Validasi Model Verifikasi dan Validasi Model 1. Terminating Simulation

2 5 58 1.965,2 R       ≥ R ≥ 4,24 Dari hasil perhitungan estimasi awal jumlah replikasi di atas maka nilai kemungkinan R yang dipilih adalah R = 5, 6, 7, 8 dan seterusnya. Uji ketidaksamaan terhadap nilai-nilai R tersebut di atas untuk menentukan nilai R dapat dilihat pada Tabel 5.31. Tabel 5.31. Uji Ketidaksamaan Jumlah Replikasi R R 5 6 7 8 t 0.025,R-1 2,78 2,57 2,45 2,36 2 ε S 1 R 0.025, t     − 8,549 7,306 6,640 6,161 Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5.31 di atas maka dapat dilihat bahwa jumlah replikasi yang dapat memenuhi persamaan 5.2 adalah 7, dimana 7 6,640. Oleh karena itu sedikitnya 7 replikasi dibutuhkan untuk memperoleh confidence interval 95 . Adapun replikasi awal yang telah dilakukan sebanyak 10 replikasi telah mencukupi 7 replikasi hasil perhitungan tersebut maka jumlah replikasi yang digunakan adalah 10 replikasi.

5.2.7.4. Validasi Model

Validasi model merupakan langkah untuk menguji apakah model yang telah disusun dapat merepresentasikan sistem nyata yang diamati secara benar. Model dikatakan valid jika tidak memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda Universitas Sumatera Utara secara signifikan dari sistem nyata yang diamati. Validasi model dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan untuk menguji hipotesis dimana dua sampel random berasal dari dua populasi data yang tidak bebas berpasangan. 24 n S μ d t d d − = Hipotesis yang digunakan adalah: H : µ S - µ M = µ d = 0 H 1 : µ d ≠ 0 Uji statistik: Dimana: 1,4 10 19 8 d d 8 1 j j = = = ∑ = ; 377 , 15 9 138,40 1 10 d d s 8 1 j 2 j 2 d = = − − = ∑ = ; 921 , 3 377 , 15 s d = = Perbandingan jumlah produksi matras aktual dengan jumlah produksi matras pada model awal dapat dilihat pada Tabel 5.32. Tabel 5.32. Parameter Validasi Model Simulasi Replikasi j Output Aktual unit Z 1j Output Model unit W 1j Selisih d j = Z 1j – W 1j Deviasi kuadrat dari rata-rata d j - d 2 1 120 119 1 0.16 2 124 123 1 0.16 3 121 126 -5 40.96 4 120 118 2 0.36 5 117 111 6 21.16 6 118 114 4 6.76 7 124 123 1 0.16 24 Pfaffenberger, Patterson, Statistical Methods For Bussines and Ecconomics, Richard D. Irwin, 1977, Hal 352 Universitas Sumatera Utara 8 120 112 8 43.56 9 121 124 -3 19.36 10 120 121 -1 5.76 d = mean ; 2 d S = squared deviation d = 1,4 2 d S = 138,40 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Simulasi Berdasarkan Tabel 5.32. maka uji statistik t-berpasangan dapat diberikan sebagai berikut: 10 3,921 - 1,4 t = 128 , 1 t = Dengan Tingkat signifikansi α = 0.05, nilai kritis t α2,n-1 = t 0.025,9 = 2,262 karena nilai │t │ t 0.025,9 = 2.262 maka hipotesis nol tidak ditolak dan dapat diberi kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata antara output aktual dengan rata-rata output hasil model simulasi. Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Keseimbangan Lintasan Kondisi Awal

Keseimbangan lintasan kondisi awal di lantai pabrik PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintaraco belum cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari performansi keseimbangan lintasan setiap stasiun kerja yaitu kriteria balance delay yang masih tinggi yaitu 34,22 dan efisiensi lintasan yang masih rendah 65,78. Penentuan penilaian terhadap balance delay dan efisiensi lintasan tersebut dengan menggunakan pendekatan heuristik bobot posisi dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Pembebanan Operasi Berdasarkan Stasiun Kerja Stasiun kerja Pembebanan operasi Waktu operasi stasiun kerja menit Efisiensi stasiun kerja I 1 15,82 15,8221,13 x 100 = 74,85 II 2 5,46 5,4621,13 x 100 = 25,83 III 3 16,95 16,9521,13 x 100 = 80,20 IV 4,7,8 9,84 9,8421,13 x 100 = 46,57 V 5,6 14,90 14,9021,13 x 100 = 70,50 VI 9 21,13 21,1321,13 x 100 = 100 VII 10 16,46 16,4621,13 x 100 = 77,86 VIII 11 10,66 10,6621,13 x 100 = 50,43 Efisiensi Lintasan 65,78 Sumber: hasil pengolahan data Adapun balance delay dan efisiensi lintasan dapat diberikan sebagai berikut: c. Balance delay BD N = 8 stasiun kerja Tc = 21,13 menit Universitas Sumatera Utara