Manfaat hutan mangrove Pengertian Hutan Mangrove
15 sebagai sistem penunjang kehidupan. Dengan sistem perakaran dan kanopi
yang rapat dan kokoh, hutan mangrove juga berfungsi sebagai pelindung daratan dari gempuran gelombang, tsunami, angin, perembesan air laut.
Potensi ekonomi mangrove diperoleh dari tiga sumber utama, yaitu hasil hutan, perikanan estuarin dan pantai, serta wisata alam. Secara ekonomi, hutan
mangrove dapat dimanfaatkan kayunya secara lestari untuk bahan bangunan, arang dan bahan baku kertas. Hutan mangrove juga merupakan pemasok larva
ikan, udang dan biota laut lainnya.
2.2. Ekowisata 2.2.1. Pengertian Ekowisata
Ekowisata merupakan salah satu bentuk rekreasi di alam bebas yang pengelolaannya didasari oleh komitmen terhadap pelestarian alam dan
lingkungan. Ekowisata adalah suatu perpaduan berbagai minat yang tumbuh dari rasa keprihatinan lingkungan, ekonomi dan sosial. Ada beberapa padanan yang
sering digunakan antara lain: natural based tourism, green travel, responsible travel, low impact tourism, village based tourism, sustainable tourism, cultural
tourism, heritage tourism, rural tourism Cater and Lowman 1994. The International Ecotourism Society-TIES 2005 memberikan definisi ekowisata
ecotourism adalah suatu bentuk perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah alami yang lingkungannya dilindungi dan mampu meningkatkan kesejahteraan
penduduk lokal. Fennell 1999 menyatakan, ada empat gambaran perjalanan yang
umumnya berlabelkan ekowisata, yaitu: 1. Wisata berbasis alamiah nature based tourism
2. Kawasan konservasi sebagai pendukung objek wisata concervation supporting tourism
3. Wisata yang sangat peduli lingkungan environmentally aware tourism 4. Wisata yang berkelanjutan sustainable tourism
Ekowisata merupakan suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial yang diberi batasan
sebagai kegiatan yang bertumpu pada lingkungan dan bermanfaat secara ekologi, sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal serta bagi kelestarian
sumberdaya dan berkelanjutan Fennell 1999. Ekowisata tidak bisa dipisahkan dengan konservasi, oleh karena itu ekowisata disebut sebagai bentuk perjalanan
16 wisata yang bertanggung jawab. Para konservasionis melihat ekowisata sebagai
kegiatan yang mampu meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya upaya-upaya konservasi, sedangkan para ilmuwan melihat ekowisata dapat
mendukung dan melindungi lingkungan alami pada suatu kawasan konservasi serta diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan flora dan fauna
Adhikerana 1999. Ekowisata merupakan pengelolaan alam dan budaya masyarakat dengan
pendekatan konservasi yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan. Di dalamnya terdapat konsep pengembangan pariwisata yang mencakup aspek
pelestarian terhadap lingkungan alam maupun budaya yang menjadi andalan pariwisata, aspek edukasi bagi wisatawan, serta partisipasi masyarakat dengan
tetap memberikan peluang keuntungan ekonomi bagi pengusaha Gunawan 2003. Drumm dan Moore 2005 menyatakan, ekowisata adalah perjalanan ke
kawasan yang rentan, murni, yang biasanya dilindungi dan berusaha menekan dampak negatif sekecil mungkin serta dilakukan dalam skala kecil. Ekowisata
membantu mendidik wisatawan, menyediakan dana bagi konservasi, manfaat secara langsung berupa perkembangan ekonomi dan kekuatan politik bagi
masyarakat lokal, serta menghargai perbedaan budaya dan hak asasi manusia. Secara konseptual ekowisata adalah suatu konsep pengembangan
pariwisata berkelanjutan yang bertujuan mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan alam dan budaya serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Sebagai alat pembangunan, ekowisata dapat mewujudkan tiga tujuan
dasar konservasi keanekaragaman hayati, yaitu: 1. Melindungi keanekaragaman hayati dan budaya dengan penguatan
sistem manajemen kawasan lindung dan meningkatkan nilai ekosistem. 2. Mendukung penggunaan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan
dengan kenaikan pendapatan, pekerjaan dan kesempatan berusaha dalam ekowisata dan jaringan yang relevan.
3. Membagi keuntungan pengembangan ekowisata dengan masyarakat lokal, melalui partisipasi aktif dalam perencanaan dan pengelolaan
ekowisata. Harus disadari bahwa walaupun ekowisata dapat menjadi alat berharga
untuk melestarikan keanekaragaman hayati, juga mempunyai dampak negatif