Usaha perikanan tangkap dan kemandirian nelayan Arah transformasi kelompok nelayan

12

2.1.2 Usaha perikanan tangkap dan kemandirian nelayan

DKP 2005, mendefinisikan potensi dan peluang pengembangan sektor kelautan dan perikanan meliputi 1 perikanan tangkap, 2 perikanan budidaya, 3 industri pengolahan hasil perikanan, 4 industri bioteknologi kelautan dan perikanan, 5 pengembangan pulau-pulau kecil, 6 pemanfaatan benda berharga asal muatan kapal tenggelam, 7 deep sea water, 8 industri garam rakyat, 9 pengelolaan pasir laut, 10 industri penunjang, 11 pengembangan kawasan industri perikanan terpadu, dan 12 keanekaragaman hayati laut. Kemandirian nelayan dalam kehidupannya adalah kondisi yang dapat ditumbuhkan melalui proses pemberdayaan empowerment nelayan terutama pada usaha perikanan tangkap. Hal ini dilakukan dengan cara pemberian kekuatan atau daya kepada nelayan dan keluarganya bantuan modal, peralatan tangkap, kapal, dan lain-lain sehingga mampu mengendalikan masa depannya dalam meningkatkan taraf hidupnya. Bawono 2002 menjelaskan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan potensi dirinya berusaha bekerjasama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.1.3 Arah transformasi kelompok nelayan

Transformasi diambil dari kata transformation yang dapat diartikan sebagai proses perubahan. Berdasarkan definisi tersebut diatas transformation secara filosofis mengandung dua pengertian pokok yaitu perubahan dalam bentuk luar performance dan bentuk dalam berupa hakikat atau sifat dasar, fungsi dan struktur atau karakteristik . Transformasi kelompok nelayan dapat diartikan sebagai perubahan bentuk, ciri, struktur dan kemampuan kelompok nelayan dalam menggairahkan, menumbuhkan dan mengembangkan kelompok nelayan, dalam rangka menyehatkan perekonomian masyarakat nelayan. Pada masyarakat perdesaan dan pesisir yang tingkat perkembangan ekonominya masih belum maju dan di dominasi oleh sektor perikanan atau pertanian, transformasi kelompok nelayan sekaligus dapat dipandang sebagai cerminan dari transformasi masyarakat pedesaannya Dumont, 1971. Dalam pengertian yang lebih luas, dikaitkan dengan pembinaan kelompok nelayan sebagai basis kegiatan ekonomi di wilayah pesisir, transformasi kelompok nelayan dapat dipandang sebagai proses modernisasi atau pembangunan wilayah pesisir. Kelompok nelayan yang di pesisir 13 dapat dikembangkan meenjadi lembaga usaha, sepanjang pemerintah melakukan pembinaan terus menerus. Tabel 1 Perbandingan budaya ekonomi tradisional dan modern Dalam konteks pembangunan ini, kelompok nelayan sebagai wadah dari pelaku bisnis di wilayah pesisir dapat dipandang sebagai penggeraknya. Sebagai contoh, menjelaskan tentang transformasi ekonomi pertanian, yaitu perubahan efektivitasnya dari budaya agribisnis tradisionalsubsistence ke yang berciri budaya agribisnis modernkomersial. Dalam contoh ini pelaku agribisnis dalam proses transformasi adalah petani, peternak dan nelayan yang bergabung dalam organisasi kelompok yang berada di pedesaan termasuk wilayah pesisir. Secara singkat transformasi budaya ekonomi tradisional menuju ekonomi pasar dapat dilihat pada Tabel 1. Proses transformasi budaya usaha dicirikan oleh perubahan yang mencakup aspek kaitan pasar dan orientasi ekonomi, jenis mutu, manajemen, dan spirit usaha yang menggerakannya dan bentuk keorganisasian kemitraan usaha dan lainnya. No Penciri Tradisional Modern 1 Orientasi Ekonomi Subsistence Komersial Profit 2 Teknologi Sederhana Tinggi Mutakhir 3 Tenaga Kerja Unskilled Labour Terampil Skilled 4 Manajemen Keluarga Profesional Achievement 5 Penggerak Ekonomi Padat Tenaga Kerja Labour Intensive Padat Modal Capital Intensive 6 Sumber Kapital Kredit Informal Tengkulak Kredit Formal Bank 7 Spirit Usaha Risiko MinimumKeamanan Usaha Motivasi PrestasiWirausahaBerani 8 Ciri Produk Mutu Tidak BakuMusiman Mutu BakuContinue 9 Pola Hubungan Sosial Kontak Langsung Personal Communal Tidak Langsung Impersonal Contact 10 Solidaritas Sosial Mekanik Ditanggung Bersama Collective Action Organik Individual Action Ditanggung Individu 11 Sistem Pengambilan Keputusan FeodalistikSentralistik DemokratikDesentralistik 12 Interdefendensi Antar Pelaku Ekonomi Ekstrim Moderat 13 Kompetisi Dorongan LonggarLemah KetatKuat 14 Ketegangan Sosial Rendah Tinggi 14 Apabila dilihat secara mendalam proses transformasi dipengaruhi oleh adanya a respon terhadap tuntutan hidup yang lebih baik, b dinamika pasar global atau keterbukaan pasar Gambar 1. Deptan 2002, proses transformasi harus dipandang sebagai gejala alamiah dan proses aktif sistem sosial yang berada dibelakang agribisnis dan sejenisnya di pedesaan tersebut. Penetrasi peradaban pasar global merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan, yaitu dicirikan dengan masuknya peradaban ekonomi pasar global dalam kegiatan agribisnis di tingkat pedesaan. Pengaruh ini dapat secara langsung mempercepat transformasi agribisnis dan masyarakat pedesaan melalui pemberdayaan kelompok nelayan. Jika proses transformasi masyarakat pedesaan atau pesisir diserahkan kepada mekanisme dari penetrasi ekonomi pasar saja maka diperkirakan akan memberikan gambaran yang suram bagi pembangunan masyarakat pedesaan dan pesisir, terutama ditinjau dari aspek pemerataan dan penyehatan pengelolaan SDA setempat. 1. Budaya Agribisnis TradisionalIndividu 2. Kolektif Bisnis Sistem Budaya Agribisnis ModernKomersial PROSES TRANSFORMASI - Kaitan PasarOrientasi Ekonomi - TeknologiSDMSumber Energi - KapitasManajemenSpirit Usaha - Bentuk Organisasi Kemitraan Agribisnis, dll. Globalisasi Pasar Respon Terhadap Tuntutan Hidup yang Lebih Baik Perubahan Karakteristik Usaha, Produk Perikanan dan Perannya dalam Perekonomian Pedesaan Energi untuk Peningkatan Kesejahteraan Nelayan dan Masyarakat Pesisir secara Berkelanjutan Gambar 1 Perspektif transformasi budaya agribisnis di pedesaan dan wilayah pesisir sebagai pengaruh tuntutan hidup masyarakat dan penetrasi ekonomi globalisasi pasar Sumber : Deptan, 2002. 15 Sebagai akibat adanya proses transformasi tersebut mencakup aspek pemberdayaan kelompok nelayan maka akan terjadi perubahan karakteristik usaha, produk perikanan dan peranannya dalam perekonomian wilayah pesisir. Perubahan karakteristik usaha menyangkut karakteristik sumber daya manusia nelayan, organisasi kelompok usaha produktif setempat, dan karakteristik usaha yang berkaitan dengan pemberdayaan kelompok nelayan yang menggambarkan penguasaan dan penggunaan teknologi, penguasaan modal, aset strategis lainnya, mutu dan organisasi pengelolaan tenaga kerja keluarga secara organik dan sumber pendapatan keluarga. Sedangkan yang berkaitan dengan produk perikanan akan menggambarkan posisi produk utama perikanan diantara produk perikanan yang diperdagangkan dan persaingan usaha sejenis, kemampuan mengelola modal perkembangan usaha. Adapun yang berhubungan dengan industri pengelolaan perikanan yaitu kemampuan penyerapan modal, penerapan teknologi pasca panen, manajemen usaha, sumber daya manusia dan pengembangan kelembagaan kerjasama usaha. Dalam upaya untuk mencapai tujuan transformasi maka diperlukan suatu daya dan upaya untuk mempercepat proses transformasi yang didukung oleh berbagai komponen tersebut di atas. Bila arah transformasi kelompok nelayan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, maka akan merupakan faktor penggerak energi “abadi” untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan secara berkelanjutan sustainable.

2.1.4 Paradigma pengembangan kelompok nelayan