4.5 Definisi Operasional
1. Kedelai polong muda adalah kedelai yang dipanen pada saat tanaman kedelai berumur 40 hari.
2. Kedelai polong tua adalah kedelai yang dipanen pada saat tanaman kedelai berumur 90 hari dan dikeringkan.
3. Pupuk adalah zat tambahan yang digunakan petani untuk meningkatkan kesuburan tanaman kedelai Urea, SP36, KCl dan pupuk organik.
4. PPC Pupuk Pelengkap Cair adalah pupuk yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan polong.
5. Pestisida adalah zat kimia yang digunakan oleh petani untuk menanggulangi hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai.
6. Pedagang pengumpul tengkulak adalah pedagang yang aktif membeli dan mengumpulkan kedelai dari produsen petani di daerah produksi dan
menjualnya kepada pedagang besar dan pasar lokal. 7. Pedagang besar adalah pedagang yang aktif di pasar-pasar pusat dan
memperoleh barang dari pedagang pengumpul maupun dari petani langsung dan dijual kembali ke pasar induk baik satu propinsi atau luar
propinsi, supplier dan pasar lokal. 8. Pedagang pengecer adalah pedagang yang menjual kedelai kepada
konsumen terakhir di pasar lokal ataupun industri makanan dan pedagang ini membeli kedelai dari supplier, pedagang besar ataupun pedagang
pengumpul.
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Letak Geografis, Topografi, Curah Hujan dan Jenis Tanah
Secara geografis, Kabupaten Cianjur terletak antara 6º 21” - 7° 25” Lintang Selatan LS dan 106º 42” - 107º 25” Bujur Timur BT. Posisi tersebut
menempatkan wilayah Kabupaten Cianjur berada di bagian tengah wilayah Propinsi Jawa Barat, memanjang dari utara ke selatan dengan batas-batas wilayah
secara administrasi, sebagai berikut: a. Sebelah Utara
: Kabupaten Bogor dan Purwakarta b. Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia c. Sebelah
Barat :
Kabupaten Sukabumi
d. Sebelah Timur : Kabupaten Bandung dan Garut
Luas wilayah Kabupaten Cianjur adalah 413 127 ha yang terbagi atas 62 879 ha 30.45 persen lahan sawah dan 287 269 ha 69.55 persen lahan kering
Tabel 8. Wilayah Kabupaten cianjur terdiri dari 30 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 348 Desa. Topografi wilayah didominasi perbukitan hingga pegunungan dengan
ketinggian 0 – 2 962 meter di atas permukaan air laut dpl, dan kemiringan lahan 0 – 40 persen. Iklim di wilayah Kabupaten Cianjur termasuk iklim tipe Af sangat
basah, kecuali sebagian wilayah Kecamatan Cidaun dengan iklim tipe Am dan wilayah gunung Gede dengan iklim tipe Cf. Jumlah curah hujan tahunan relatif
beragam antar wilayah dengan kisaran 1 716 milimeter di wilayah Penyusuhan hinga 4 465 milimeter di wilayah KadupandakCimanggu.
Tabel 9 Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Lahan di Kabupaten Cianjur Tahun 2006
Pengguanaan Lahan Luas
Ha Persen
Lahan Sawah 1. Irigasi Teknis
2. Irigasi Setengah Teknis 3. Irigasi Sederhana PU
4. Irigasi Sederhana Non PU 5. Tadah hujan
15 207 6 236
9 687 17 584
14 165 4.32
1.75 1.76
6.10 4.03
Jumlah 62 879
30.46 Lahan Kering
1. BangunanPekarangan 2. TegalKebun
3. LadangHuma 4. Pengembalaan
5. Rawa 6. TambakKolamEmpang
7. Tidak diusahakan 8. Hutan Rakyat
9. Hutan Negara 10. Perkebunan
11. Lain-lain 22 294
52 054 39 092
700 136
1 046 1 673
29 723 61 453
56 170 22 803
7.74 15.40
11.95 0.30
0.10 0.56
0.46 7.58
16.84 15.18
5.93 Jumlah
287 269 69.54
Jumlah Keseluruhan 413 027
100.00
Sumber: Diperta Kabupaten Cianjur 2006
Jenis tanah di Kabupaten Cianjur terdiri atas 5 jenis yaitu: 1 tanah aluvial yang tersebar di Kecamatan Pacet, Cugenang, Sukaresmi, Cilaku, Naringgul dan
Cianjur, 2 tanah andosol yang tersebar di Kecamatan Pagelaran dan Tanggeung, 3 tanah brown forest yang tersebar di Kecamatan Campaka, Takokak,
Sukanagara dan Cugenang, 4 tanah latosol yang tersebar di Kecamatan Sukanagara, Campakamulya, Cikalongkulon dan Mande, dan 5 tanah podsolik
merah kuning yang tersebar di Kecamatan Cibinong, Agrabinta, Sindangbarang, Kadupandak, Tanggeung, Naringgul dan Warungkondang.
Berdasarkan kondisi sumberdaya alam tofografi, jenis tanah, iklim, penggunaan tanah, dan lain-lain dan sumberdaya manusia, Kabupaten Cianjur
terbagi atas tiga wilayah pembangunan dengan masing-masing karakteristik Diperta Kabupaten Cianjur, 2007, sebagai berikut:
1. Wilayah Pembangunan Utara WPU WPU merupakan dataran tinggi yang terletak di kaki Gunung Gede dengan
topografi didominasi bergunung dan penggunaan lahannya untuk perkebunan, tanaman hortikultura dan lahan sawah. Kecamatan yang termasuk WPU
mencakup Cianjur, Cilaku, Warungkondang, Cibeber, Ciranjang, Sukaluyu, Bojongpicung, Karangtengah, Mande, Pacet, Sukaresmi, Cugenang,
Cikalongkulon, Gekbrong dan Cipanas. 2. Wilayah Pembangunan Tengah WPT
WPT merupakan daerah dengan topografi berbukit hingga bergunung dengan struktur tanahnya labil sehingga sangat peka terhadap erosi dan penggunaan
lahannya untuk perkebunan, tanaman hortikultura dan lahan sawah. Kecamatan yang termasuk WPT mencakup Tanggeung, Pagelaran,
Kadupandak, Takokak, Sukanagara, Campaka dan Campakamulya. 3. Wilayah Pembangunan Selatan WPS
WPS merupakan dataran rendah dengan topografi umumnya bergelombang hingga berbukit yang diselingi oleh pegunungan yang melebar hingga ke
daerah pantai Samudera Indonesia. Tanah di WPS memiliki struktur yang labil dan peka terhadap erosi. Penggunaan lahannya didominasi lahan kering dan
terdapat perkebunan dan lahan sawah dengan luasan yang kecil. Kecamatan yang termasuk WPS mencakup Agrabinta, Leles, Sindangbarang, Cidaun,
Naringgul, Cibinong, Cidaku dan Cijati.
5.2 Sosial Ekonomi