31 kemarau dapat mempengaruhi minat orang mengunjungi objek tertentu.
Kebudayaan dan kepercayaan masyarakat setempat di dalam atau di sekitar kawasan dapat menjadi faktor pembatas sosial yang sangat peka dan dengan
keterbatasan staf pengelola kawasan yang dipekerjakan, maka tingkat kunjungan juga harus dibatasi. Faktor pembatas juga terkait dengan kebijakan pengelolaan
kawasan, seperti penutupan untuk sementara waktu objek wisata untuk pemeliharaan dan perbaikan, turut mempengaruhi tingkat kunjungan pada
periode tertentu pula Clivaz et al. 2004. Menurut Clivaz et al. 2004 menggarisbawahi bahwa inti dari konsep daya
dukung adalah gagasan untuk menjaga integritas sumberdaya dan pemilahan kegiatan ekowisata yang tetap berkualitas.
2.3.3. Konsep Pengelolaan Ekowisata Berbasis Daya Dukung
Konsep daya dukung ini merupakan syarat dalam pengembangan pariwisata alam. Hal tersebut berhubungan dengan adanya keterbatasan pemanfaatan
wilayah konservasi, dimana keterbatasan tersebut tergantung kepada kemampuan daya dukung untuk dapat memberikan nilai optimum terhadap
peningkatan ekonomi dan partisipasi masyarakat lokal dengan tetap mempertahankan nilai perlindungan dan menekan dampak negatif yang akan
terjadi. Adapun dalam perkembangannya secara metodologi daya dukung berkembang menjadi beberapa cara pengelolaan, seperti Limit of Acceptable
Change LAC, Visitor Impact Management VIM, Visitor Experience and Resources Protection VERP, Visitor Activity Management Process VAMP, the
Recreation Opportunity Spectrum ROS Stakey 1985; NPSNational Park Services 1997. Perkembangan tersebut sangat tergantung dari kompleksitas
permasalahan, keinginan dan kebutuhan wisatawan, ketersediaan sumber daya pada kawasan wisata terutama untuk wisata khusus seperti di ekowisata hutan
mangrove Blanakan yang rentan terhadap perubahan habitat. Secara ringkas berbagai cara pengelolaan ini dapat dilihat pada Tabel 4.
32 Tabel 4 Perbandingan cara pengelolaan ekowisata
Limit of Acceptable Change LAC
Dikembangkan oleh peneliti di kawasan hutan untuk merespon tentang dampak pengelolaan wisata. Proses ini mengidentifikasi sumber dan kondisi sosial dan langkah
untuk melindungi. Proses ini untuk mempertimbangkan kondisi sosial, sumberdaya alam yang tersedia, pada pengembangan kawasan wisata. Keunggulan LAC adalah
produk akhir berupa strategi perencanaan berlandaskan perubahan yang dapat ditoleransi seminimal mungkin untuk masing-masing kelas kesempatan dengan
indikator perubahan yang dapat digunakan untuk memonitor keadaan ekologi dan sosial. Kelemahannya adalah prosesnya menekankan pada data dan analisa. Jika ada
masalah, maka strategi dan perencanaan belum dapat dibuat sebagai topik pengelolaan.
Visitor Activity Management Programme VAMP
Proses tersebut menciptakan petunjuk untuk perencanaan dan pengelolaan, pengembangan dan pendirian taman. Dasar dari konsep VAMP merupakan bagian dari
prinsip ROS. Kerangka kerja akan memberikan manfaat kemudahan untuk VIM, LAC dan VERP. Fokusnya adalah mengkaji kesempatan ketika semua mempertanyakan
dampak yang ditinggalkan dalam proses pengelolaan sumberdaya alam. Keunggulan VAMP adalah proses pengembilan keputusan yang komprehensif berdasarkan hirarki.
Struktur untuk menganalisa kesempatan dan dampak, yang dikombinasikan dengan prinsip ilmu sosial dan pemasaran yang difokuskan terhadap kesempatan. Kelemahan
VAMP adalah definisi mengenai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belum dibangun dalam rencana pengelolaan dan zoning.
Visitor Experience and Resources Protection VERP
Merupakan proses yang menitikberatkan pada daya dukung kawasan, dalam hal ini adalah kualitas sumberdaya dan kualitas pengalaman wisatawan, yang meliputi
gambaran kondisi sosial dan sumberdaya di masa yang akan datang. Keunggulannya adalah proses yang menitikberatkan terhadap hubungan dan sensitivitas serta
kesempatan wisatawan. Zoning merupakan fokus pengelolaan. Kelemahannya adalah kemampuan pengawasan tidak efisien dan tindakan pengelolaan yang akan dilakukan
perlu uji coba terlebih dahulu.
Visitor Impact Management VIM
Tujuannya adalah mengendalikan ketiga dampak pokok, yaitu: dampak secara fisik, dampak biologi, dan dampak sosial. Standarnya dengan menentukan batasan dari
ketiga indikator tersebut. Keunggulannya adalah proses ini menciptakan keseimbangan keputusan secara ilmu pengetahuan dan hukum, terutama mengidentifikasi faktor
yang berhubungan dengan strategi pengelolaan. Kelemahan VIM adalah menekankan terhadap dampak pada kondisi sekarang, tidak mengkaji potensial dampak
Recreational Opportunity Spectrum ROS
Perencanaan pengelolaan sumberdaya alam secara terintegrasi dan komprehensif, berperan untuk merespon peningkatan permintaan rekreasi, dan menanggulangi
konflik akibat penggunaan sumberdaya alam yang melebihi kapasitas. Pewilayahan menggunakan enam kelas lahan dari primitif sampai perkotaan urban dengan tujuan