Keterangan Gambar 5.3 adalah sebagai berikut: Node 1: Operasi perakitan per bulat.
Node 2: Operasi perakitan kawat lis dan per pinggir. Node 3: Operasi penjahitan quilting.
Node 4: Operasi potong kain quilting. Node 5: Operasi potong kain blacu.
Node 6: Operasi Penjahitan. Node 7: Operasi potong busa.
Node 8: Operasi potong hard padd. Node 9: Operasi perekatan.
Node 10: Operasi penjahitan lis. Node 11: Operasi packing.
Pada Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa proses pembuatan produk matras spring bed terdiri dari 11 operasi yang merupakan kegiatan yang saling
bergantungan mulai dari operasi perakitan per bulat hingga menjadi produk akhir di operasi packing.
5.2.4.1. Keseimbangan Lintasan Kondisi Awal
PT. Cahaya kawi Ultra Polyintraco dalam melakukan kegiatan produksi di lantai pabrik terdiri dari 1 shift. Satu shift kerja adalah 8 jam kerja dan waktu
istirahat setiap shift kerja adalah 1 jam. Dalam menentukan keseimbangan lintasan kondisi awal ini menggunakan periode
mingguan, kapasitas yang tersedia selama 1 minggu adalah = 40 x 1 x 60 = 2400
Universitas Sumatera Utara
menit. Dalam hal ini, rata-rata jumlah matras spring bed yang diproduksi adalah 120 unit dalam setiap minggu. Oleh karena itu, kecepatan lintasan Tc dapat
ditentukan sebagai berikut: Kecepatan lintasan Tc =
menitunit 20
120 2400
produksi rata
Rata Kapasitas
= =
−
Kecepatan lintasan hasil perhitungan adalah 20 menitunit. Kecepatan
lintasan ini masih lebih rendah daripada waktu operasi terpanjang yaitu operasi waktu perekatan sebesar 21,13 menitunit, sehingga kecepatan lintasan yang
digunakan dalam menentukan keseimbangan lintasan kondisi awal adalah waktu sebesar 21,13 menitunit.
Setelah itu, dilakukan pembebanan operasi pada tiap-tiap stasiun kerja untuk menilai keseimbangan lintasan kondisi awal dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Pembebanan Operasi Berdasarkan Stasiun Kerja Kondisi Awal Stasiun
kerja Pembebanan
operasi Waktu operasi
stasiun kerja menit
Efisiensi stasiun kerja I
1 15,82
15,8221,13 x 100 = 74,85
II 2
5,46 5,4621,13 x 100 = 25,83
III
3 16,95
16,9521,13 x 100 = 80,20
IV 4,7,8
9,84 9,8421,13 x 100 = 46,57
V 5,6
14,90 14,9021,13 x 100 = 70,50
VI
9 21,13
21,1321,13 x 100 = 100
VII 10
16,46 16,4621,13 x 100 = 77,86
VIII 11
10,66 10,6621,13 x 100 = 50,43
Efisiensi Lintasan 65,78
Berdasarkan Tabel 5.4. pembebanan operasi setiap stasiun kerja di atas maka dapat ditentukan balance delay BD dan efisiensi lintasan yang merupakan
gambaran keseimbangan lintasan setiap stasiun kerja sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
a. Balance delay BD
N = 8 stasiun kerja Tc = 21,13 menit
Te = 111,22 menit BD =
22 ,
34 100
x 21,13
x 8
111,22 -
21,13 x
8 100
x N.Tc
Te N.Tc
i
= =
−
∑
b. Sedangkan Efisiensi Lintasan EL
EL = 100 - BD EL = 100 - 34,22 = 65,78
Penilaian terhadap keseimbangan lintasan kondisi awal berdasarkan balance delay dan efisiensi lintasan dapat diketahui bahwa keseimbangan lintasan
di lantai pabrik belum cukup baik dengan BD sebesar 34,22 dan efisiensi lintasan 65,78 serta rata-rata jumlah produk matras yang dihasilkan sebesar 120
unit. Dengan demikian, keseimbangan lintasan kondisi awal ini perlu untuk diperbaiki dengan upaya meningkatkan utilisasi stasiun kerja dan mengurangi
waktu idle sehingga dapat diperoleh peningkatan rata-rata jumlah produk matras yang dihasilkan dari sebelumnya.
Setelah penilaian dilakukan terhadap keseimbangan lintasan kondisi awal di lantai pabrik ini selanjutnya akan dilakukan perancangan keseimbangan
lintasan dengan teknik simulasi menggunakan perangkat lunak ProModel 6 Student Version berdasarkan kondisi yang ada saat ini di lantai pabrik yaitu 8
stasiun kerja yang memiliki kapasitas produksi yang berbeda. Dalam hal ini, parameter yang akan dilihat dari hasil output simulasi adalah rata-rata jumlah
Universitas Sumatera Utara
produk yang dihasilkan, utilisasi setiap stasiun kerja, sumber daya yang digunakan dan waktu idle dari masing-masing stasiun kerja sebagai gambaran terhadap
keseimbangan lintasan di lantai pabrik tersebut. Dalam mengembangkan sebuah model simulasi nantinya diperlukan data
input waktu proses setiap stasiun kerja yang sebelumnya akan divalidasi dengan menggunakan uji statistik.
5.2.5. Uji Kesesuaian Distribusi Data Waktu Proses