a. Indikator ketersediaan pangan
Dengan asumsi yang digunakan BPS, yakni konsumsi beras per kapita per bulan yakni 10 kg, maka rumahtangga tahan pangan adalah rumahtangga
dengan jumlah ketersediaan pangan ≥ kebutuhan beras riil 10 kg x jumlah anggota keluarga.
b. Indikator pendapatan rumahtanggaakses pangan
Untuk menentukan kondisi ketahanan pangan rumahtangga berdasarkan indikator akses ekonomidaya beli, perlu ditentukan persentase pengeluaran
pangan terhadap pendapatan total rumahtangga dimana pengukuran derajat ketahanan pangan menggunakan pendekatan pangsa pengeluaran menurut
Handewi et al., 2001 dan pendekatan angka konsumsi rumahtangga berdasarkan data Susenas 1998, rumahtangga tahan pangan ditunjukan
dengan persentase pengeluaran pangan terhadap pendapatan total rumahtangga ≤ 60 .
c. Indikator kecukupan gizi
Untuk menentukan kondisi ketahanan pangan rumahtangga, nilai persentase konsumsi energi disesuaikan dengan kriteria kecukupan gizi menurut
Widyakarya Pangan Gizi, yakni rumahtangga tahan pangan bila persentase kecukupan energi dan protein ≥ 70 .
Sedangkan untuk menganalisis tujuan kedua yakni peran PUAP dan raskin dalam perilaku ekonomi dan ketahanan pangan rumahtangga dilakukan analisis
model persamaan simultan perilaku ekonomi rumahtangga pertanian. Untuk tujuan ketiga yakni menganalisis dampak perubahan kebijakan PUAP dan raskin
dalam perilaku ekonomi dan ketahanan pangan rumahtangga dilakukan analisis dari hasil simulasi model.
V. KONDISI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PERILAKU RUMAHTANGGA PETANI
5. by1. Kondisi Umum Wilayah Penelitian 5.1.1. Kondisi Geografis Wilayah Penelitian
Wilayah Kecamatan Sadang memiliki luas 5.7212,8 Ha yang terbagi menjadi 7 wilayah administrasi yaitu Desa Pucangan, Seboro, Wonosari,
Sadangkulon, Cangkring, Sadangwetan dan Kedunggong. Kondisi Geografis Kecamatan Sadang dari ke 7 desa tersebut semuanya berada wilayah pegunungan,
Desa terluas adalah Desa Seboro dengan luas Wilayah ; 1500,500 Ha, sedangkan desa terkecil adalah Desa Sadangwetan dengan Luas Wilayah 522,448 Ha.
Diantara 7 Desa yang ada di Kecamatan Sadang desa yang terjauh dari Kecamatan Sadang yaitu Desa Kedunggong dengan jarak 6,5 Km.
Pusat pemerintahan Kecamatan Sadang berada di Desa Sadangkulon berjarak 30 Km dari Kota Kabupaten Kebumen. Desa Sadangkulon berada di
ketinggian 89,23 meter dpl termasuk daerah lerengperbukitan dengan luas wilayah 845,0 Ha. Wilayah Kecamatan Sadang berbatasan dengan dua kabupaten
dan satu kecamatan yaitu : Kabupaten Wonosobo Sebelah Timur, Kecamatan Karangsambung sebelah Barat, Kabupaten Banjarnegara sebelah Utara, dan
Kecamatan Karangsambung Sebelah Selatan. Desa Sadang Kulon memiliki luas lahan sawah 432,88 ha terdiri dari 65,88
ha sawah irigasi dan 367,00 sawah non irigasi dan luas lahan kering 734,23 ha 394,25 ha merupakan lahan tegalan. Sesuai dengan karakteristik lahan, terdapat
dua komoditi pangan utama yang diusahakan petani di Kecamatan Sadang yakni padi dan ubi kayu. Luas areal padi 139.60 ha dengan jumlah produksi padi
675,00 kg, sedangkan luas areal ubikayu 130 ha dengan jumlah produksi ubikayu 2.021 kg BPS Sadang , 2012.
Jumlah penduduk Desa Sadang Kulon adalah 2538 jiwa dengan jumlah rumahtangga 738. Berdasarkan indikator kemiskinan BPS, jumlah rumahtangga
sasaran yang digolongkan sebagai rumahtangga miskin adalah 383 rumahtangga dimana 85 atau 345 rumahtangga miskin dari rumahtangga sasaran adlah
rumahtangga petani BPS Sadang, 2012.
5.1.2. Kondisi Ketahanan Pangan Wilayah Penelitian
Permasalahan ketahanan pangan menjadi permasalahan turunan pada daerah-daerah miskin di Kabupaten Kebumen sehingga pemerintah mencoba
tanggap dengan melaksanakan program penanggulangan kemiskinan yang bertujuan secar langsung maupun tidak langsung pada ketahanan pangan
rumahtangga seperti PUAP dan raskin. Dalam tabel berikut dinyatakan bahwa Kecamatan Sadang merupakan daerah rawan pangan yang mengalami perbaikan
prioritas kerawanan pangan.
Tabel 3. Perkembangan Daerah Rawan Pangan berdasarkan Indikator Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan
No Kecamatan
Indeks Ketahanan
Pangan 2011 Indeks
Ketahanan Pangan 2012
Tingkat Kerawanan
Pangan 2011 Tingkat.
Kerawanan Pangan 2012
1. 2.
3. 4.
5. Padureso
Pejagoan Sadang
Karangsambung Karanggayam
0.45 0.44
0.34 0.34
0.42 0.46
0.43 0.29
0.36 0.53
Prioritas 4 Prioritas 4
Prioritas 4 Prioritas 4
Prioritas 4 Prioritas 4
Prioritas 4 Prioritas 5
Prioritas 4 Prioritas 3
Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2011-2012 Badan Ketahanan Pangan BKP memiliki sembilan indikator untuk
menganalisis tingkat kerawanan pangan suatu wilayah yakni ketersediaan pangan utama, kemiskinan, kondisi jalan, ketersediaan fasilitas listrik, angka buta huruf,
angka harapan hidup, angka kesehatan balita, fasilitas air bersih dan fasilitas kesehatan. Indikator kemiskinan menjadi indikator penting dalam menganalisis
ketahanan pangan karena indeks kemiskinan menandakan akses ekonomi rumahtangga atau wilayah tersebut terhadap pangan yang tersedia.
5.1.3. Demografi Rumahtangga Petani Sampel di Wilayah Penelitian
Rumahtangga petani sampel mempunyai variasi dalam usia KK, namun untuk jumlah anggota keluarga, pendidikan KK, jumlah angkatan kerja dalam keluarga
dan jumlah anak sekolah yang relatif homogen. Persentase umur KK terbesar berada di usia produktif, yakni 25-55 tahun 35 KK, sementara lima kepala
keluarga lainnya memiliki usia di atas 55 tahun. Pendidikan kepala keluarga petani sampel umumnya relatif rendah sehingga penguasaan kepala keluarga