III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1
Usahatani
Rahim dan Diah 2007 menyatakan bahwa usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi
tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan pestisida dengan efektif, efisien dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga
pendapatannya meningkat. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran output.
3.1.2 Pendapatan Usahatani Struktur Penerimaan Usahatani.
Soekartawi 1995 menyatakan bahwa penerimaan usahatani adalah ukuran hasil total sumberdaya yang digunakan
dalam usahatani. Istilah lain untuk penerimaan usahatani adalah pendapatan kotor usahatani yang terbagi menjadi pendapatan kotor tunai dan pendapatan kotor tidak
tunai. Pendapatan kotor tunai didefinisikan sebagai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani kedelai, sedangkan pendapatan kotor tidak tunai
merupakan pendapatan yang bukan dalam bentuk uang, seperti hasil panen kedelai yang dikonsumsi dan digunakan untuk bibit.
Struktur Biaya Usahatani. Biaya usahatani merupakan pengorbanan
yang dilakukan oleh produsen petani dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang maksimal. Biaya dalam usahatani dibedakan menjadi dua
yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya
yang dikeluarkan dalam bentuk uang oleh petani sendiri. Sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan petani bukan dalam bentuk uang
tunai, tetapi diperhitungkan dalah perhitungan usaha tani. Soekartawi 1995 menyatakan bahwa biaya usahatani diklasifikasikan
menjadi dua yaitu: a Biaya tetap fixed cost dan b Biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap
jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Artinya besarnya biaya tetap tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
produksi yang diperoleh. Biaya tetap antara lain sewa tanah, pajak, alat pertanian dan iuran irigasi.
Biaya tidak tetap umumnya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk
sarana produksi. Jika menginginkan produksi yang tinggi maka faktor-faktor produksi tenaga kerja, pupuk, dan sebagainya perlu ditambah. Dapat
disimpulkan biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi yang akan dicapai.
Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang dibebankan kepada usahatani untuk penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan alat-alat
petanian dan biaya imbangan sewa lahan. Biaya ini digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika sewa lahan dan nilai tenaga kerja
dalam keluarga diperhitungkan.
Pendapatan Usahatani. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara
penerimaan dan semua biaya yang digunakan, untuk mengukur imbalan yang diperoleh petani akibat penggunaan faktor-faktor produksi. Untuk menilai
penampilan usahatani kecil adalah dengan penghasilan bersih usahatani. Ukuran ini diperoleh dari hasil pengurangan antara pendapatan bersih dengan bunga yang
dibayarkan kepada modal pinjaman, biaya yang diperhitungkan dan penyusutan.
RC Ratio. Analisis efisiensi RC ratio atau rasio penerimaan atas biaya
dihitung dengan cara membandingkan penerimaan total dengan biaya total. Apabila diperoleh nilai lebih dari satu artinya usahatani kedelai yang dilakukan
efisien, tetapi bila diperoleh nilai kurang dari satu artinya usahatani kedelai yang dilakukan belum efisien.
3.1.3 Tataniaga