Interaksi terkait kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD

82 Tabel 11 Koefisien pengaruh dan significance of probability konstruk yang berinteraksi dengan konstruk lingkup usaha perikanan LUP Konstruk Konstruk Indikator Koefisien Pengaruh P STS Keterangan Lingkup usaha perikanan LUP Kompetensi strategi SDM KSTG 0,099 0,042 S Kinerja usaha perikanan KUP 0,099 0,101 TS Tujuan pembangunan perikanan TPP 0,096 0,027 S Kebijakan pemerintah pusat daerah KPD 0,110 0,031 S Keterangan : p = nilai significance of probability; S = pengaruh signifikan; TS = pengaruh tidak signifikan. Dari dua konstruk yang berinteraksi signifikan dengan konstruk lingkup usaha perikanan LUP, pengaruh terhadap kompetensi strategi SDM KSTG sedikit lebih dominan. Hal ini menunjukkan bahwa jenis dan skala kegiatan yang menjadi lingkup usaha perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta selama ini dikembangkan dengan lebih mempertimbangkan kompetensi strategi SDM yang diterapkan daripada tujuan pembangunan perikanan yang ditetapkan Pemerintah. Terkait dengan ini, maka pengembangan usaha perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta harus mengakomodir kondisi tersebut.

4.1.6 Interaksi terkait kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD

Hasil analisis SEM terkait konstruk kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD terlihat pada Gambar 10, sedangkan nilai koefisien interaksi dan significance of probability p untuk setiap dimensi konstruk dan setiap konstruk yang berinteraksi dengan konstruk lingkungan eksternal LEXT disajikan pada Tabel 12. dan Tabel 13. Berdasarkan Tabel 12, konstruk kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD berpengaruh positif tidak signifikan sebesar 0,179 dengan nilai p = 0,401 terhadap dimensi konstruk Bunga X41, berpengaruh positif signifikan sebesar 0,097 dengan nilai p = 0,013 terhadap dimensi konstruk teknologi X42, berpengaruh positif signifikan sebesar 0.226 dengan nilai p = 0,048 terhadap dimensi konstruk prasarana X43, dan berpengaruh positif signifikan sebesar 1,000 dengan nilai p = 0,040 terhadap dimensi konstruk SDM X44. 83 Tabel 12 Koefisien pengaruh dan significance of probability dimensi konstruk yang berinteraksi dengan konstruk kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD Konstruk Dimensi konstruk indikator Koefisien pengaruh P STS Keterangan Kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD Bunga X41 0,179 0,401 TS Teknologi X42 0,097 0,013 S Prasarana X43 0.226 0,048 S SDM X44 1,000 0,040 S Keterangan : p = nilai significance of probability; S = pengaruh signifikan; TS = pengaruh tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi X42, prasarana X43, dan SDM X44 menjadi indikator kebijakan pemerintah penting dan berpotensi serius dapat menganggu kegiatan perikanan tangkap di Daerah Istimewa Yogyakarta jika tidak diperhatikan dengan baik. Dari ketiga dimensi konstruk tersebut, dimensi konstruk SDM X44 merupakan dimensi konstruk yang dipengaruhi paling dominan koefisien pengaruh =1,000 dengan nilai p = 0,040 oleh kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD. Sedangkan aspek prasarana merupakan dimensi konstruk urutan kedua yang dipengaruhi serius oleh kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD. Tabel 13 Koefisien pengaruh dan significance of probability konstruk yang berinteraksi dengan konstruk kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD Konstruk Konstruk Indikator Koefisien pengaruh p STS Keterangan Kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD Kompetensi strategi SDM KSTG 0,097 0,048 TS Kinerja usaha perikanan KUP 0,858 0,033 S Tujuan pembangunan perikanan TPP 0,500 0,024 S Keterangan : p = nilai significance of probability; S = pengaruh signifikan; TS = pengaruh tidak signifikan. 84 Pada Tabel 13 terlihat bahwa konstruk kebijakan pemerintah pusat dan daerah KPD berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja usaha perikanan KUP dan tujuan pembangunan perikanan TPP masing-masing dengan nilai koefisien sebesar 0,098 p = 0,033 dan 0,500 p = 0,024. Tujuan pembangunan perikanan TPP mempunyai dipengaruhi dengan koefisien positif paling tinggi menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah berperan nyata dalam menentukan tujuan pembangunan perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karenanya, hal ini harus benar-benar diperhatikan.

4.1.7 Interaksi terkait kompetensi strategi SDM KSTG