57
antara bulan Juli –Nopember. Iklim pesisir Blanakan dipengaruhi oleh Angin
Muson, dengan kecepatan angin rata-rata 3-5 m per detik.
3.5. Struktur Geologi dan Jenis Tanah
Secara umum kondisi geologi di Blanakan dibagi menjadi dua jenis batuan pembentuk tanah, yaitu sedimen dan miosen fasies sedimen. Jenis tanah di
Blanakan terdiri atas dua kelompok, yakni asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan di daerah pantai. Jenis tanah tersebut mempengaruhi tingkat
kesuburan tanah.
3.6. Hidrologi
Sumber daya air permukaan Kecamatan Blanakan terdiri dari air sungai dan air tanah. Sampai saat ini air permukaan merupakan sumber air utama yang
dimanfaatkan oleh penduduk. Kecamatan Blanakan mempunyai empat Daerah Aliran Sungai DAS yaitu: Sungai Cimalaya, Sungai Pepetan, Sungai Blanakan,
dan Sungai Ciasem. Di sepanjang pantai Blanakan tersebut terdapat hutan mangrove dari Sungai Cimalaya sampai ke Sungai Ciasem
3.7. Batimetri Wilayah Pesisir
Perairan pantai Subang memiliki kedalaman yang relatif dangkal kurang dari 20 m dengan gradien kedalaman yang relatif landai, dimana untuk
kedalaman kurang dari 5 m di sekitar pantai Blanakan gradiennya sekitar 0,0027 dan 0,0054 di sekitar pantai Pusakanegara Gambar 13. Hal ini menunjukkan
bahwa di bagian Barat pantai Subang Kecamatan Blanakan lebih landai dibandingkan
dengan di
bagian Timur
pantai Subang
Kecamatan Pusakanegara.
Gambar 12 Batrimetri wilayah pesisir Blanakan. Sumber: Atlas Sumberdaya Pesisir Kabupaten Subang.
58
Wilayah pantai Blanakan yang berbentuk seperti teluk memungkinkan terjadinya proses pengendapan sedimentasi dari sungai dan dari angkutan
sedimen pantai menjadi lebih besar, sehingga di wilayah ini laju pendangkalan perairan sangat besar.
Kondisi lingkungan pantai Blanakan cukup menunjang keberadaan hutan mangrove, sehingga hutan mangrove dapat tumbuh dengan subur. Dua unsur
lingkungan yang cukup berpengaruh adalah iklim dan tekstur tanah. Blanakan memiliki iklim dan curah hujan tahunan dan bulanan yang cukup tinggi. Hal ini
dapat mencegah akumulasi garam-garam tanah sehingga hutan mangrove dapat tumbuh subur dengan baik. Tanah tempat tumbuh hutan mangrove Blanakan
adalah pantai berlumpur yang terpengaruh pasang surut dan mempunyai garis pantai yang landai. Jenis tanahnya adalah tanah lumpur berwarna coklat keabu-
abuanhitam.
3.8. Demografi
Salah satu modal pembangunan, selain sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah jumlah penduduk dan sumber daya manusia
SDM. Dalam pembangunan yang dibutuhkan adalah SDM yang secara kuantitas mencukupi dan secara kualitas dapat diandalkan atau dengan kata lain
SDM yang siap pakai. Berdasarkan data statistik Subang Dalam Angka 2009, penduduk
kabupaten Subang tahun 2009 berjumlah 1.470.324 orang, dengan komposisi 725.561 orang laki-laki dan 744.763 perempuan, dengan tingkat kepadatan
penduduk mencapai 717 jiwa per km
2
. Untuk tingkat kecamatan, Kecamatan Subang merupakan daerah dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu 2.077 jiwa
per km
2
, sedangkan Kecamatan Blanakan merupakan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk relatif rendah yaitu 318 jiwa per km
2
. Kecamatan Blanakan secara administratif dibagi menjadi 9 desa, yaitu
Blanakan, Langensari, Muara, Tanjung Tiga, Jaya Mukti, Rawa Mekar, Rawa Meneng, Cilamaya Girang dan Cilamaya Hilir. Desa Tanjung Tiga memiliki
wilayah terluas yaitu 1.677 ha, sedangkan Desa Rawa Mekar mempunyai wilayah paling sempit seluas 274 ha. Keadaan demografi kecamatan Blanakan
menunjukkan Desa Blanakan memiliki jumlah penduduk paling tinggi yaitu 8.863