima raskin. Namun dari 50 petani tersebut, hanya 40 rumahtangga yang memiliki kelengkapan informasi untuk mengkonfirmasi data yang diperlukan dalam penelitian ini, sehingga jumlah seluruh sampel menjadi 40 rumahtangga petani. Persyaratan untuk mengajukan pinjaman PUAP tergolong mudah dengan syarat wajib tergabung di kelompok tani dan memiliki usaha produktif.