15 Sebagai akibat adanya proses transformasi tersebut mencakup aspek
pemberdayaan kelompok nelayan maka akan terjadi perubahan karakteristik usaha, produk perikanan dan peranannya dalam perekonomian wilayah pesisir. Perubahan
karakteristik usaha menyangkut karakteristik sumber daya manusia nelayan, organisasi kelompok usaha produktif setempat, dan karakteristik usaha yang
berkaitan dengan pemberdayaan kelompok nelayan yang menggambarkan penguasaan dan penggunaan teknologi, penguasaan modal, aset strategis lainnya, mutu dan
organisasi pengelolaan tenaga kerja keluarga secara organik dan sumber pendapatan keluarga. Sedangkan yang berkaitan dengan produk perikanan akan menggambarkan
posisi produk utama perikanan diantara produk perikanan yang diperdagangkan dan persaingan usaha sejenis, kemampuan mengelola modal perkembangan usaha.
Adapun yang berhubungan dengan industri pengelolaan perikanan yaitu kemampuan penyerapan modal, penerapan teknologi pasca panen, manajemen usaha, sumber daya
manusia dan pengembangan kelembagaan kerjasama usaha. Dalam upaya untuk mencapai tujuan transformasi maka diperlukan suatu daya
dan upaya untuk mempercepat proses transformasi yang didukung oleh berbagai komponen tersebut di atas. Bila arah transformasi kelompok nelayan dapat dicapai
dalam kurun waktu tertentu, maka akan merupakan faktor penggerak energi “abadi” untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan secara berkelanjutan
sustainable.
2.1.4 Paradigma pengembangan kelompok nelayan
Banyak kelompok nelayan yang terbentuk masa lalu, bermula dari inisiatif seorang pemuka masyarakat atau seorang yang memiliki daya pengaruh kuat dalam
mengajak para anggota masyarakat lainnya untuk bergabung dalam wadah kelompok. Kelompok nelayan pada umumnya bersifat tidak formal, yaitu tidak ada ikatan secara
administrasi, kelompok tidak memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, hubungannya lebih kental hubungan sosial dari pada hubungan usaha semacam
koperasi. Kelompok nelayan juga tidak ada batas waktu atau syarat-syarat untuk menjadi anggota kelompok. Kelompok nelayan pada umumnya dipimpin oleh para
tokoh adat setempat dan tidak ada batas waktu sebagai ketua kelompok. Secara konsepsi kelompok nelayan merupakan kumpulan nelayan yang terikat secara non
formal atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan
16 sumber daya, keakraban, kepentingan bersama dan saling percaya mempercayai,
serta mempunyai kesadaran “kolektif” untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kenyataan yang berlangsung saat ini, kelompok hanya dicirikan bahwa
sesama anggota saling mengenal baik, akrab, saling percaya mempercayai, mempunyai pandangan dan kepentingan bersama dalam berusaha serta memilki
beberapa persamaan seperti aspek tradisi, pemukiman, kegiatan usaha perikanan, jenis usaha, status ekonomi, status sosial, bahasa, usia, ekologi dan pendidikan.
Sedangkan kelompok nelayan masa depan tidak hanya mengacu kepada konsepsi dan kondisi kelompok nelayan yang ada sekarang, akan tetapi pengertian
kelompok nelayan yang berdaya saing tinggi yang mampu menghadapi era globalisasi pasar
. Upaya pengembangan kelompok nelayan sebagai basis kegiatan ekonomi di
pedesaan perlu dilihat secara komprehensif, disesuaikan dengan tujuan pembangunan perikanan dan kelautan secara utuh
pada masa yang akan datang. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, kelompok nelayan dipengaruhi oleh perubahan tak
terkendali teknologi, sumber daya alam, prasarana fisik, dan sosial budaya seperti
terlihat pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2 paradigma pengembangan kelompok nelayan dapat
di uraikan bahwa, kinerja kelompok nelayan di masa mendatang dalam mencapai tujuan pembangunan dipengaruhi oleh aspek ekonomi dan sosial budaya. Sistem
ekonomi dipengaruhi oleh pemberdayaan sumber daya manusia skill, manajerial dan organisasi, absorbsi kapital dan adopsi teknologi. Sedangkan aspek sosial
dipengaruhi oleh tata nilai yang mencakup dua hal yaitu sistem moral kolektif dan etos kerja individu. Pemberdayaan kelompok nelayan akan terlihat pada
terbentuknya kesadaran moral untuk lebih mengharmoniskan hubungan antar perilaku usaha, antara manusia dengan sumber daya perikanan dan lingkungan setempat, antar
sesama perilaku sosial pada sistem sosial yang berbeda. Sistem moral ini diharapkan dapat memerankan diri dalam penentuan basic
need , pemerataan kesempatan kerja dan pendapatan, partisipasi dalam pengambilan
keputusan, mobilitas sosial dan penghargaan masyarakat pesisir pedesaan pantai terhadap pemeliharaan daya dukung sumber daya perikanan setempat.
17
SDM - Individu
- Kolektif Pemberdayaan
- SDM - Skill
- Manajerial - Organisasi
KAPITAL Pemngembangan
Potensi SDI Y10
TEKNOLOGI
Sistem Moral EKONOMI
Kinerja Kelompok
SOSBUD
Sistem Nilai
HARMONIS PRODUKTIFITAS
Etos Kerja Produktivitas
Nilai Tambah faktor Produksi
Pendapatan Pemerataan
- Pendapatan - Pekerjaan
Mobilitas Sosial Vertikal
Partisipasi Keputusan
Pemeliharaan Daya Dukung Sumber
Daya Perikanan Pengembangan
Network Y12
Gambar 2
Paradigma pengembangan kelompok nelayan sebagai basis kegiatan ekonomi wilayah pesisir melalui pemberdayaan SDM, kapitalisasi dan
adopsi teknologi Sumber : Deptan, 2000
2.2 Pemberdayaan Nelayan