perbedaan antara rata-rata skor posttest kelompok ekspermen dan skor posttest kelompok kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara nilai rata-rata siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash dengan
siswa yang diajarkan dengan bantuan slide powerpoint.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kimia dilihat dari hasil posttest pada
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki rata-rata sebesar 83.10 sedangkan kelompok kontrol memiliki
rata-rata sebesar 77,37. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini keduanya berada
pada distribusi normal, baik hasil uji pretest dan posttestnya, hal tersebut terbukti pada hasil uji prasyarat analisis yang menyatakan bahwa X
2 hitung
≤ X
2 tabel
. Selain itu kedua kelompok ini juga bersifat homogen, terbukti berdasarkan hasil uji pretest dan posttestnya yang menyatakan bahwa
F
hitung
≤ F
tabel
dimana F
tabel
pada taraf kepercayaan 95 sebesar 1.85. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada
taraf kepercayaan 95. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest
kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen. Data hasil perhitungan, diperoleh nilai t
hitung
= 1.8964 dan nilai t
tabel
= 2.0017. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa t
hitung
t
tabel
atau 1.8964 2.0017 dengan dmikian H
diterima dan H
a
ditolak, hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dan raa-rata skor pretest kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest dilakukan
untuk mengetahui apakah skor posttest kelompok eksperimen yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program
flash lebih besar dibandingkan dengan skor posttest yang menggunakan
pembelajaran dengan bantuan slide powerpoint, diperoleh t
hitung
= 2.0319 dan nilai t
tabel
= 2.0017. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa t
hitung
t
tabel
atau 2.0319 2.0017. Dengan demikian H ditolak dan
H
a
diterima pada taraf kepercayaan 95 hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata skor posttest kelompok eksperimen
dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji-t terhadap hasil posttest kedua kelompok
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash berpengaruh terhadap hasil belajar kimia
siswa pada konsep hidrokarbon. Hal ini dikarenakan multimedia mampu mengirim informasi melalui kapasitasnya untuk membuat hidup,
menjadikan pembelajaran lebih efektif, menarik, lebih efisien dan menyenangkan sehingga membantu siswa memecahkan masalah dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.
2
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat persentase pencapaian hasil belajar tiap indikator dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash diperoleh
persentase hasil belajar lebih tinggi dibandingan dengan persentase hasil belajar kelompok kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran
berbasis komputer dengan program flash. Persentase hasil belajar yang paling tinggi pada kelompok eksperimen yaitu pada indikator ke-1 sebesar
99.17 dan persentase indikator hasil belajar yang paling rendah yaitu pada indikator ke-3 sebesar 70. Hal tersebut disebabkan beberapa siswa
yang masih merasa bingung dalam memahami materi pada indikator ke-3 tersebut dan membutuhkan pengarahan atau penjelasan dari guru. Namun
demikian, siswa yang mampu menjawab soal dengan benar lebih banyak
2
Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Alfabeta, 2013, h. 123
daripada siswa yang menjawab salah dari soal pada indikator tersebut. Secara keseluruhan siswa merespon positif dari pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash ini karena kurangnya sumber belajar yang digunakan selama
pembelajaran dan mereka merasa tertarik dengan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash yang digunakan ini.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa perolehan nilai kognitif kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol, dengan perbadingan rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar 84.34 dan rata-rata untuk kelompok kontrol sebesar 78.73. Aspek
kognitif pada kelompok eksperimen yang paling tinggi ialah pada aspek C
1
mengingat yaitu yang berhubungan dengan ingatan dan segala sesuatu yang terekam dalam otak, dengan perolehan nilai sebesar 98.67, hal
tersebut dikarenakan siswa dapat dengan mudah mengingat materi pelajaran dengan mudah karena banyaknya indera yang terlibat pada
proses pembelajaran. Sedangkan aspek kognitif yang paling rendah ialah pada aspek C
3
penerapan yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk menerapkan gagasan, metode, prosedur dan lain-lain, dengan perolehan
nilai sebesar 70, hal tersebut mungkin disebabkan ada beberapa siswa yang kurang memahami materi sehingga tidak dapat mengerjakan soal
dengan benar, namun demikian nilai yang diperoleh dari keseluruhan siswa temasuk baik.
Suatu pembelajaran akan bermakna bila siswa mengalami aktivitas positif selama pembelajaran tersebut. Aktivitas siswa ini dapat terlihat
pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran terlihat bahwa suasana belajar menjadi lebih hidup
sebab siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Mereka mencari dan menemukan konsep-konsep penting dari materi pelajaran dengan
membuka langsung materi pada media pembelajaran berbasis kompter dengan program flash. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator dan
mediator yang merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang dapat
merancang keingintahuan siswa sehingga dalam pembelajaran lebih mengutamakan membangun pengetahuan siswa.
Selama proses pembelajaran menggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash siswa dapat menghubungkan
pengetahuan yang dimilikinya dengan informasi yang baru diterimanya, sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari informasi yang
diberikan guru. Selain itu dengan digunakannya media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash pembelajaran menjadi lebih
menarik dan lebih bermakna menjadikan mereka menguasai konsep dan lebih memahami dalam menjawab soal-soal. Berbeda dengan kelompok
kontrol yang selama proses pembelajaran hanya berjalan seperti biasa dan dibantu dengan tampilan slide powerpoint, dan dilihat dari data yang
diperoleh terlihat perbedaannya. Hal ini disebabkan karena mereka merasa bosan dengan model pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa
untuk mencari informasi yang lebih lagi, sehingga pemahaman siswa kurang dalam menguasai konsep dan dalam menjawab soal-soal evaluasi
belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung Tri
Prasetya dengan judul pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan pendekatan chemo-edutainment terhadap hasil belajar
kimia siswa. Pembelajaran kimia dengan menggunakan media berbasis komputer memberikan kesan yang tidak membosankan, sedangkan pada
kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional membuat pembelajaran kurang menarik sehingga pada akhirnya hasil belajar yang
diperoleh siswa lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar yang menggunakan media pembelajaran berbasis komuputer. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media