Pencemaran Air Daya Lenting Resiliensi Ekologi

41 Menurut Hutagalung 1997 tanda-tanda menurunnya kualitas air adalah sebagai berikut: 1. Perubahan suhu air, semakin tinggi suhu air maka semakin rendah kadar oksigen terlarut dalam air. 2. Perubahan pH, air dapat bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Air limbah yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air, sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme air. 3. Perubahan warna, bau, dan rasa air. Suhu merupakan parameter yang penting, karena pengaruhnya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air, dan penggunaan air untuk aktivitas sehari-hari. Perubahan suhu yang mendadak atau ekstrim akan mengganggu kehidupan organisme bahkan kematian. Suhu air mempunyai peranan dalam mengatur kehidupan biota air, terutama dalam proses metabolisme. Peningkatan suhu menyebabkan kecepatan metabolisme dan respirasi, selanjutnya meningkatkan konsumsi oksigen, namun dipihak lain juga mengakibatkan turunnya kandungan oksigen terlarut Asmustawa 2007. Derajat keasaman atau pH merupakan nilai yang menunjukkan aktivitas hidrogen dalam air. Nilai pH mencerminkan keseimbangan antara asam dan basa dalam perairan. Nilai pH berkisar antara 1 – 14, dimana semakin tinggi nilainya maka perairan bersifat basa, demikian juga sebaliknya. Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain aktivitas biologi, suhu, dan DO. Oksigen terlarut DO dalam perairan dipengaruhi oleh suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. DO diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme di perairan dan dalam proses dekomposisi senyawa-senyawa organik. BOD adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mendegradasi senyawa organik. Jumlah BOD yang tinggi menunjukkan banyaknya bahan organik, bila nilai BOD rendah berarti secara umum limbah bahan organik rendah Suripin 2002. Fosfor dalam perairan berada dalam bentuk fosfor terlarut. Fosfor penting dalam penentuan produktivitas biologis dalam semua sistem perairan, karena membatasi atau mengatur produktivitas perairan Michael 1994. Tumbuhan pada umumnya mengambil fosfat yang masih terlarut dalam air tanah. Nitrogen pada umumnya terdapat dalam senyawa organik seperti protein, urea dan asam nukleat atau yang sudah dikenal dengan senyawa anorganik nitrit, ammonia dan nitrat. Daur nitrogen merupakan proses transfer nitrogen 42 dari atmosfir ke dalam tanah. Disamping air hujan, masuknya nitrogen ke dalam tanah juga dapat melalui proses fiksasi nitrogen. Nitrat NO 3- yang diperoleh dari hasil fiksasi biologis akan digunakan oleh produsen atau tumbuhan yang nanti diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika hewan atau tumbuhan mati, maka makhluk pengurai akan merombaknya menjadi NH 3 atau yang dikenal dengan gas amoniak dan garam ammonium yang larut dalam air NH 4 . Proses ini dinamakan dengan proses amonifikasi. Plankton dan makrobenthos adalah organisme yang ditemui hidup di perairan. Plankton mempunyai gerak sedikit dan sangat mudah terbawa arus. Sedangkan makrobenthos hidup di dasarsubstrat perairan, yang sering dijadikan indikator biologi terhadap pencemaran perairan. Menurut Nontji 2005, keragaman fitoplankton dan makrobenthos merupakan jumlah individu per spesies dan merupakan ciri khas struktur komunitas spesies tersebut yang berkaitan erat dengan kualitas lingkungan perairan.

2.5.2. Proses Perombakan Asimilasi Bahan Pencemar

Dalam fase pencemaran badan air, dapat terlihat bahwa pada fase dekomposisi dimulai proses perombakan. Dalam proses perombakan bahan pencemaran baik organik maupun anorganik akan diproses dengan menggunakan oksigen terlarut dalam air. Adapun proses perombakan yang terjadi sangat tergantung pada tersedianya oksigen, jenis organisme maupun bahan-bahan organik yang ada dengan bantuan organisme pembusuk aerobik. Sedangkan proses perombakan tanpa menggunakan oksigen anaerobik dibutuhkan bakteri perombak yaitu Methane producing bacteria. Antara pembusukan aerobik dan anaerobik sebenarnya tidak dapat dibedakan pentahapannya, namun keduanya saling mengisi karena adanya keberlanjutan reaksi dalam menyelesaikan keseluruhan mata rantai dalam proses perombakan Wardhana 1995.

2.6. Model Pengelolaan Ekowisata di Hutan Lindung

Pendekatan daya dukung dianggap sebagai teknik dalam pengembangan pariwisata di lingkungan yang cenderung sensitif terhadap usikan manusia. Daya dukung didesain untuk membatasi wisatawan, tetapi di lain pihak pengelola mendorong memberikan kenyamanan kepada wisatawan dengan membangun berbagai fasilitas. 43 Sebagai salah satu contoh adalah pengelolaan area hutan rimba Bob Marshall. Hutan tersebut adalah tipe area yang dilindungi sesuai kategori I b area hutan belantara. Kawasan Hutan rimba Bob Marshall terletak di Montana Pusat sebelah utara, dan dikelola oleh The United States Forest Service USFS dibawah ketetapan undang-undang hutan rimba tahun 1964. Kawasan ini merupakan hutan beriklim sedang dengan luas 600.000 hektar, dan menarik 25.000 wisatawan terutama pada bulan Juni hingga Nopember. Bulan Juni hingga September didominasi oleh pejalan kaki dan berkuda. Pada musim gugur, sebagian besar penggunaan adalah untuk kawasan perburuan hewan besar Mc Cool 1996. Pada tahun 1982, USFS memulai usaha perencanaan berdasarkan proses Limit of Acceptable Change LAC. Usaha ini melibatkan partisipasi masyarakat yang kontinyu melalui kekuatan tim kerja yang terdiri dari stakeholders, masyarakat, ilmuwan dan pengelola. LAC memfokuskan usaha pada penilaian seberapa besar perubahan kondisi di dalam hutan, biogeofisik dan kondisi- kondisi sosial yang dapat diterima. Dengan menetapkan sebuah proses partisipasi masyarakat yang menggabungkan nilai-nilai adat dalam kawasan hutan tersebut, para partisipan mengembangkan sebuah tindakan manajemen yang efektif dalam mengurangi dan mengontrol pengaruh yang disebabkan oleh manusia. Rencana ini memiliki tiga karakteristik, yaitu: 1. Rencana ini menetapkan empat kelas zona alternatif untuk melindungi karakter asli dari hutan, namun secara realistik mengijinkan beberapa aktifitas wisata yang telah dipertimbangkan dari pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh manusia. 2. Rencana ini mengidentifikasi variabel-variabel indikator, untuk mengawasi, dan memastikan kondisi tetap dapat diterima, digunakan untuk menetapkan keefektifan dari tindakan-tindakan yag diterapkan untuk mengontrol, serta mengurangi pengaruh. Untuk setiap indikator, ada standar-standar yang dapat dikuantifikasi, yang menunjukkan batas perubahan alami yang dapat diterima di setiap zona. 3. Rencana ini menunjukkan tindakan manajemen untuk setiap zona yang bertujuan menunjukkan kemampuan penerimaan sosial mereka. Penetapan zonasi pada dasarnya membentuk kerangka kerja untuk menangani dampak yang disebabkan oleh manusia. Setiap zona dijelaskan