Penghitungan Kemelimpahan Plankton dan Makrobenthos

76 Dimana: E = Indeks keseragaman H’ = Indeks keanekaragaman H maks = ln S S = Jumlah spesies Indeks keseragaman berkisar 0 – 1. Apabila nilai mendekati 1 menunjukkan sebaran individu antar jenis merata. Jika nilai e mendekati 0 sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan. Indeks Dominansi Cox, 2002    s i pi C 1 2 Dimana: C = Indeks dominansi Simpson pi = Komposisi organisme jenis ke-i Ni = Jumlah organisme ke-i N = Jumlah total organisme S = Jumlah spesies atau genus organisme Dengan kriteria Odum 1993 sebagai berikut, bila C mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominasi dan C mendekati 1 terdapat jenis yang mendominasi.

4.8. Model Pengelolaan Ekowisata Hutan Mangrove Blanakan

Model yang ingin dikembangkan pada penelitian ini adalah model simulasi yang menjelaskan interaksi antara sektor pariwisata dengan sektor ekonomi, lingkungan dan sosial berbasis daya dukung fisik kawasan dan resiliensi ekologi. Untuk membuat model ekowisata tersebut dilakukan dengan sistem dinamis. Sesuai dengan Purnomo 2005, analisis sistem dinamis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Identifikasi isu, tujuan, dan batasan Dalam penelitian ini isu utamanya adalah pengelolaan ekowisata secara terintegrasi. Tujuannya adalah membuat model ekowisata kawasan hutan mangrove berbasis daya dukung fisik kawasan dan resiliensi ekologi. 2. Konseptualisasi model Berdasarkan isu yang telah ditetapkan, kemudian dilakukan konseptualisasi model. Berdasarkan model konseptual selanjutnya dirinci menjadi sebuah diagram stok dan aliran. 3. Spefikasi model Pada tahapan ini dilakukan kuantifikasi dan perumusan hubungan antar komponen dilakukan sehingga model bisa dijalankan pada komputer. 77 4. Evaluasi model Untuk mengetahui ketepatan model yang dibuat akan dilakukan evaluasi dengan cara validasi model dan simulasi model. Validasi model dilakukan dengan uji validasi struktur yang menekankan pada pemeriksaan kebenaran logika pemikiran. 5. Penggunaan model Model yang telah dievaluasi selanjutnya akan digunakan untuk menentukan skenario-skenario pemecahan masalah. Model yang dikembangkan bertujuan untuk melihat peningkatan pendapatan manfaat ekonomi, jumlah pengunjung dengan memperhatikan kualitas lingkungan daya dukung dan efisiensi penggunaan lahan. Model yang dikembangkan diharapkan dapat mesimulasikan situasi nyata untuk dapat dilakukan analisis terhadap hubungan antara variabel dalam model tersebut. Untuk membuatan model pengelolaan ekowisata hutan mangrove Blanakan dimulai dengan membuat tabel analisis kebutuhan stakeholders, seperti pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 12 Analisis kebutuhan stakeholders Stakeholders Analisis kebutuhan Masyarakat lokal Peningkatan pendapatan Perluasan lapangan kerja Kelestarian lingkungan –sosial budaya Keamanan-kepastian hukum Pemerintah pusat Peningkatan devisa negara Kelestarian daerah konservasi Pemerintah daerah Kelestarian lingkungan dan budaya Pengawetan dan perlindungan flora, fauna dan habitatnya Partisipasi masyarakat dalam pembangunan Peningkatan lapangan kerja Keamanan Peningkatan PAD Perhutani Peningkatan pendapatan ekonomi Pelestarian kawasan ekowisata mangrove Wisatawan Pelayanan yang baik Aksesibilitas yang baik Informasi yang akurat dan terpecaya Keamanan dan kenyamanan Setelah dilakukan identifikasi terhadap variabel-variabel yang terlibat, kemudian ditentukan hubungan yang logis antar variabel tersebut. Dari