Teori Pembangunan Ekonomi Wilayah : Peranan Politik dan

Bentuk dan makna korupsi yang sangat luas dan kompleks tersebut, membuat makna korupsi masih rancu ambigu dan sulit dibedakan. Sebagai contoh misalnya perbedaan antara korupsi politik political coruption dan korupsi ekonomi economic corruption masih belum jelas, khususnya apakah usaha untuk keuntungan pribadi termasuk merancang kebijakan dengan tujuan untuk meningkatkan peluang atau kesempatan agar tetap bertahan di pemerintahan merupakan bentuk korupsi politik atau korupsi ekonomi. Hal ini masih jadi perdebatan, walaupun kemudian bentuk korupsi tersebut dapat dipandang sebagai korupsi ekonomi politik political economic corruption.

2.2. Teori Pembangunan Ekonomi Wilayah : Peranan Politik dan

Kelembagaan Perkembangan terkini ilmu pembangunan wilayah mengisyaratkan pentingnya peranan kelembagaan dalam pembangunan ekonomi yang dikenal dengan New Institutional Economics NIE. Hal utama yang melatarbelakangi berkembangnya NIE adalah munculnya masalah yang berkaitan dengan aksi kolektif collective action, biaya transaksi transaction cost, rasionalitas terbatas bounded rationality dalam perilaku manusia, perubahan teknologi dan perilaku pencarian rente Vipriyanti, 2007. Hayami 2001 menunjukkan bahwa untuk mengeksploitasi komplementaritas antara modal berwujud tangible dan tidak berwujud intangible dalam memaksimalisasikan pertumbuhan ekonomi wilayah, diperlukan desain institusikelembagaan yang tepat. Jadi pembangunan ekonomi economic development bukan hanya mencakup ekspansi kuantitatif dalam akumulasi kapital, tetapi juga perubahan pada faktor non kuantitatif seperti kelembagaan institutions, organisasi organizations dan budaya culture dimana faktor ekonomi beroperasi. Pertumbuhan ekonomi yang cepat tidak dapat diwujudkan tanpa mempelajari persyaratan-persyaratan perubahan kelembagaan, organisasi sosial dan politik serta sistem nilai kultur masyarakatnya. Teori pembangunan ekonomi wilayah yang mencoba memasukkan faktor institusikelembagaan sebagai determinan pembangunan ekonomi wilayah adalah teori Growth Machine Theory GMT dan The New Institutional Economics NIE Theory. Dua teori ini tidak lagi semata melihat peranan kapital modal dan teknologi, tetapi lebih melihat peranan politik dan lembaga politik political institution dalam pembangunan ekonomi. Karena politisi lokal local politicians dan perencana lokal secara langsung mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan lokasi industri melalui peraturan-peraturan, pajak, penyediaan infrastruktur publik, maka teori pembangunan yang mengabaikan dimensi ini adalah keliru. Pembangunan ekonomi tidak akan berhasil jika dimensi kelembagaan politik political institutions diabaikan, walaupun akumulasi kapital terus berlangsung. Dua teori ini merupakan kritik yang tajam terhadap teori pertumbuhan neoklasik yang selama ini mengabaikan faktor kelembagaan politik dalam model pembangunan ekonomi suatu wilayah atau kawasan. Teori NIE berusaha memasukkan faktor kelembagaan institusi dan perubahan institusi dalam teori pembangunan ekonomi. Proposisi yang dikembangkan oleh NIE adalah bahwa perkembangan perekonomian suatu wilayah dapat didekati melalui perubahan kelembagaan institutional change dan penataan kelembagaan sebagai infrastruktur pengembangan wilayah. Pendekatan ini adalah turunan derivatif dari mazhab institusionalisme yang mengembangkan keyakinan bahwa kelembagaan menjadi kata-kunci penting bagi suatu perubahan sosio-ekonomi regional. Gagasan ini dikembangkan dari ide dasar Coase 1937 yang mengajukan proposisi bahwa kelembagaan memastikan bekerjanya sistem organisasi lebih kokoh sekaligus menghindarkan beban biaya ekonomi tinggi yang diperlukan untuk memonitor ketidakpastian dalam proses-proses transaksi yang harus ditanggung oleh pihak-pihak yang berinteraksi. North 1990 mengukuhkan proposisi Coase dengan menyodorkan satu teori perubahan dan adaptasi kelembagaan institutional adaptation and change yang berbasiskan pada asumsi-kerja bahwa kelembagaan politik dan ekonomi memang menjadi kebutuhan untuk disesuaikan dan dikembangkan guna menekan dilemma biaya transaksi transaction cost dilemma yang selalu hadir pada suatu sistem sosial-ekonomi yang berkembang semakin kompleks sebagai akibat pertukaran-pertukaran ekonomi yang bekerja di bawah kelembagaan kapitalistik. Dalam pandangan North 1990 perkembangan perekonomian dan pertukaran transaksi ekonomi di suatu wilayah yang terus meninggi perlu diimbangi dengan pengembangan sistem tata-pengaturan kelembagaan yang kompatibel, jika tidak, maka akan muncul informal forms of governance yang hadir untuk memfasilitasi kebutuhan dan pemanfaatan kesempatan untuk menangguk keuntungan-keuntungan jangka pendek Dawkins, 2003 seperti dikutip oleh Putri dan Dharmawan, 2006. Sementara itu, menurut GMT pertumbuhan ekonomi suatu kawasan negara, daerah dapat terbentuk sebagai akibat langsung dari aktivitas tata pengaturan administrasi-politik yang secara operasional mampu membangkitkan keputusan–keputusan dan aturan-aturan yang menentukan decisive bagi berkembangnya aktivitas ekonomi kawasan tersebut. Artinya, kekuatan organisasi pengaturan politik lokal dapat berfungsi sebagai mesin penggerak perkembangan wilayah lokal. Mesin pertumbuhan yang diperkenalkan oleh teori ini menunjuk pada keberadaan sejumlah organisasi sosial lokal yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah Berkembangnya aktivitas ekonomi juga berarti sebuah dorongan bagi pertumbuhan ekonomi suatu kawasan.

2.3. Keterkaitan antara Korupsi dengan Pembangunan Ekonomi