Latar Belakang Analisis Usahatani dan Tataniaga Kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki peran yang cukup penting dan strategis dalam pembangunan nasional dan regional. Peranan tersebut terlihat dalam penyerapan tenaga kerja sekitar 41.2 persen maupun dalam perekonomian, seperti yang tercermin pada peranan sektor pertanian dalam pembentukan PDB sekitar 13.8 persen pada tahun 2007. Subsektor tanaman pangan mempunyai peranan sekitar 49.4 persen terhadap pertanian secara keseluruhan. 1 Sektor pertanian yang mempunyai peranan yang strategis dan penting adalah sektor tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia, sehingga peranan ini tidak dapat disubstitusi secara penuh oleh sektor lain kecuali impor pangan. Tanaman pangan merupakan tanaman yang dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan makro manusia terhadap karbohidrat, lemak, dan protein yang berasal dari bahan pangan nabati. Tanaman pangan meliputi padi, jagung, serelia, ubi-ubian dan kacang- kacangan kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang tunggak dan kacang koro. 2 Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung. Kedelai merupakan bahan pangan yang mengandung protein nabati yang sangat tinggi nilai gizinya, mengandung zat anti oksidan yang tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan dan banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. 1 Bank Indonesia. 2008. Produk Domestik Bruto. http:www.bi.go.id . 7 Mei 2008. 2 Badan Penelitian dan Pengembangan Jawa Tengan. 2007. Mekanisme Pengadaan Pangan dan Pupuk di Propinsi Jawa Tengah. http:www.balitbangjateng.go.id . 17 Mei 2008. Konsumsi penduduk Indonesia terhadap kedelai berupa hasil olahan seperti tempe, tahu, kecap, tauco, susu kedelai, oncom, yogurt, mentega, minyak, keripik, dan bahan baku pakan ternak. 3 Konsumsi kedelai per tahun cenderung mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2005 meningkat 9.2 persen, selanjutnya konsumsi meningkat rata-rata 8.2 persen per tahun, sehingga pada tahun 2007 mencapai 2 000 000 ton. Sementara kondisi produksi kedelai nasional berfluktuasi Tabel 1. Pada tahun 2007 penurunan produksi sampai 20.7 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan peningkatan ketergantungan terhadap kedelai impor. Tabel 1 Produksi dan Konsumsi Kedelai Nasional Tahun 2004-2007 Tahun Produksi ton Pertumbuhan Konsumsi Total Ton Pertumbuhan 2004 723 480 2 015 000 2005 808 350 11.7 2 122 000 9.2 2006 746 610 -7.6 2 179 000 8.0 2007 592 381 -20.7 2 234 000 8.4 Sumber : BPS, 2008 Badan Litbang Pertanian, Deptan, 2008 Setiap tahun rata-rata Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 2.3 juta ton pada periode tahun 1996-2005 Tabel 2. Volume dan nilai impor kedelai masing- masing tumbuh sebesar 8.4 dan 7.9 persen per tahun, sedangkan volume ekspor tumbuh rendah yaitu 1.7 persen per tahun. Tetapi nilai ekspor tumbuh tinggi sebesar delapan persen per tahun. Hal ini menunjukkan kedelai yang diekspor berupa produk olahan, sehingga mengalami peningkatan nilai tambah tinggi. Negara yang menjadi tujuan ekspor kedelai terbesar adalah Australia, India, Jepang, Saudi Arabia, Netherland dan Singapore. 3 Departemen Pertanian. 2002. Kedelai. http:www.litbang.deptan.go.id . 31 Januari 2008. Tabel 2 Volume dan Nilai Ekspor Impor Kedelai Indonesia Tahun 1996-2006 Impor Ekspor Tahun Volume ton Nilai 000 USD Volume ton Nilai 000 USD 1996 1 705 583 530 582 1997 1 532 112 518 860 1998 1 033 802 273 776 1999 2 227 321 475 158 7 596 3 606 2000 2 568 565 558 737 12 013 4 490 2001 2 728 358 611 140 21 987 5 808 2002 2 716 641 591 121 13 812 6 569 2003 2 773 668 706 753 13 474 6 018 2004 2 881 735 967 957 17 109 6 211 2005 2 982 986 801 779 8 279 6 080 2006 3 121 334 838 390 8 789 8 406 Sumber : Deptan, 2007 4 Program Peningkatan Kedelai Nasional Tahun 2008 untuk mendorong peningkatan produksi kedelai nasional dilakukan melalui beberapa strategi, yaitu a Peningkatan produktivitas, b Perluasan areal tanam, c Pengamanan produksi, dan d Penguatan kelembagaan dan dukungan pembiayaan. 5 Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Indonesia, walaupun produksi yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan Tabel 3. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi non farm atau petani yang beralih menanam komoditas lain yang lebih menguntungkan, seperti jagung dan sayuran. Daerah yang berpotensi untuk pengembangan kedelai di Jawa Barat adalah Garut, Cianjur, Ciamis, Sukabumi, Indramayu, Tasikmalaya, Sumedang, Kuningan dan Majalengka Dinas Pertanian Jawa Barat, 2006. 4 Departemen Pertanian. 2008. Ekspor Kedelai Pernegara Tujuan. http:database.deptan.go.idbdspweb . 1 September 2008. 5 Team TP. 2008. Press Release Mentan Pada Panen Kedelai. http:ditjentan.deptan.go.id . 4 Februari 2008. Tabel 3 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Kabupaten, Propinsi Jawa Barat, Tahun 2006 No Kabupaten Luas Tanam Ha Luas Panen Ha Produksi Ton Produktivitas KwHa 1 Garut 5 979 5 891 7 925 13.45 2 Cianjur 4 499 3 034 4 431 14.60 3 Ciamis 2 750 2 395 3 336 13.93 4 Sukabumi 1 419 927 1 335 14.40 5 Indramayu 1 156 1 095 1 682 15.36 6 Tasikmalaya 1 128 895 1 159 12.95 7 Sumedang 937 903 1 191 13.19 8 Kuningan 837 761 863 11.34 9 Majalengka 657 614 786 12.80 Sumber: Dinas Pertanian Jawa Barat, 2006 diolah Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten kedua sebagai sentra produksi kedelai di Jawa Barat setelah Kabupaten Garut. Selain itu, Kabupaten Cianjur memiliki prospek pengembangan kedelai, baik sebagai produk primer maupun sebagai produk sekunder olahan yang telah lama dikembangkan di Kabupaten Cianjur seperti tauco, tahu dan tempe. Luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas kedelai di Kabupaten Cianjur periode tahun 2001 – 2006 cenderung berfluktuatif Tabel 4. Produksi kedelai di Kabupaten Cianjur cenderung mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2003 mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pada tahun 2003, harga gabah dan harga beras di pasar mengalami peningkatan akibatnya banyak petani yang melakukan pola tanam padi-padi-padi. Tabel 4 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Kabupaten Cianjur Tahun 2001-2006 No Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 1 Luas Tanam Ha 6 451 5 844 1 434 6 926 4 591 4 518 2 Luas Panen Ha 6 672 5 812 1 563 6 617 5 016 4 460 3 Produksi Ton 7 952 6 788 1 020 10 125 6 710 6 086 4 Produktivitas TonHa 1.09 1.10 1.14 1.25 1.14 1.25 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, 2007 diolah Luas tanam kedelai pada tahun 2007 adalah 4 429 ha, sehingga terjadi penurunan luas areal tanam sebesar 1.97 persen dibanding tahun 2006. Demikian pula luas panen kedelai tahun 2007 adalah 1 506 ha, sehingga ada penurunan luas panen sebesar 66.23 persen dari tahun 2006. Produksi kedelai tahun 2007 sebesar 1992 ton sehingga terjadi penurunan sebesar 67.27 persen, sedangkan produktivitas hasil tahun 2007 sebesar 1.32 ton per hektar. Penurunan ini disebabkan pada periode tanam kedelai tahun 2007 terjadi kekeringan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, 2007. Sentra produksi kedelai di Kabupaten Cianjur terdapat di beberapa kecamatan di wilayah utara dan wilayah selatan Tabel 5. Kecamatan di wilayah utara, sentra produksi kedelai periode tahun 2001-2006 adalah Kecamatan Ciranjang, Sukaluyu dan Bojong Picung, namun pada tahun 2007 Kecamatan Sukaluyu produksi kedelai mengalami penurunan. Sentra produksi di wilayah selatan adalah Kecamatan Sindang Barang, Cidaun dan Leles, sedangkan kontribusi dari wilayah tengah terutama Kecamatan Tanggeung dan Kadupandak tidak terlalu besar Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, 2007. Tabel 5 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Rata-Rata Kedelai di Kabupaten Cianjur Tahun 2001-2006 No Kecamatan Luas Tanam Ha Luas Panen Ha Produksi Ton Produktivitas TonHa 1 Ciranjang 1 164.83 1 237.33 1 736.67 1.372 2 Sukaluyu 995.17 1 145.60 1 272.83 1.338 3 Bojong Picung 881.83 1 072.83 1 482.33 1.381 4 Tanggeung 202.67 224.83 261.50 1.157 5 Kadupandak 101.33 103.50 119.17 1.141 6 Sindang Barang 178.00 184.00 218.17 1.173 7 Cidaun 276.00 297.67 349.50 1.176 8 Leles 201.50 165.00 194.50 1.180 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, 2007 diolah Budidaya kedelai di Kabupaten Cianjur merupakan tanaman cash crop yang umumnya diusahakan pada lahan sawah irigasi dan sebagian kecil diusahakan pada sawah tadah hujan dan lahan kering. Berdasarkan hasil panennya usahatani kedelai di Kabupaten Cianjur dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu hasil panen kedelai dalam bentuk biji tua dan panen dalam bentuk polong muda.

1.2 Perumusan Masalah