Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Keragaan Kedelai

tengkulak secara perorangan, masih sangat terbatas petani menjual secara berkelompok. Hal ini karena petani membutuhkan uang saat panen sehingga harga jual sangat ditentukan oleh tengkulak, walaupun terjadi tawar-menawar antara petani dan pedagang pengumpul keputusan akhirnya tetap ditentukan oleh pedagang pengumpul. Lembaga tataniaga cenderung menuntut biaya tataniaga dan keuntungan besar dari jasa tataniaga yang dilakukan. Lemahnya posisi tawar petani menyebabkan petani tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga berdasarkan biaya produksi yang telah dikeluarkan, akibatnya tingkat pendapatan petani menjadi rendah. 8 Oleh sebab itu, untuk mengetahui tingkat pendapatan petani dan posisi tawar petani pada tataniaga kedelai di Kabupaten Cianjur maka perlu dilakukan penelitian mengenai usahatani dan tataniaga kedelai. Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur setelah kebijakan tarif impor ditiadakan? 2. Bagaimana saluran tataniaga dan struktur pasar dan tingkat efisiensi tataniaga kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Analisis tingkat pendapatan usahatani kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur setelah kebijakan tarif impor ditiadakan. 8 Antara. 2008. Produksi Kedelai Mesti Ditingkatkan. http:www.antara.co.id . 15 Januari 2008. 2. Mengkaji saluran tataniaga, struktur pasar dan tingkat efisiensi tataniaga kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian mengenai tataniaga kedelai ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk pihak-pihak pengambil kebijakan, diantaranya Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, penyuluh pertanian dan kelompok tani dalam upaya peningkatan hasil dan perbaikan kinerja tataniaga kedelai. Dampaknya dapat meningkatkan pendapatan petani kedelai di lokasi penelitian.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Batasan dari penelitian yang berjudul Usahatani dan Tataniaga Kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini dikhususkan membahas mengenai komoditi kedelai yang dipanen polong tua. Pembahasan tataniaga untuk analisis kualitatif dilakukan pada semua saluran tataniaga yang terlibat, sedangkan untuk analisis data kuantitatif hanya menggunakan data dari saluran tataniaga dengan jalur tataniaga dari Kecamatan Ciranjang ke Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung. II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keragaan Kedelai

Kedelai Glicine max adalah tanaman semusim yang termasuk family Leguminosae diduga berasal dari Cina dan dikembangkan ke berbagai negara seperti Amerika, Amerika Latin dan Asia. Kedelai dapat dibudidayakan di daerah subtropis dan tropis dengan teknis budidaya yang sederhana. Di Indonesia kedelai pertama kali ditanam di pulau Jawa dan Bali pada tahun 1750. Daerah sentra tanaman kedelai mula-mula terpusat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Bali, kemudian meluas hampir di seluruh propinsi di Indonesia. Kedelai mempunyai kegunaan yang luas dalam tatanan kehidupan manusia. Penanaman kedelai dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena akar- akarnya dapat mengikat Nitrogen bebas dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium sp., sehingga unsur Nitrogen bagi tanaman tersedia dalam tanah. Kedelai di Indonesia bernilai tinggi karena tiga alasan: 1 produksinya di dalam negeri dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional, 2 merupakan bahan pangan berkadar protein yang dapat memperbaiki gizi masyarakat, dan 3 merupakan tanaman komersil bagi petani lahan kering. Di Indonesia kedelai dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut dpl. Varietas yang ditanam awalnya berasal dari luar negeri introduksi, diantaranya dari Jepang, Taiwan, Kolumbia, Amerika Serikat dan Filipina. Di sentra pertanaman kedelai umumnya kondisi iklim yang cocok adalah suhu antara 25–27 C. Tanaman kedelai mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap berbagai jenis tanah. Berdasarkan kesesuaian jenis tanah untuk pertanian, maka tanaman kedelai cocok ditanam pada jenis tanah Aluvial, Regosol, Grumosol, Latosol dan Andosol. Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan lahan pertanaman kedelai adalah tataair drainase dan tataudara aerase tanah yang baik, bebas dari kandungan atau wabah Nematoda, dan keasaman pH tanah Rukmana dan Yuyun, 2006.

2.2 Kebijakan Pengembangan Kedelai