Pengelolaan Pencemaran dan Peningkatan Kapasitas Asimilasi

159 degradable dapatmudah terurai-non degradable sulit terurai dan sampah daur ulang-tidak dapat didaur ulang. Untuk kawasan-kawasan tertentu, misalnya di menara pengamatan burung, di jembatan papan, shelter stopan area pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman apapun untuk menghindari sampah dalam kawasan tersebut. Sampah yang dihasilkan wisatawan dalam kurun waktu tertentu, akan dikumpulkan dan dibawa oleh pengelola ke tempat pembuangan akhir TPA untuk dapat didaur ulang menurut kelas sampah. Penanganan sampah yang tidak dapat didaur ulang dimusnahkan dengan dibakar. Di samping itu dengan adanya pembatasan pengunjung berdasarkan penentuan daya dukung diharapkan akan meminimalisasi jumlah limbah yang masuk ke lingkungan. Tingkat kunjungan yang tinggi tentu akan menghasilkan limbah yang banyak. Hal yang perlu dilakukan juga adalah adanya proses edukasipendidikan kepada para pengunjung agar lebih memperhatikan masalah lingkungan. Kapasitas asimilasi dapat ditingkatkan dengan mengurangi beban pencemar yang masuk ke Sungai Blanakan. Pengurangan beban pencemaran dilakukan dengan mengolah terlebih dahulu limbah yang akan dibuang ke perairan. Pengolahan limbah domestik dilakukan untuk menyisihkan berbagai bahan polutan yang ada di dalamnya. Teknik pengolahan air limbah domestik secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu:  pengolahan secara fisika  pengolahan secara kimia  pengolahan secara biologi Pengolahan Secara Fisika Pengolahan secara fisika dilakukan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan filtrasi merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel di dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung, seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses 160 pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi atau pemekatan lumpur endapan sludge thickening dengan memberikan aliran udara ke atas air flotation. Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, dilakukan untuk menyisihkan partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik misalnya: fenol dan senyawa organik terlarut lainnya. Pengolahan Secara Kimia Pengolahan air limbah secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap koloid, senyawa fosfor, dan zat organik beracun dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan flokulasi-koagulasi, baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. Pengolahan secara biologi Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pengolahan limbah secara biologi yang sering dilakukan adalah dengan lumpur aktif. Dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses dengan pengolahan lumpur aktif dapat menurunkan BOD secara signifikan. Metode lain yang bisa digunakan adalah dengan fitoremediasi. Metode ini adalah pengolahan limbah dengan menggunakan tanaman air untuk menyerap berbagai polutan dalam limbah. Tanaman yang bisa digunakan yaitu Kayambang dan Enceng gondok Eichhornia crassipes Cara lain untuk meningkatkan kapasitas asimilasi adalah dengan menjaga debit air tetap tinggi. Jika debit air berkurang, maka kapasitas asimilasi juga akan turun. Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar 161 agar juga tidak membuang sampah dan limbah domestik ke Sungai Blanakan. Adanya sampah yang berlebih akan mengurangi debit air sungai. Sampah juga akan berkontribusi pada penurunan kualitas air, yang berakibat pada penurunan keanekaragaman biota perairan. Hal ini akan menyebabkan daya dukung ekosistem akuatik menurun, dan bisa berdampak pada berubahnya tipe kelentingan di perairan ekowisata mangrove Blanakan.

4. Pelibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Pengelolaan Kawasan Wisata

Pengelolaan kegiatan pariwisata memerlukan kondisi lingkungan yang baik. Sedangkan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan akan menjadi lebih efektif bila memperoleh dukungan dari masyarakat setempat. Sebagai timbal baliknya, masyarakat setempat akan memperoleh manfaat berupa peningkatan kesejahteraan hidup yang merupakan salah satu tujuan utama ekowisata. Pada kawasan wisata terlihat sudah terjalin hubungan yang baik dan harmonis antara pihak pengelola kawasan dengan masyarakat setempat, hal tersebut nampak dengan jumlah pegawai yang berasal dari daerah sekitar kawasan hutan mangrove Blanakan. Masyarakat sekitar juga banyak yang berpartisipasi dan mencari penghasilan dari keberadaan ekowisata ini. Mereka memperoleh manfaat ekonomi dari menyediakan sewa perahu, menjadi tukang ojek, menjadi penjual di rumah makan dan toko suvenir, menjadi juru parkir dan petugas keamanan. Dalam penyelenggaraan upacara adat Nadran, Sisingaan peran aktif masyarakat sangat terlihat. Mereka menjadi aktor utama dalam kegiatan tersebut. Dalam rangka mengarahkan peran serta masyarakat diperlukan suatu kerjasama, pembinaan dan pemahaman agar pesan konservasi dan pengembangan pariwisata dapat terakomodir. Pembinaan masyarakat diarahkan pada penciptaan peran serta aktif masyarakat sekitar untuk menunjang kegiatan wisata alam, menciptakan rasa ikut memiliki serta meningkatkan kegiatan ekonomi yang berujung pada peningkatan pendapatan masyarakat. Untuk menunjang pencapaian tersebut, maka perlu dilakukan program- program pemberdayaan masyarakat melalui: 162 a. Penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat di sekitar kawasan dan para pedagang kios warung makandan suvenir, dengan tujuan agar produk yang mereka jual berkembang dan mempunyai nilai tambah, sehingga penghasilan yang diperoleh meningkat, b. Pembinaan dan pengembangan kerajinan masyarakat sekitar, dengan membangkitkan usaha kerajinan masyarakat yang potensial, seperti kerajinan dari cangkang-cangkang hewan laut untuk dibuat kap lampu, asbak, hiasan dinding, dan lain-lain. Pengelola akan memberi tempat berupa kios, agar masyarakat bisa menjual produknya. c. Pelatihan kepada sebagian masyarakat untuk menjadi interpreter, yang bertugas memandu wisatawan agar lebih memahami fungsi dan manfaat keberadaan ekosistem mangrove di kawasan wisata. d. Upaya pemberdayaan akan senantiasa dilakukan secara berkelanjutan dengan menyelenggarakan pelatihan keterampilan yang memadai untuk masyarakat setempat agar masyarakat dapat mengembangkan usahanya secara profesional dan mengarahkan agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat di antara anggota masyarakat.