Aspek teoritis pengembangan model

73 4 HASIL PENELITIAN Industri perikanan di Daerah Istimewa Yoyakarta yang baru berkembang ialah industri penangkapan ikan, industri pengolahan ikan dan industri pemasaran. Usaha penangkapan masih menggunakan perahu motor tempel berukuran 3-5 GT diawaki 1- 2 orang dan wilayah penangkapannya di pantai Laut India kosentrasinya di Kabupaten Gunung kidul, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon progo. Pendapatanya per KK rata-rata sebesar Rp.546.41,- per bulan masih paling rendah bila dibandingkan dengan kelompok pengolah ikan Rp.626.245,- per bulan dan pedagang ikan Rp. 762.668,- per bulan.

4.1 Model Pengembangan Industri Perikanan Dengan Interaksi Sederhana Komponen Terkait

Model pengembangan sederhana meliputi aspek teoritis, interaksi terkait LINT, LIND, LEXT, LUP, KPD, KSTG, KUP dan TPP dengan lebih jelasnya sebagai berikut:

4.1.1 Aspek teoritis pengembangan model

Model pengembangan industri perikanan ini didesain sedemikian rupa dengan memadukan interaksi berbagai komponen terkait yang secara teoritis dibutuhkan dalam pengembangan industri perikanan. Hasil kajian teoritis menunjukkan bahwa beberapa komponen yang terkait dengan pengembangan industri perikanan adalah lingkungan internal LINT, lingkungan industri LIND, lingkungan eksternal LEXT, kompetensi strategi SDM KSTG, kinerja usaha perikanan KUP, dan tujuan pembangunan perikanan TPP. Lingkungan internal LINT dianggap penting dalam pengembangan industri perikanan karena kondisi internal merupakan pijakan aktivitas industri perikanan dan penentu utama apa yang akan diperbuat oleh industri perikanan tersebut. Hal yang terkait atau menjadi parameter lingkungan internal ini adalah teknologi, pesaing, manajemen, modal, sarana, dan sumberdaya manusia. Lingkungan eksternal LEXT dianggap penting dalam pengembangan industri perikanan karena konsentrasi industri dan arah pengembangannya tidak bisa lepas dari kondisi yang ada di sekitarnya, baik yang secara langsung mempengaruhi maupun yang tidak langsung mempengaruhi kegiatan industri perikanan. Menurut Bygrave 74 1997 dan Asri 2000, kondisi eksternal yang mempengaruhi kegiatan usahaindustri terdiri kondisi politik, ekonomi, dan sosial di lokasi indu stri. Komponen ketiga yang terkait dengan pengembangan industri perikanan adalah lingkungan industri LIND. Lingkungan industri LIND merupakan kondisi yang khusus disebabkan oleh berbagai aktivitas pada dunia industri yang dapat mempengaruhi industri perikanan yang dikembangkan. Menurut Porter 1980, komponen atau hal yang terkait atau menjadi parameter lingkungan industri adalah entry barrier , pesaing, supply, dan sumberdaya. Kompetensi strategi SDM KSTG dianggap penting dalam pengembangan industri perikanan karena strategi merupakan langkah atau upaya yang akan dilakukan dalam kaitan dengan pengembangan industri perikanan. Menurut Dollinger dan Marc 1998 dan hasil studi pendahuluan, kompetensi strategi SDM biasanya dilakukan berkaiatan dengan produksi, pemasaran, dan keuangan. Kinerja usaha perikanan KUP menjadi hal penting dalam pengembangan industri perikanan karena kinerja merupakan tolok ukur dari maju mundurnya industri perikanan yang dikembangkan. Parameter kinerja penting untuk menunjukkan performance atau posisi bisnis dari industri perikanan yang dikembangkan. Menurut Senge 1990 dan hasil studi pendahuluan, berbagai hal yang terkait dengan kinerja organisasi adalah payback period, rugilaba, return of investment ROI, dan growth. Kinerja organisasi ini sangat menentukan sejauh mana capaian-capaian yang di dapat oleh industri perikanan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan perikanan yang diharapkan. Tujuan pembangunan perikanan TPP merupakan maksud dan harapan akhir dari dikembangkannya industri perikanan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan mengacu kepada pedoman umum pembinaan kelompok usaha bersama perikanan 2006 dan peraturan menteri kelautan dan perikanan tentang usaha perikanan tangkap 2006, serta hasil studi pendahuluan, maka tujuan pembangunan perikanan yang diharapkan adalah terjadinya pertumbuhan growth, kesinambungan sustainable dan daya saing dalam aktivitas industri perikanan. Hal ini dianggap perlu supaya industri perikanan yang dikembangkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan usaha perikanan tangkap, khususnya di DI Yogyakarta. Agar ada pertumbuhan sebaiknya melakukan optimalisasi pemanfaatan atau pengoperasian alat-alat aset perikanan dan efisiensi pembiayan operasional baik pemerintah maupun swasta, BUMND dan koperasi. 75

4.1.2 Interaksi terkait lingkungan internal LINT