34 keris itu kepada Dora walaupun ia telah mengatakan bahwa ia
disuruh gurunya. Keduanya bersitegang dan berakhir dengan pertarungan. Karena keduanya memiliki kesaktian yang sama,
maka keduanya mati terbunuh dalam perkelahian itu. Aji Saka yang kemudian menyusul menemukan mayat kedua pengawalnya
itu. Di depan mayat kedua pengawalnya itu Aji Saka mengucapkan
: “hana caraka, data sawala, padha jayanya, maga bathanga,” yang artinya abdi-abdi yang setia, terlibat dalam perkelahian,
sama- sama kuatnya, telah menemui ajalnya.” Ucapan Aji Saka itu
dikenal sebagai deretan huruf Jawa. Mustopo 2006: 33 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aksara Jawa
berasal dari huruf palawa. Akasara Jawa merupakan aksara asli salah satu kelompok masyarakat di tanah Jawa. Bentuk aksara Jawa dikenal dengan bentuk
“ngetumbar”, karena kemiripannya dengan salah satu bumbu masakan yaitu “tumbar”. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, asal usul aksara Jawa erat
kaitannya dengan legenda Aji Saka.
2.1.15 Aksara Jawa Nglegena Aksara Dasar
Aksara Jawa Nglegena disebut juga aksara Carakan . Hadiwirodarsono 2010: 5 menyatakan “Aksara Jawa nglegena adalah aksara yang belum
mendapat „sandhangan‟ atau belum diberi sandhangan belum disandhangi”. Menurut Trimo 2011: 31 Aksara Jawa nglegena berjumlah 20, yaitu a ha, n
na, c ca, r ra, k ka, f da, t ta, s sa, w wa, l la, p pa, d dha, j ja, y ya, v nya, m ma, g ga, b ba, q tha,
z
nga. Pada aksara Jawa nglegena terdapat 20 huruf dasar. Semua aksara Jawa
nglegena diucapkan dengan vokal “a”. Suku kata terbuka dengan vocal “a” pada
umumnya d ibaca “ͻ” bukan “a”. Berikut contoh ejaan suku kata terbuka:
1 a
dibaca hͻ
2 n
dibaca nͻ
3 c
dibaca cͻ
35 4
r dibaca
rͻ Aksara Jawa nglegena jika ditulis dengan huruf latin terdiri dari dua
huruf, sehingga sudah membentuk suka kata. Hal tersebut yang menyebabkan gabungan dua atau lebih aksara Jawa nglegena sudah dapat membentuk kata
sederhana meski belum mendapat sandhangan. Untuk penulisan aksara Jawa nglegena
menurut Sujari 2008: 20 “Penulisane ana ing ngisor garis utawa gumandhul ing garis”, yang dalam bahasa Indonesia artinya yaitu ditulis di bawah
garis atau menggantung di garis. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan pengertian aksara Jawa
nglegena. Aksara Jawa nglegena adalah aksara Jawa yang masih utuh, atau belum mendapatkan sandhangan. Aksara Ja
wa diucapkan dengan vocal “ͻ” bukan “a”. Aksara Jawa berjumlah 20 aksara yaitu
a
hͻ
,
n
nͻ
,
c
cͻ
,
r
rͻ
,
k
kͻ
,
f
dͻ
,
t
tͻ
,
s
sͻ
,
w
wͻ
,
l
lͻ
,
p
pͻ
,
d
dhͻ
,
j
jͻ
,
y
yͻ
,
v
nyͻ
,
m
mͻ
,
g
gͻ
,
b
bͻ
,
q
thͻ
,
z
ngͻ
, dan ditulis di bawah garis.
2.1.16 Strategi Pembelejaran Aktif
Menurut Joni 19921993 dalam Anitah, dkk 2010: 1.24 “Strategi
adalah ilmu atau kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah diteta
pkan.” Aqib 2014: 70 mengemukakan pengertian strategi pembelajaran, yaitu:
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Prince 2004: 1
“Active learning is generally defined as any instructional method that engages students in
36 the learning process. In short, active learning requires students to do meaningful
learning activities and think about what they are doing.” Belajar aktif secara umum didefinisikan sebagai metode pembelajaran yang melibatkan para siswa
dalam proses pembelajaran. Singkatnya, pembelajaran aktif mengharuskan siswa untuk melakukan kegiatan belajar bermakna dan berpikir tentang apa yang
mereka lakukan. Strategi active learning pembelajaran aktif menurut Hamdani 2011:
49 adalah “Salah satu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal mungkin
sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara ef ektif dan efisien.”
Untuk menerapkan strategi pembelajaran aktif dapat digolongkan ke dalam prinsip-prinsip yang dapat diamati berupa tingkah laku. Prinsip-prinsip strategi
pembelajaran aktif menurut Hamdani 2011: 49-50 meliputi 1 prinsip motivasi, 2 prinsip latar konteks, 3 prinsip keterarahan pada titik pusat atau fokus
tertentu, 4 prinsip hubungan sosial, 5 prinsip belajar sambil bekerja, 6 prinsip perbedaan perseorangan, 7 prinsip menemukan, 8 prinsip pemecahan
masalah. Berdasarkan pendapat di atas, strategi pembelajaran aktif dapat
diartikan cara-cara yang dipilih dan digunakan oleh guru sebagai pendidik dalam pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif pada proses
KBM. Strategi pembelajaran aktif ini, dilaksanakan berdasarkan strategi pembelajaran berbasis siswa student-centered learning dengan menempatkan
siswa sebagai penanggung jawab dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran aktif sebagai pembimbing, Di dalam active learning kegiatan
37 pencarian makna, informasi, dan pengalaman dilakukan oleh siswa, bukan oleh
guru. Pembelajaran ini menjadikan siswa tidak bergantung kepada guru atau orang lain apabila mereka mempelajari hal-hal baru.
2.1.17 Strategi Pembelajaran Index Card Match