Evaluasi model Model Dinamik Pengelolaan Ekowisata Hutan Mangrove Blanakan

143 12:45 29 Jul 2012 Page 1 2003.00 2016.75 2030.50 2044.25 2058.00 Y ears 1: 1: 1: 2: 2: 2: 3: 3: 3: 200000 400000 1500000 3000000 1000000 2000000 1: Pengunjung 2: Nitrat 3: BOD 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 Gambar 42 Hasil simulasi sampai tahun 2058 antara jumlah pengunjung dengan pencemaran nitrat dan BOD 12:51 29 Jul 2012 Page 6 2003.00 2016.75 2030.50 2044.25 2058.00 Y ears 1: 1: 1: 2: 2: 2: 3: 3: 3: 200000 400000 7.845e+009 1.569e+010 1: Pengunjung 2: Pendapatan Pengelola 3: Pendapatan Masy arakat 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 . Gambar 43 Hasil simulasi sampai tahun 2058 antara jumlah pengunjung dengan pendapatan pengelola dan masyarakat. Hasil simulasi pada submodel lingkungan pada model pengelolaan ekowisata hutan mangrove Blanakan menunjukkan perilaku dinamika pertumbuhan pengunjung memiliki keserupaan dengan perilaku beban pencemaran ammonia, fosfat, BOD dan nitrat Gambar 41 dan 42. Demikian juga hasil simulasi antara jumlah pengunjung dengan pendapatan pengelola dan masyarakat menunjukkan dinamika yang serupa Gambar 43. Selain uji validitas sruktur, untuk evaluasi model dapat dilakukan uji validitas kinerja model. validitas kinerja model merupakan pengujian dengan cara 144 melakukan perbandingan antara output model dan data empiris atau kinerja sistem nyata. Teknik yang digunakan untuk melakukan validitas kinerja model dilakukan dengan uji statistik yaitu absolute mean error AME dan absolute variation error AVE. Batasan yang dapat diterima AME dan AVE adalah 5-10. Uji validitas dilakukan pada submodel pengunjung. Uji validasi kinerja pada submodel pengunjung dilakukan dengan membandingkan data output pengunjung dengan data sekunder dari pengelola ekowisata hutan mangrove Blanakan dari tahun 2003-2011. Dari hasil pengujian uji statistik AME dan AVE menunjukkan nilai berturut-turut 5,81 dan 9,09, nilai tersebut masih berada pada rentang batas yang dapat ditolerir. Gambar 44 Perbandingan data hasil simulasi dengan data empiris pengunjung ekowisata hutan mangrove Blanakan.

5.6.3. Skenario Pengelolaan Ekowisata Hutan Lindung Mangrove Blanakan

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan ekowisata hutan mangrove Blanakan adalah adanya biayaongkos yang ditanggung pengelola. Pembiayaan kegiatan pengusahaan ekowisata ini secara garis besar dibedakan atas biaya investasi dan operasional. Biaya investasi meliputi biaya perencanaan, biaya pengadaan peralatan, dan biaya sarana prasarana pendukung. Sedangkan biaya operasional dikeluarkan secara rutin setiap tahun, terdiri dari biaya gaji dan upah, biaya pemasaran, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dan eksploitasi bangunan, kendaraan, peralatan dan perlengkapan sarana prasarana, biaya kemitraan dengan masyarakat sekitar, biaya konservasi dan biaya pengembangan sumberdaya manusia. Data empiris Simulasi 145 Biaya-biaya tersebut ditetapkan dengan memperhatikan pengalaman perusahaan lain sebagai acuan, standar biaya-biaya dari instansi terkait, dan harga-harga yang berlaku di daerah setempat. Atas dasar penetapan tersebut dilakukan perhitungan besarnya taksiran biaya pada masing-masing pos pembiayaan. Perum Perhutani menetapkan besarnya pembiayaan antara lain untuk:  Biaya perencanaan. Biaya tersebut meliputi biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyusunan dokumen perencanaan selama kegiatan yang sudah berjalan dan diperkirakan sebesar 1 dari penerimaan.  Gaji dan upah. Biaya ini merupakan imbalan yang diberikan kepada sumberdaya manusia yang telah memberikan tenaga dan prestasinya kepada manajemen, dengan perkiraan biaya sebesar 15 dari penerimaan.  Administrasi dan umum. Biaya ini meliputi ATK, operasional perkantoran, komputer, pelaporan, dan lain-lain. Biaya ini diperkirakan sebesar 3 dari penerimaan.  Biaya POMEC. Biaya ini meliputi biaya pemeliharaan dan eksploitasi bangunan, kendaraan, peralatan dan perlengkapan sarana prasarana. Perkiraan biaya ini sebesar 10 dari penerimaan.  Biaya pemasaran. Meliputi biaya pengembangan produk, promosi, kerjasama promosi. Biaya diperkirakan sebesar 3 dari penerimaan.  Biaya kemitraan. Merupakan biaya untuk membantu masyarakat sekitar sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Bantuan tersebut tidak diberikan secara cuma-cuma, tetapi dengan sistem bergulir. Usaha masyarakat yang dibantu dengan dana ini adalah pedagang kios, pengrajin, asongan, masyarakat yang berpotensi. Asumsi pengeluaran untuk biaya ini adalah 1 dari penerimaan.  Biaya konservasi. Biaya ini meliputi kegiatan untuk pengelolaan limbah, rehabilitasi lahan, pembinaan dan pengamanan habitat serta ekosistem, penelitian dan pengembangan kawasan. Biaya untuk pos ini diperkirakan sebesar 1 dari penerimaan.  Biaya pengembangan sumberdaya manusia. Merupakan biaya pelatihan baik teknis maupun manajerial bagi karyawan dalam upaya pengelolaan ekowisata. Biaya pengembangan SDM diperkirakan sebesar 1 dari penerimaan.