157
kegiatan pengunjung di dalam kawasan, mengontrol jumlah pengunjung serta memberikan pelayanan informasi dan interpretasi bagi pengunjung.
Strategi pengelolaan pengunjung dapat dilakukan dengan menghindari penumpukan pengunjung pada waktu tertentu, misalnya pada hari libur, atau
penumpukan pada area tertentu. Pengelolaan pengunjung bisa dilakukan dengan membuat paket wisata
tour package. Dengan paket wisata maka kegiatan pengunjung di lokasi wisata bisa terprogram dengan baik. Aktivitas dan alokasi waktu yang terencana akan
membuat kunjungan wisatawan menjadi efektif. Distribusi dan rotasi aktivitas dalam paket wisata bisa dikelola, misalnya pada grup paket wisata setelah
melakukan kegiatan menonton atraksi buaya kemudian berpindah ke kegiatan penanaman mangrove, maka tribun untuk menonton atraksi buaya bisa diisi oleh
grup paket wisata berikutnya. Program paket wisata disamping dapat dimanfaatkan untuk mengelola pengunjung, juga bisa meningkatkan pendapatan
pengelola secara signifikan. Hal ini terjadi karena pengelola tidak hanya mendapatkan pendapatan dari tiket masuk saja, tetapi biaya yang dibayar
pengunjung adalah untuk seluruh aktivitas yang ditawarkan dalam paket wisata. Jika destinasi wisata semakin menarik bagi pengunjung dan daya
dukungnya terbatas, maka pengelolaan pengunjung bisa dilakukan dengan sistem antrian. Jadi pengunjung harus menunggu waktu yang tepat untuk bisa
masuk ke lokasi wisata. Metode seperti ini sudah diterapkan bagi wisatawan yang ingin mendaki pegunungan Himalaya di India. Wisatawan yang ingin
mendaki bisa menunggu waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan ijin melakukan pendakian.
Pengelolaan bisa dilakukan dengan menambah spot wisata. Pengelolaan pengunjung juga bisa dilakukan dengan membuat sirkulasi pengunjungan
berdasarkan ukuran kelompok dan ruang yang tersedia. Pihak pengelola bisa membentuk grup-grup pengunjung. Hal yang perlu diperhatikan adalah koridor
dan jalur sirkulasi yang menghubungkan antar spot-spot wisata di kawasan ekowisata hutan mangrove Blanakan. Untuk itu perlu dibangun jalan setapak
yang menghubungkan antara atraksi wisata satu dengan yang lainnya. Agar pengunjung lebih terdistribusi dan membuat waktu kunjungan lebih
lama, maka penambahan atraksi wisata dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adanya shelter, gazebo, dan bangku untuk
158
beristirahat juga menambah kenyamanan pengunjung, sehingga mereka tidak ingin segera meninggalkan objek wisata.
3. Pengelolaan Pencemaran dan Peningkatan Kapasitas Asimilasi
Upaya pengelolaan limbah pencemaran dan sampah merupakan hal yang perlu dilaksanakan untuk memberikan kesan yang bersih terhadap kawasan
ekowisata hutan mangrove Blanakan. Di samping itu pengelolaan limbah dan peningkatan kapasitas asimilasi dapat menurunkan konsentrasi limbah yang
masuk ke lingkungan perairan ekosistem mangrove Blanakan. Hal ini tentu saja akan membuat resiliensi perairan pada kondisi yang baik, sehingga mampu
menetralisir gangguanusikan yang ada. Salah satu dampak negatif dari kegiatan wisata adalah pencemaran
lingkungan. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan penyuluhan kepada pengunjung tentang dampak pencemaran
terhadap area wisata dan lingkungan. Peningkatan tingkat kesadaran terhadap pengunjung tidak hanya himbauan yang berupa poster dan papan informasi,
akan tetapi berupa peraturan atau tata tertib wisata yang diberlakukan secara tegas.
Solusi yang lain adalah pembuatan instalasi pengolahan limbah. Limbah dari warung makan tidak langsung dibuang ke sungai, tetapi melalui sistem
pengolahan limbah, sehingga akan berkurang konsentrasinya saat dibuang ke sungai. Air limbah dapat ditanggulangi jika terjadi pengalokasian pada tempat-
tempat tertentu. Penanggulangan limbah domestik dari kegiatan rumah makan dan toilet unit pengolahan limbah dan septic tank dalam kawasan wisata dibuat
pada jarak tertentu agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Unit pengolahan limbah dan septic tank yang dibangun dibuat berjenjangbertingkat sehingga
tidak menimbulkan pencampuran materikotorannya. Toilet umum yang ada di kawasan wisata harus dalam kondisi baik, sehingga tidak ada kebocoran pada
bagian septic tanknya. Penanggulangan sampah dilakukan dengan menyediakan tempat sampah
di berbagai titik di lokasi ekowisata hutan mangrove Blanaka. Lokasi tempat sampah menyebar, sesuai dengan penyebaran aktivitas dan fasilitas wisata.
Penambahan fasilitas tempat sampah dan distribusi yang baik bisa dilakukan untuk mengurangi dampak dari pencemaran. Tempat sampah yang disediakan
untuk setiap titik dikelompokkan menjadi sampah basah-kering, sampah
159
degradable dapatmudah terurai-non degradable sulit terurai dan sampah daur ulang-tidak dapat didaur ulang. Untuk kawasan-kawasan tertentu, misalnya
di menara pengamatan burung, di jembatan papan, shelter stopan area pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman apapun untuk
menghindari sampah dalam kawasan tersebut. Sampah yang dihasilkan wisatawan dalam kurun waktu tertentu, akan
dikumpulkan dan dibawa oleh pengelola ke tempat pembuangan akhir TPA untuk dapat didaur ulang menurut kelas sampah. Penanganan sampah yang
tidak dapat didaur ulang dimusnahkan dengan dibakar. Di samping itu dengan adanya pembatasan pengunjung berdasarkan
penentuan daya dukung diharapkan akan meminimalisasi jumlah limbah yang masuk ke lingkungan. Tingkat kunjungan yang tinggi tentu akan menghasilkan
limbah yang banyak. Hal yang perlu dilakukan juga adalah adanya proses edukasipendidikan kepada para pengunjung agar lebih memperhatikan masalah
lingkungan. Kapasitas asimilasi dapat ditingkatkan dengan mengurangi beban
pencemar yang masuk ke Sungai Blanakan. Pengurangan beban pencemaran dilakukan dengan mengolah terlebih dahulu limbah yang akan dibuang ke
perairan. Pengolahan limbah domestik dilakukan untuk menyisihkan berbagai bahan polutan yang ada di dalamnya. Teknik pengolahan air limbah domestik
secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu: pengolahan secara fisika
pengolahan secara kimia pengolahan secara biologi
Pengolahan Secara Fisika
Pengolahan secara fisika dilakukan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung
disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan filtrasi merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan
tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan
ini adalah kecepatan mengendap partikel di dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang
mengapung, seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses